tag:blogger.com,1999:blog-86096983366614362082024-02-08T10:54:25.547-08:00BHANK LHOENKPEMUDA HARAPAN BANGSA!!!!!!Unknownnoreply@blogger.comBlogger28125tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-70466558519611659622012-04-05T10:36:00.001-07:002012-04-05T10:36:48.271-07:00Seni tato dan telinga panjang menjadi ciri khas atau identitas yang<br>sangat menonjol sebagai penduduk asli Kalimantan. Dengan ciri khas dan<br>identitas itulah yang membuat suku Dayak di kenal luas hingga dunia<br>internasional dan menjadi salah satu kebanggan budaya yang ada di<br>Indonesa.<br>Namun tradisi ini sekarang justru semakin ditinggalkan dan nyaris<br>punah. Trend dunia fashion telah mengikis budaya tersebut . Kalaupun<br>ada yang bertahan, hanya sebagian kecil golongan generasi tua suku<br>Dayak yang berumur di atas 60 tahun. Generasi suku Dayak diatas tahun<br>80-an.<br>Tidak ada yang tahu secara pasti kapan suku Dayak mulai melakukan<br>tradisi ini, semua menyatakan mengikuti tadisi yang diyakini juga<br>seabgai tatanan kehidupan sosial suku Dayak. Secara tatanan sosial dan<br>tradisi budaya Dayak, telinga panjang ini merupakan identitas yang<br>tidak bisa di pesahkan dengan kehidupan sosial.<br>PERTANDA WANITA BANGSAWAN<br>Menurut asal-usulnya ratusan tahun lalu, budaya telinga panjang bukan<br>hanya dilakukan wanita, pria juga ada yang memanjangkan telinga. Dan<br>yang memanjangkan telinga hanya kaum bangsawan suku Dayak. Ini<br>menandakan bahwa yang yang bersangkutan adalah keturunan bangsawan<br>Dayak.<br> Telinga panjang pada Wanita Dayak menunjukkan dia seorang bangsawan<br>sekaligus untuk membedakan dengan perempuan yang dijadikan budak<br>karena kalah perang atau tidak mampu membayar utang.<br> Disamping itu telinga panjang digunakan sebagai identitas untuk<br>menunjukkan umur seseorang. Begitu bayi lahir, ujung telinga diberi<br>manik-manik yang cukup berat. Setiap tahun, jumlah manik-manik yang<br>menempel di telinga bertambah satu. Karena itu, kalau ingin mengetahui<br>umur seseorang, bisa dilihat dari jumlah manik-manik yang menempel di<br>telinga. Jika jumlahnya 60, maka usianya pasti 60 tahun karena<br>pemasangan manik-manik tidak bisa dilakukan sembarangan, cuma setahun<br>sekali.<br>Agar daun telinga menjadi panjang, biasanya daun telinga diberi<br>pemberat berupa logam berbentuk lingkaran gelang atau berbentuk gasing<br>ukuran kecil. Dengan pemberat ini daun telinga akan terus memanjang<br>hingga beberapa sentimeter.<br>Selain sebagai status sosial dalam kehidupan masyarakat, telinga<br>panjang juga di nilai dari segi kecantikannya. Semakin panjang telinga<br>seorang wanita Dayak, maka pemilik telinga semakin cantik.<p>MULAI PUNAH<br>Seiring perkembangan jaman dan medernisasi yang perlahan tapi tapi<br>mulai masuk dan menggeser tradisi turun temurun ini. Telinga panjang<br>mulai punahn, menurut informasi yang kami dapatkan adalah ketika mulai<br>masuknya para misionaris ke daerah pedalaman di perkampungan Dayak<br>pada zaman kolonial Belanda dulu.<br> Tapi tidak ada yang tahu persisnya kapan mulai punah, tapi rata-rata<br>yang masih mempertahankan budaya telinga panjang adalah wanita suku<br>Dayak yang berusia diatan 60 tahun. Sedangkan genersi sekarang sudah<br>tidak ada. Budaya ini pun semakin terkikis habis ketika terjadi<br>konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia di daerah perbatasan<br>Kalimantan.<br> Saat itu berkembang stigma di masyarakat, mereka yang berdaun telinga<br>panjang dan tinggal di rumah- rumah panjang, yang dihuni beberapa<br>keluarga, merupakan kelompok masyarakat yang tidak modern. Tidak tahan<br>terhadap pandangan seperti itu, akhirnya beberapa warga memotong<br>telinga panjangnya.<br>Stigma semacam ini terus berlangsung hingga sekarang. Kalangan<br>generasi muda Dayak tidak mau lagi membuat telinga panjang karena<br>takut dianggap ketinggalan zaman dan tidak modern. Hanya sebagian<br>kecil masyarakat Dayak yang masih memegang teguh tradisi berdaun<br>telinga panjang, dan itu pun jumlahnya sangat minim.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-15083820549704529742011-06-01T00:30:00.000-07:002011-06-01T00:30:11.946-07:00Biarlah Orang-orang Bicara Tentang Kita<div style="text-align: justify;">Umur hidup itu, tak beda dengan temapt jual beli berbagai macam barang. Ada barang yang bagus dan juga yg jelek. Orang yang berakal, pasti akan membeli barang yang bermutu meski harganya mahal. Karena barang itu lebih awet dara barang jelek meski harganya murah. "Orang yg tahu kemuliaan alam semesta harus meraih sesuatu yang paling mulia yg ada di alam semesta ini. Dan sesuatu yang paling mahal nilainya di dunia ini adalah, mengenal Allah swt,"</div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Sseorang yang mengenal Allah swt, berarti ia mengetahui ke-Maha Besaran-Nya. Berarti juga mengetahui kekerdilan dirinya, kelemahan dirinya, ketergantungan dirinya dengan Yang Maha Berkuasa. Pengenalan seperti ini yg bisa memunculkan kekuatan dan ketangguhan dalam mengarungi glombang kahidupan. Tiddk takut, tiddk lemah, dan tidak tergantung kepada siapa pun, kecuali Allah dan selama berada di jalan Allah tidak senang, tidak gembira dan tidak bersukacita kecuali bersama Allah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Masruq, seorang mufassir yang juga sahabat Said bin Jubair, yang pernah berujar, "Tak ada lagi yg lebih menyenangkan dari menempelkan wajahku di tanah (sujud). Aku tidak pemah bersedih karena ssuatu mlebihi kesedihanku karena tidak bisa sujud kepada Allah."</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sujud adalah saat-saat seorang hamba yang paling dekat dengan Allah. Sujud, juga tanda ketundukan dan kerendahan seorang hamba di hadapan Allah. Sujud, juga merupakan kepasrahan, ketaatan, kerinduan dan kecintaan seorang hamba pada Sang Maha Mematikan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sahabat.., kita sedang menanti detik demi detik kematian yang pasti mnjemput. Mnunggu saat kita menarik nafas terakhir, dan menghembuskannya lagi utk yg terakhir. Saat udara dingin merayap dari ujung jemari kaki hingga bagian kepala. Saat mata terkatup dan tak bisa terbuka lagi. Ketika badan terbujur dan tak bisa bergerak. Ketika kita masuk dalam keranda, dan diangkat oleh anggota keluarga dan teman2 kita. Setelah itu, biarlah orang2 berbicara tentang kita…</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menyerahkan Diri kepada Allah</div><div style="text-align: justify;">Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu</div><div style="text-align: justify;">dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. (Syeikh Abdul QadirJailani)</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">ketika ibumu melahirkanmu, engkau menangis menjerit, sementara orang2 diskitarmu tertawa bahagia... dan ketika ajal menjemput, disaat orang2 disekitarmu menangis sedih, ruhmu tersenyum gembira.. (sajak Imam r.a)</div><div style="text-align: justify;">MAKA... tunjukilah kami jalan yg lurus, yaitu jalan org2 yang tlh Engkau anugrahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang di murkai & bkn pula jalan mereka yang sesat</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-35211376343225284792011-05-31T10:15:00.000-07:002011-05-31T10:15:13.964-07:00Cerita Cinta Sederhana<div style="font-family: "Helvetica Neue",Arial,Helvetica,sans-serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: grey; text-align: left;">Adikku, cerita cinta sederhana yang menyentuhmu mampu menerbangkanmu, menaungi dan menerangimu hingga keseluruhan langit kehidupan, sesaat seperti indah... Memang aneh- Kadang satu nama yang sering menghiasi fikiran kita begitu mudah memalingkan hampir ke<span class="text_exposed_show" style="display: inline;">seluruhan hidup ini. Hingga saatnya tiba, kenyataan mematahkan harapan, merasa gagal dan tak berguna,..sadarilah, menunduklah.. renungkanlah sekali lagi, apa sebenarnya tujuan kita dibangunkan tadi pagi dan ribuan pagi sebelumnya? Sesungguhnya, cahaya yang kita butuhkan itu sedikit, porsi cinta yang terlalu banyak akan membakar dan membutakanmu. Jika kamu tidak bisa melupakan orang yang kamu cintai, itu wajar karena kamu terlalu sering melihat kebelakang, coba lihat kedepan; lihat 40 tahun kedepan, dia pasti akan jadi nenek nenek atau kakek kakek atau mungkin udah dikubur, mungkin juga kamu yang dikubur duluan ^_^ Adikku, jangan memendam Kekecewaan. Cairkan dengan maaf dan Arahkan.. Renungkanlah gas yang Bergejolak dalam sebuah tabung Elpiji. Hanya orang yang cerdas yang bisa mengalirkannya menjadi manfaat manfaat tapi juga sangat berbahaya bila terus dipendam hingga meledak. Seperti itulah kekecewaan, kita pun bisa mengalirkan kekecewaan mendalam kedalam karya karya berkualitas.. Orang bahagia adalah bukan mereka yang tidak pernah kecewa, tapi mereka yang mampu memaafkan dan melepaskan kekecewaan itu kemudian berdiri mengendalikannya. Lihat dengan Cerdas. Ada energi besar dalam kekecewaan mendalam yang bisa kita arahkan kedalam hal hal Positive. Hal pertama yang harus kita perlihatkan kepada calon pasangan kita adalah kekurangan kita, sehingga kelebihan kita akan menjadi 'hadiah' untuknya saat dia mengetahui dengan sendirinya nanti. Katakanlah; "Aku bukan orang yang sempurna, dan kamulah penyempurna-hidupku, menyempurnakan kebahagiaan menuju kebahagiaan yang sempurna disisi Allah kelak.." Adikku, kita tidak bertanggungjawab atas apa yg orang pikirkan tentang kita, tapi kita bertanggungjawab atas apa yang telah kita lakukan sehingga mereka 'berfikir' tentang kita. Adikku, Hal yang sering tidak kita sadari dan membuat kita jatuh dan merasa tidak berguna; Adalah ketika, kita lupa menyayangi hati dan diri sendiri, kemudian terus menerus menyalahkannya. Padahal semua dari kita tahu, bahwa semua orang ga ada yang sempurna dan masing masing mereka sibuk memikirkan .. k e k u r a n g a n n y a. Ketahuilah, biasanya laki laki berkata apa yang mereka fikirkan, sementara wanita berkata apa yang mereka rasakan.. Jadi kesimpulannya, "rahasia kebahagiaan" adalah dimana jika laki laki mampu memahami apa yang wanita rasakan DAN wanita mampu memahami apa yang laki laki fikirkan. Tidak ada tawar menawar didalamnya ^_^ Utarakanlah apa yang ada dihatimu, agar tenang. salah satu hal yg paling tidak disukai laki laki adalah kepura puraan, dan sepertinya di dunia ini semua senang terhadap kejujuran. Atau tetap berbahagialah dengan kesendirianmu, Jangan 'kesendirian' membuatmu khawatir tentang apa yang difikirkan orang lain tentangmu. Segera perbaharui lagi niatmu dan katakanlah; "kesendirianku ini adalah cerminan ketangguhan..dan kemenanganku dalam menghindari hal hal yang di inginkan" Agar kamu bahagia dalam kesendirian sebelum pilihan Allah menemuimu. Adikku, Bayangkan sebuah suasana, "bahagia" rasanya ketika kita 'diberi maaf' oleh seseorang-setelah tahu kita telah bersalah besar.. dalam seni memaafkan, kita juga harus berani 'memberi kebahagiaan' kepada saudara atau yang memusuhi kita dengan kata 'maaf'. Karena Islam mengajarkan maaf yang sempurna, dan "renungkanlah", bahwasannya Allah juga Maha Pemberi Maaf. Maafkanlah, relakanlah.. Ikhlaskanlah! Ingatlah, jika hati kita sehat, prasangka kita juga sehat, jiwa kamu juga sehat.. Jika kita mulai iri, curiga, apalagi ber-prasangka saat itu hati kita lagi ga sehat, artinya jiwamu juga tidak sehat.. alias sakit. Sebenarnya dari dulu Allah telah menyediakan obat yg cocok disegala situasi dan kondisi, hanya obat ini sangat berharga jadi disediakan bagi mereka yang berfikir saja; IKHLAS adalah obat yang sangat tepat bagi semua macam bentuk penyakit yang mengguncang tubuh maupun jiwa termasuk kegagalan dan segala bentuk kekecewaan, BAHKAN KEMATIAN. Adikku Ga usah menyesali yang tidak berharga; Kita bisa membayangkan dengan mudah penyesalan penghuni neraka, tapi tahukah bahwa Rasulullah saw memberitakan bahwa penghuni syurgapun ada yang menyesal ^_^ Rasulullah saw bersabda; "Tiada sesuatu yang disesali oleh penghuni surga kecuali satu jam yang mereka lewatkan (di dunia) tanpa mereka gunakan untuk berzikir kepada Allah Azza wajalla". (HR. Ad-Dailami) Adikku, kita tidak akan pernah bisa menjadi sempurna, tapi kita bisa mencobanya. Biarkan dia, mereka atau siapapun..berfikir tentangmu, tentang Apapun. Itu tidak akan mengurangi atau mencuri kebahagiaanmu sedikitpun selama hatimu tidak tergoyahkan. Sedahsyat apapun, badai kegelisahan yang datang pasti akan kembali; kembali kelautan. Adikku, minder adalah kondisi dimana kita sedang lupa bahwa orang dihadapan kita pun punya kekurangan dan sebenarnya diapun sedang sibuk memikirkannya, jika dia percaya diri, bedanya hanya sedikit; dia sadar bahwa sifat ini sangat menghambat dalam menjemput kesempatan kesempatan.. ^_^ Adikku, kadang mimpi kita kepada kebahagiaan besar yg kita rencanakan, membuat kita melupakan kebagagiaan kebahagiaan kecil disekitar kita. Manusia sering lupa untuk berterimakasih kepada matahari yang ikhlas menyinari setiap jalanan yg kita lewati seharian Adikku, analisa lagi hatimu dan perhatikanlah. Jika hatimu "ganteng" wajahmupun akan ganteng dan penuh optimisme, jika pagi pagi kmu terbangun dengan hati yg cantik.. hari itu akan cantik bagimu dan sekitarmu. Ada yang mengatakan hidup itu indah; Banyak juga yang mengatakan hidup itu susah, kedua duanya benar. Secara psikologis, ketika kita mengatakan hidup ini sulit, secara tidak langsung kita telah mengintruksikan kepada pemikiran bawah sadar kita bahwa hidup itu sulit, sehingga pikiran kita sempit, selalu negatif, lupa bersyukur dan segala sesuatunya kemudian benar benar menjadi sulit karena dari awal kita sudah pesimis. Ketika kita mengatakan hidup ini Indah; Secara tidak langsung kita telah mengatakan kepada pikiran bawah sadar kita bahwasannya hidup ini penuh dengan keindahan.. dan kita berada dalam suatu zona tenang, mempermudah situasi, berfikir jernih dan selalu mempelajari setiap kejadian dari sisi baiknya sehingga kita selalu berprasangka baik dan hidup penuh syukur yang kemudian melahirkan hari hari yang indah dengan sendirinya. Adikku, Gelombang Ujian akan selalu datang.. Jangan menghabiskan energi untuk menghindar atau melawannya, sikapi dengan tenang dan cerdas! Bangkit dan berselancarlah bersama gelombang itu. Berselancarlah bersama deru derunya, dan temukan keindahannya... Dan buktikanlah bahwa pilihan Allah tidak akan pernah merugikanmu. Adikku, Cinta sejati adalah Cinta yg senantiasa bersahutan, berderu deru dalam gemuruh ombak, beriak digelisah lautan, diam dalam ketenangan ikan ikan, Indah dalam kesedihan, Nikmat dalam kekecewaan dan tidak mati dengan kematian. Cinta yang akan tetap indah, meski terbagi miliyaran angka tak terbatas semesta.. Itulah mahabbatullah, arahkan cinta kita untuk meraih Cinta-Nya. Jangan pernah menyesali apa yang telah terjadi, tentang apa apa yang telah kita pilih dan kita lakukan di semua masalalu kita. Yakinkanlah bahwa dirimu telah melakukan hal terbaik yang mengantarkan kita kepada hari ini -dan berakhir indah dengan cerita yang saat ini kau genggam. Adikku ingatlah bekal dari kaka, Bekal terbaikmu dipersinggahan dunia ini adalah ridho Ayah Ibu kita. Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah shalallahualaihi wassalam pernah berbicara sambil memegangi kerah baju seorang laki laki dan berkata; "Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu!." Ada makna mendalam didalamnya, sungguh perkataan beliau adalah kebenaran. Bayangkan ketika kamu "ridho" atas seseorang.. kamu akan memberi hampir semua hal yang dia minta ketika kamu mampu melakukannya. Apa yang akan terjadi jika Tuhanmu ridho kepadamu, sedangkan Dia mampu memberi apapun bahkan hal yg tidak mungkin bagi logikamu? Saat Tuhanmu ridho-lah, disana kamu Sukses! Dan sebagian ridho Tuhanmu ada diridho orang tuamu, awali kesuksesan kecilmu dari ridho mereka. Adikku, Kebahagiaan itu dihatimu. Jika niatmu indah, jalanan yg kamu lalui akan indah - meski hasilnya belum tentu indah -setuju atau tidak itu tak penting, tapi percayalah, niat yang kurang indah hasilnya tak akan pernah indah karena kebahagiaan itu dihatimu, dan penderitaan adalah kesalahanmu sendiri, kamu terbuai dalam mimpi mimpi keindahan yg belum diraih lalu melupakan kebahagian kebahagiaan sederhana disekitarmu. Ketahuilah bahwa Allah tidak melihat hasil, tapi kesungguhanmu dalam menerjemahkan gelisahnya lautan dalam perspective ketenangan ikan ikan didalamnya. Sering kita mengira kebahagiaan akan terlahir saat kita terlepas dari ujian yang saat ini mengguncang kehidupan kita, hingga kita terjebak dan terus menunggu gelombang itu hilang, semantara badai tak kunjung reda, silih berganti menekan logika menerpa jiwa dan menggetarkan kokohnya keimanan, hampir saja manusia berkata "lelah... apakah ini taqdir? Terkadang niat baik tidak selamanya bersahutan dengan kebaikan, ketika kemudian perbuatan baik kita bertabrakan dengan idealisme yang bertolak belakang - disanalah - saatnya kita mengokohkan kembali niat yg menyelinap dan bertahta dihati kita. Ingat lagi, bahwa perhitungan Allah tidak akan merugikanmu.. ? Hati itu akan diadili, dengan sebaik baiknya pengadilan. dimana Allah sebagai Hakim Nya, Bahagialah dalam Islam-mu ^_^ Islam tidak sekedar bahasa halal haram atau retorika syurga dan neraka, iSlam adalah seni - jalanan indah nan sempurna menuju Cinta Tuhanmu, Cinta yang terlahir karena pemahaman bukan Cinta pengatas namaan.. Jika kita mendambakan kebahagiaan orang lain, maka kamu akan mendapati kebahagiaan itu selalu menjadi milik orang lain. Kita umat Islam, carilah kebahagiaan didalamnya dan berbahagialah dengan Islam mu. Berbahagialah dengan hal hal kecil, sebelum hal besar itu kau genggam ditanganmu ^_^ "...Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut isterinya". (Al-Hadits, riwayat Ahmad dan Abu Dawud) Ada berjuta juta Alasan untuk berkata Alhamdulillah, bahkan melebihi batas batas angka. termasuk Alasan, kenapa kita dibangunkan kembali pagi Ini. Adikku belajarlah dari Kupu Kupu Lihatlah... dia tidak mengeluh atas hidupnya yang sebentar, tapi dalam hidupnya yang begitu singkat dia telah menebarkan keindahan dan membuat orang yang melihatnya senang,. ^_^ Kesenangan buat kita, untuk manusia yang memahami. Karena semua Mahluk yang Allah ciptakan Itu sempurna, untuk menyempurnakan keindahan Hati kita, agar kita bersyukur. Seakan kupu kupu ingin menyampaikan pesan; "Berhentilah menyesal, wahai manusia... jangan terlarut dalam penyesalan. karena kita dihidupkan Hari ini bukan Untuk disesali, tapi dijalani dan disyukuri. Agar kamu Bahagia lebih lama lagi, hingga menemui kebahagiaan yang abadi. Nanti," Adikku, Hidup itu sederhana. Seseorang tiba tiba saja datang dikehidupan kita menyatu dalam jiwa, mengubah arah penglihatan kita bercerita berencana dan seterusnya...hingga waktu semakin tidak kita mengerti, dan akhirnya dia pergi. lalu kemudian sosok lain datang menggantikannya Akan kau temui, sebuah sosok yang dengan sederhana muncul sesaat dan terlibat dalam hidup kita, kemudian kisahnya membekas untuk selamanya. Sederhana. Seperti itulah kehidupan, Keseluruhannya adalah pelajaran, kesemuanya fatamorgana, penuh dinamika dan berubah ubah mengikuti desiran waktu yang beriak. Kadang kita merasa disakiti, kadang kita menyakiti. Adikku lihatlah kehidupan lebah. ^_^ Belajarlah dari lebah yg hidupnya baik, bermain dan bekerja ditempat yang baik baik dan menghasilkan sesuatu yang baik baik, bahkan namanya diabadikan Allah Ta'ala dalam Al Qur'anulkariim -kebaikan hidupnya yang singkat bisa kita jadikan bahan tafakur pagi ini. Lihat saja si lebah kecil itu, Mereka kecil tapi tidak diam saat musuh mengganggu anak anaknya yang sangat mereka sayangi, lebah yg indah berubah menjadi pemberani dan diperhitungkan bahkan sama manusia dan teman temannya. Dengan kekuasaan Allah, mereka mampu membuat rumah yang juga bermanfaat bagi manusia; sarang madu, dia ambil madu dari bunga bungaan...bunga yg ia hinggapi juga tidak merasa rugi bahkan terbantu proses penyerbukannya agar si serbuk sarinya menjadi buah. Adikku, Hari ini milikmu; maka Berbahagialah Saat terbangun dipagi hari, tanamkan keyakinan dihatimu bahwa tepat dhari itu kamu telah terlahir kembali karena Allah telah mempercayaimu untuk kembali hidup dihari ini agar kita mempersiapkan diri untuk bekal di Akhirat. Bukan untuk menyesali hari kemarin, atau mengawali penderitaan masa depan. Kita terlahir lagi dalam satu kesempatan waktu yang sama untuk memperbaiki diri dari masalalu, mencari bekal sebanyak banyaknya bekal, karena Akhirat itu Abadi dan tiada Akhir. Jangan Awali dengan Mengeluh ^_^ Yakinkan sekali lagi bahwa Allah telah mempercayaimu. Yakinkan, Agar bibirmu bergetar dan melantunkan syukur. Hari ini milikmu. Milik Kita semua, Mungkin Allah tidak pernah menciptakan kesedihan dihatimu, itu hanya kesalahan penerjemahan perspective mu. Adikku, Kebahagiaan itu sederhana, Lepaskanlah sumbat sumbat emosi yang mengikat Jiwamu atas kemarin yang telah kamu lewati, meski kita semua tahu bahwa kita terlahir dari masalalu dan dipengaruhinya. Jadikan itu cerita Indah agar kamu tidak terjerumus di lobang yang Sama. Adikku, Cerdaslah menyikapi masalalu. Tarik nafas dan, Regangkanlah syaraf syaraf Obsesimu untuk besok. Kendalikan dan Arahkan serta Tata ulang hatimu, siapkan stock sabar, dan sempurnakan dengan Ikhlas. Ikhlas Adalah obat dari segala Obat, yang akan meredam semua kegelisahan dari berbagai situasi kegagalan atas obsesi obsesi yang tidak atau belum terwujud. Adikku, lihatlah padi. Kita bisa belajar darinya; Padi bisa berdiri kokoh di atas lumpur basah karena saling berpegangan sama saudaranya, hidup rukun dan saling menguatkan.. mereka juga hidup hanya sebentar, tapi dari waktu yang singkat itu mereka bisa membuat manfaat yang begitu besar bagi kehidupan manusia dan mahluk lain disekitarnya. Dalam hidupnya yag singkat juga terdapat pelajaran yang indah, lihat saja; padi yang mulai berisi dia menunduk, sama sekali tidak takabur, dia semakin menunduk dari hari kehari mempersiapkan dirinya hingga dia benar benar matang untuk kemudian di ambil petani sebagai makanan, sebagiannya disemai kembali. Jikapun ada salah satu padi itu yang berdiri congkak, itu juga pelajaran, laksana manusia yang kosong tidak berilmu. Okeys...? Sekarang tersenyumlah.! Jika hatimu terasa pedih atas sesuatu yang tidak dimengerti. Jangan diam, bangkitlah segera. Format ulang partisi partisi hati yang membingungkan itu, simpanlah data prosa prosa itu sebagai kenangan saja dan simpan semua files backup-nya di folder masalalu. Jangan lupa, Install Antivirus yang uptodate. Trojan Trojan Cinta kini ... Perhatikanlah, begitu cerdasnya komputer. saat diperintah dia langsung laksanakan dalam 0,00 sekian detik. Normalnya Begitu. Tapi ada kalanya, saat tidak normal, dia suka mals saat diperintah; lemotszz dan lola.. Mungkin Manusia yg diperintah Allah terus mals juga tidak normal yeaa.. malah sibuk ngurusin patahati ^_^ Adikku, dewasalah... Hal yang lebih bahaya dari kebodohan adalah ketika orang pintar merasa benar dan 'membenarkan' kebenarannya dengan 'pembenaran pembenaran', lalu orang bodoh disekitar ikut membenarkannya. Lembutkan Hatimu wahai saudaraku, saat hati mengeras kita akan sangat sulit menerima kebenaran yang sebenarnya. Islam ini sedang dipersimpang jalan saudaraku..penuh duri duri yang tidak seluruhnya kita mengerti. Jalanan ini semakin bercabang... Jangan karena terbius 'tsiqah', kita melupakan kewajiban untuk 'mencari ilmu' dan meraih ridha-Nya, karena dakwah ini adalah jalanan Islam. Adikku, jangan terlena di pagi hari kalian, Terus gali potensi keahlian hingga jadi ahli dalam bidang apapun; dan percayalah kelak pekerjaanlah yang mencari kalian. Mau tau kenapa mereka nganggur? Karena mereka cari uang, bukan cari pekerjaan. Cari uang itu sulit jika tidak tau caranya, jika kita cari pekerjaan Uang datang sendiri. Adikku, memang berat, dirimu bersungguh sungguh belajar saat semua teman temanmu bercanda canda dalam kelalaliannya. Tapi percayalah, kelak akan kamu temukan, saat mereka mencari cari pekerjaan.. Pekerjaan akan mencarimu; orang ahli. Dan tidak pernah ada seorang Ahli yang hidupnya lalai. Adikku, saat bibirmu berkata "sulit" itu adalah kesimpulan dari apa yang kamu fikirkan, secara tidak disadari kata itu juga menjadi kesimpulan yang akan diterjemahkan aktifitas tubuhmu hingga kehidupanmu makin sulit. Mungkin senyum yang di ukir bibirmu pun adalah sebuah signal yang mengintruksikan pesan kepada tubuh bahwa dirimu baik baik saja, kemudian hatimu menjadi baik. "Telah sukses orang yang beriman dan memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun akan DISENANGKAN Allah dengan pemberianNya itu". (HR. Muslim) Adikku, Jika kamu ingin, kamu akan mencari. Jika kamu mencari kamu akan menemukan. Jika kamu menemukan, kamu akan ragu. Jika kamu ragu, kamu akan bertanya. Jika kamu bertanya, kamu akan mengerti. Jika kamu mengerti kamu akan paham. Jika kamu telah paham kamu pasti akan ingin lebih paham lagi, saat itulah hidupmu benar benar hidup dan hidup dengan pengalaman pengalaman itu. Because Islam Is Art. This live is just Amazing.. Take a look deeply, this world are so colorful. How beautiful it is, totally depend to how smart u paint on it. Than u'll find, there is no single reason to complaint about, to His perfectness. Just open your heart and see. In the end of the day, u'll realize there was a million millions reason to say Alhamdulillah. Dirangkai dari status dan headline catatan January - February 2011 Semoga menggugah dan bisa menjadi celah celah bersyukur untuk terus menggali dan mencari keridhaan Allah subhanahuwwataala. Aamiin Dari Langit Fajar, Riyadh 2011 Silahkan di shared, Copyright, Nuruddin Al Indunissy [<a href="http://nuruddin-al-indunissy.blogspot.com/2011/02/tunas-tunas-kebahagiaan-chapter-4.html" rel="nofollow" style="color: #3b5998; cursor: pointer; text-decoration: none;" target="_blank"><span>http://nuruddin-al-indunissy.b</span><wbr></wbr><span class="word_break" style="display: block; float: left; margin-left: -10px; padding: 0px;"></span><span>logspot.com/2011/02/tunas-tuna</span><wbr></wbr><span class="word_break" style="display: block; float: left; margin-left: -10px; padding: 0px;"></span>s-kebahagiaan-chapter-4.html</a>]<span class="Apple-converted-space"> </span></span></span></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-45002017151880281042011-05-31T10:05:00.001-07:002011-05-31T10:05:33.844-07:00Having is Giving<span class="Apple-style-span" style="border-collapse: separate; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: small; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: 2; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: 2; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px; text-align: left;">Malam itu disebuah rumah yang besar dan mewah tengah berlangsung sebuah Pengajian yang diikuti oleh para jama'ah kalangan elite menengah keatas, seperti biasa setelah selesai ceramah sang Ustadz memberikan kesempatan kepada para Jama'ah untuk bertanya, lalu salah seorang Dokter Spesialis spontan angkat tangan mengajukan sebuah masalah yang telah lama mengganjal dalam kehidupannya.<br />
<br />
" Assalamu'alaikum, kenalkan nama saya dr Brata, alhamdulillah saya senang dan saya cukup memahami semua yang Ustadz uraikan dalam pengajian kita kali ini, ada satu hal yang sampai saat ini saya belum bisa melakukannya….." Tanya dr Brata.<br />
<br />
" Ya…., boleh tahu, tentang hal apa pak Dokter ? sela sang ustadz.<br />
" Begini pak Ustadz, sudah sejak lama saya mengetahui bahwa sesorang yang memberikan hartanya kepada orang lain itu adalah perbuatan yang sangat baik, tetapi itu teori, prakteknya ketika saya akan melakukan hal itu, hati dan perasaan saya selalu menentangnya, saya selalu tidak mampu melakukannya. Menurut pendapat saya, ini kan hasil jerih payah saya sendiri, mengapa mesti diberikan kepada orang lain dengan sebuah keharusan. Saya pikir ini tidak mendidik orang untuk belajar kerja keras dan hal semacam itu tidak harus dipaksakan, kalau hati lagi ingin ya saya memberi, kalau tidak ingin ya tidak perlu harus mengada-ngada untuk memberi" kata dr.Brata<br />
<br />
Suasana mendadak sunyi karena pertanyaan dr Brata yang diluar dugaan para Jama'ah, semua berdiam diri ingin mengetahui kelanjutan dan arah pertanyaan dr.Brata. setelah berhenti sesaat dr Brata melanjutkan pertanyaannya yang belum selesai.<br />
<br />
"…. Tetapi Ustadz pikiran semacam itu tidak lama di benak saya, karena sesaat kemudian berubah lagi, karena terfikir oleh saya lagi bahwa semestinya setiap orang harus peduli kepada sesamanya, tetapi saat saya akan memberi dan membantu orang lain yang sedang memerlukan, kembali saya tidak mampu melakukannnya, dan pertentangan seperti itu di hati saya berlanjut sudah cukup lama bahkan hingga saat ini belum juga terpecahkan. Hati saya sering menolak kalau apa yang saya miliki harus saya berikan kepada orang lain, sementara hati kecil saya sering berkata, saya harus membantu orang lain… karena itulah mohon Ustadz dapat memberi nasehat kepada saya, agar saya bisa berbuat sesuatu tanpa adanya pertentangan di hati, terima kasih ".<br />
<br />
" Begini pak dr Brata, Islam ini adalah Perilaku, bukan sekedar tahu, menjalankan Islam bukan sekedar mengetahui secara ilmu, tetapi malakukan aplikasi secara sadar karena kita tahu bukan asal mengikuti orang lain, meskipun pada tahap awal kita seringkali meniru orang lain yang bisa kita percaya, nah melakukan kebajikan dengan cara sekedar ikut-ikutan seperti itu akan banyak terjadi pertentangan bathin dalam diri kita, sama persis seperti yang bapak alami saat ini ".<br />
<br />
" kalau boleh saya Tanya, Pak Brata masih percaya dengan Al-Qur'an dan Sunnah-Sunnah Rosulullah ? Insya Allah saya percaya Ustadz, tetapi jujur saya belum banyak tahu tentang kandungan Al-Qur'an dan Sunnah Rosulullah karena memang saya belum banyak belajar tentang Islam ".<br />
" Alhamdulillah kalau Pak Brata percaya dan iman kepada Allah, Rosul dan Kitab Al-Qur'an……Pak Brata, suatu ketika Rosulullah SAW pernah menyampaikan sesuatu kepada para Sahabatnya, yang sangat erat kaitannya dengan pertanyaan Bapak tadi, Rosulullah SAW bertanya kepada para Sahabatnya " manakah yang lebih kalian inginkan, harta milik kalian sendiri atau harta milik ahli waris kalian ? ", " tentu kami kami lebih menginginkan harta milik kami sendiri ya Rosul ", jawab mereka.<br />
" Ketahuilah bahwa harta seseorang itu adalah yang ia berikan di Jalan Allah, sedangkan harta yang ia tahan (disimpan) adalah milik ahli warisnya ( HR.Bukhari).<br />
<br />
Sahabat Rumah Yatim Indonesia yang berkahi Allah SWT, harta manakah yang kita inginkan ? harta yang bisa menemani kita di Alam Penantian ( Barzah ) hingga mengantar kita ke Puncak Kenikmatan yang tiada tara ( Sorga ) ataukah harta ahli waris kita? Yang ketika kita meninggal kelak seluruh harta dan asset simpanan kita akan menjadi rebutan bahkan pertengkaran para ahli waris kita !<br />
<br />
( Maaf, ini bukan berarti kita dilarang memberikan warisan kepada anak istri kita, justru Nabi menganjurkan agar 'Kita Tidak Wafat Dulu' sebelum melihat anak istri kita hidup dalam kesejahteraan, jangan sampai meninggalkan mereka dalam keadaan Miskin sehingga mereka jadi peminta-minta )<br />
<br />
Seberapa lama lagikah jatah hidup kita di dunia ini ? mungkin tinggal 10 atau 40 tahun lagi, bandingkan kita akan hidup kembali di Akhirat kelak sekitar 15 Milyar tahun tidak ada kematian lagi, bayangkan betapa indahnya kita akan hidup 15 Milyar tahun dengan segala macam kenikmatan yang jauh melebihi kenikmatan Duniawi.<br />
<br />
Akankah kita biarkan harta-harta kita tersimpan di dunia ini tanpa mampu mendampingi dan mengantar kita kepada kehidupan dan kenikmatan yang sebenarnya ? ataukah harta-harta kita itu akan kita jadikan bahan bakar yang akan membakar kita sendiri selama-lamanya ?<br />
<br />
"....Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, beritakanlah kepada mereka akan azab yang pedih. Pada hari dimana harta mereka dipanaskan dalam neraka jahanam lalu dibakarnya dahi, rusuk, dan punggung mereka dan dikatakan kepada mereka, inilah harta benda yang kamu simpan untuk dirimu sendiri. Rasakanlah sekarang! Rasakan balasan dari apa yang kamu simpan itu”. (At-Taubah: 33-35).<br />
<br />
Ataukah kita akan mengukir sebuah Penyesalan yang amat dalam, ketika jatah hidup kita sudah habis dan Malaikat Maut telah dihadapan kita untuk menjemput sementara kita sudah tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa lagi dengan segala harta dan kekayaan kita yang telah lama ditunggu oleh para ahli waris kita.<br />
<br />
“Dan belanjakanlah sebahagian dari apa yang Kami berikan rezeki kepadamu sebelum kematian itu datang kepada seseorang diantara kamu, lalu dia berkata, ya Rabb-ku, kenapa tidak Engkau tangguhkan kematianku kepada ajal yang dekat supaya aku bisa bersedekah, sehingga jadilah aku orang-orang yang shalih? Dan Allah tidak akan menangguhkan kepada seseorang apabila telah datang ajalnya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Munafiqun: 10-11)<br />
<br />
( Ayat ini menggugah kesadaran kita bahwa, ketika kondisi kesehatan dan jatah hidup kita sudah akan habis, dan kita melihat anak istri kita sudah bisa hidup mandiri dan berkecukupan, maka kita disuruh mensegerakan membelanjakan Harta-harta kekayaan kita yang masih tersimpan di Jalan Allah, agar kelak kita tidak menyesal)<br />
<br />
Mendengar penjelasan seperti diatas, dr Brata tidak mampu berkata-kata lagi, hanya terdiam, memnunduk sambil menahan buliran air mata agar tidak sampai jatuh ke pipinya. suasanapun menjadi sunyi namun tak lam kemudian kesunyian itu kemudian terpecahkan oleh suara dr.Brata yang berkata pelan hamper tak terdengan suaranya :<br />
<br />
" Terima kasih Ustadz, saya baru mengerti sekarang, sungguh saya telah melakukan kesalahan yang besar. Semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan saya juga keluarga saya, saya baru mengerti kalau harta yang kita berikan adalah harta kita yang sebenarnya dan ternyata harta yang kita simpan tidak memiliki arti apa-apa bahkan bisa jadi mencelakakan kita….".<br />
<br />
" MILIK KITA ADALAH APA YANG KITA BERIKAN….. HAVING IS GIVING " bisik dr Brata dengan nada bertanya pada diri sendiri. "…benar pak Brata, Milik Kita adalah Apa Yang Kita Berikan….", Sahut sang Ustadz mengakhiri penjelasannya.<br />
<br />
Sahabat, Alhamdulillah saat ini Pembangunan Kampus Nubuwwah Sistem Rumah Yatim Indonesia di Tasikmalaya Jawa Barat akan memulai Pengecoran Gedung Serba Guna tahap I, setelah sebelumnya telah menyelesaikan Bangunan 6 ruang Asrama Anak Asuh, 2 ruang Asrama Guru, 3 ruang Belajar, 2 ruang Kantor, 1 ruang Dapur Umum, I ruang Klinik dan 4 buah Kamar Mandi dan Toilet, insya Allah inilah Cicilan Istana Sorga Kita dan inilah harta-harta kita yang sesungguhnya yang akan mengantar kita semua kepada Kehidupan yang sebenarnya kelak.</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-54543930266907236612011-02-15T19:48:00.001-08:002011-02-15T19:48:19.372-08:00MENCINTAI DAN MENGINGAT ALLAH<br />
<br />
Allah swt berfirman :<br />
." Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal [yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi ...[seraya berkata]," Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau , maka peliharalah kami dari siksa neraka." [QS Ali-Imran:190-191]<br />
<br />
Bagi orang yang senantiasa mengingat Allah swt akan mendapatkan pahala yang besar dan derajat yang tinggi. Ada pun orang yang lalai mengingat Allah swt, bagi mereka Allah swt berfirman :<br />
." Dan jangalah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik. Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni surga. Penghuni-penghuni surga itulah yang beruntung ." [QS Al-Hasyr:19-20]<br />
<br />
Sedangkan orang yang berpaling dan lupa mengingat Allah swt, karena sombong, menganggap remeh atau karena lemahnya iman mereka, sehingga mereka ikut-ikutan mengejar ambisi duniawi semata, maka Allah memperingatkan mereka akibatnya.<br />
Sebagaimana firman Allah swt :<br />
." Dan siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, " Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpun aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang dapat melihat?"<br />
Allah berfirman, "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu [pula] pada hari ini kamu pun dilupakan." [QS Thaha:124-126]<br />
<br />
Jika kita selalu mengingat Allah swt. maka hati kita akan menjadi tenang dan tentram serta merasa lapang.<br />
Allah swt berfirman :<br />
." [Yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram." [QS Ar-Ra'd:28]<br />
<br />
." YA Allah,<br />
sesungguhnya aku memohon kepada-Mu<br />
untuk tetap mencintai-Mu<br />
dan orang-orang yang Engkau cintai<br />
serta dapat beramal yang dapat<br />
mendekatkanku untuk mencintai-Mu<br />
Ya Allah<br />
perkenankanlah kiranya Engkau<br />
menjadikan cintaku kepada-Mu<br />
melebihi cintaku kepada diriku sendiri<br />
keluarga dan air yang sejuk ." [Al Hadist]Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-5029752092116989002010-12-30T21:32:00.001-08:002010-12-30T21:32:22.080-08:00KISAH SI MATA BIRU(Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup. Barakallah Fiikum....) dan setiap kali saya membaca nya ada rasa yang membuat saya selalu menitikkan air mata . <br />
<br />
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya. Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama “Smiling.” Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.<br />
<br />
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald’s yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.<br />
<br />
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu “bau badan kotor” yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.<br />
<br />
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang “tersenyum” kearah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima ‘kehadirannya’ di tempat itu.<br />
<br />
Ia menyapa “Good day!” sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya ‘tugas’ yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah “penolong”nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.<br />
<br />
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan “Kopi saja, satu cangkir Nona.” Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.<br />
<br />
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua ‘tindakan’ saya.<br />
<br />
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.<br />
<br />
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja / tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap “makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua.”<br />
<br />
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata “Terima kasih banyak, nyonya.” Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata “Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian.” Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.<br />
<br />
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata “Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan ‘keteduhan’ bagi diriku dan anak-2ku! ” Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena ‘bisikanNYA’ lah kami telah mampu memanfaatkan ‘kesempatan’ untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.<br />
<br />
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin ‘berjabat tangan’ dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap “Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada di sini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami.”<br />
<br />
Saya hanya bisa berucap “terimakasih” sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada ‘magnit’ yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 ‘tindakan’ yang tidak pernah terpikir oleh saya.<br />
<br />
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa ‘kasih sayang’ Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!<br />
<br />
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan ‘cerita’ ini ditangan saya. Saya menyerahkan ‘paper’ saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, “Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?” dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang di dekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.<br />
<br />
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya. “Tersenyumlah dengan ‘HATImu’, dan kau akan mengetahui betapa ‘dahsyat’ dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu.”<br />
<br />
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah ‘menggunakan’ diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald’s, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu:”PENERIMAAN TANPA SYARAT.”<br />
<br />
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara :<br />
"MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI"<br />
<br />
, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA...Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-31337498251966088562010-12-28T09:26:00.001-08:002010-12-28T09:26:29.503-08:00Suporter<a href="http://www.facebook.com/album.php?aid=52254&id=1456871423&l=48d3c31de0">http://www.facebook.com/album.php?aid=52254&id=1456871423&l=48d3c31de0</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-19157352564204150322010-12-28T08:43:00.000-08:002010-12-28T08:43:19.798-08:00BELAJAR DARI ISTAMBUL<div style="text-align: justify;">Tiga puluh jam menjelang pertandingan leg kedua final Piala AFF 2010 antara Timnas Indonesia melawan Malaysia, ingatan saya tiba-tiba melayang pada peristiwa di Atatürk Olympic Stadium kota ISTANBUL, Turki, 25 Mei 2005. Saat itu dua tim besar di Eropa, AC Milan berhadapan dengan Liverpool dalam final Piala Champions.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Milan datang dengan kekuatan penuh. Di sana ada Kaka, Andriy Sevcenko, Hernan Crespo, dan Paolo Maldini, satu di antara sedikit palang pintu terbaik di dunia pada saat itu. Dida berdiri tegak di bawah mistar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">The Gank Anfield juga datang dengan kekuatan yang tak bisa dianggap remeh. Steven Gerrard lagi segar-segarnya. Ditopang pemain berpengalaman sekelas Dietmar Hamman, Sami Hyypia, dan bek yang seperti tak pernah mengenal lelah, Jhon Arne Rise. Penjaga gawang masih dipercayakan kepada Jerzy Dudek, asal Polandia, yang memiliki tinggi 1,85 sentimeter dan belakangan merumput di Real Madrid.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebelum <em>kick off</em>, banyak orang memperkirakan pertandingan akan berlangsung alot sejak menit pertama. Maklumlah, ini bukan pertemuan dua kesebelasan kemarin sore. Mereka mempunyai sejarah panjang di liga negaranya masing-masing, juga strategi, teknik, dan tentu saja gengsi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ternyata perkiraan itu meleset. Belum dua menit wasit Manuel Mejuto Gonzales asal spanyol meniup peluit, gawang Dudek sudah kebobolan. Maldini yang membuat Liverpudlian terdiam. Pemain yang baru saja meraih <em>Ballon d'Or</em> versi majalah <em>France Football</em> (1994) berhasil memanfaatkan umpan Andrea Pirlo melalui tendangan <em>first time</em>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bukan hanya Liverpudlian yang terdiam, pemain Liverpool pun seakan tak percaya. Konsentrasi mereka sempat terganggu. Komunikasi antarpemain menjadi tak jalan, <em>passing</em> tak lagi akurat, dan banyak bola yang mudah direbut pemain Milan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mirip ketika Safee Sali memasukkan bola pertama kali ke gawang Markus Maulana di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur. Banyak orang yang tak percaya bek sekelas Maman Abdurahman memilih tak segera menguasai bola hingga akhirnya dengan mudah direbut Norsahrul Idlan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemain dan pendukung Liverpool makin terhenyak ketika Hernan Crespo berturut-turut memaksa Dudek memungut bola dari dalam gawangnya. Kedudukan pun berubah menjadi 3-0. Tak berubah hingga babak pertama berakhir. Separuh pertandingan menjadi milik Milan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Saat itu, banyak orang yakin, Milan pasti akan keluar sebagai juara. Di kamar ganti, kabarnya, pemain Milan juga sudah tertawa-tawa. Ada yang bernyanyi. Suasananya ceria. Gembira. Begitu juga dengan Milanisti. Mereka yakin Piala Champions yang menjadi kebanggaan klub di Eropa bakal diboyong ke Milan untuk kali keenam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>Dukungan Suporter </strong></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Namun ada yang terlupakan di Atatürk Olympic Stadium, yakni pemain ke-12. Pendukung Liverpool yang memerahkan stadion, ternyata tak putus memberi dukungan kepada Luis Garcia dan kawan-kawan. Mereka terus menyanyikan <em>you'll never walk alone</em>, lagu wajib pendukung Liverpool. Sepanjang pertandingan, tanpa henti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Siapa pun yang hadir di sana, pasti akan merinding mendengarnya. Koor raksasa itu bergemuruh, menenggelamkan suara tertawanya para pemain Milan di kamar ganti.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Seperti tak mengenal putus asa, mereka terus menyanyi. Tak ada cemooh, nada sumbang menyalahkan pemain, atau coba-coba mencari kambing hitam. Semua berdiri dan bernyanyi bersama-sama.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hasilnya, seperti kita ketahui bersama. Liverpool berhasil menyamakan kedudukan pada babak kedua menjadi 3-3 dalam waktu 45 menit. Ingat hanya 45 menit, sedangkan kita masih punya 90 menit lagi. Gerrard, Vladimer Smicer, dan Alonso membuat Jaap Stam dan Clarence Seedorf tak habis pikir. Bagaimana kesempatan juara yang sudah di depan mata jadi menjauh?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Adu penalti pun terpaksa dilakukan. Di sini mental pemain terlihat. Siap atau tidak menendang dari titik pas di bawah sorot mata puluhan ribu penonton stadion. Serginho, Pirlo, dan Shevcenko gagal menaklukkan Dudek. Sedangkan Liverpool hanya Rise yang tak berhasil mengecoh Dida. Liverpool akhirnya keluar sebagai juara melalui pertandingan yang mendebarkan para pendukungnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Timnas Indonesia yang ketinggalan 0-3 pada leg pertama, bukan tak mungkin bisa membalikkan keadaan dan merebut Piala AFF 2010 untuk kali pertama. Kualitas pemain kita tak kalah bila dibanding Malaysia. Mereka pernah dihajar Timnas tanpa ampun 1-5 di Stadion Gelora Bung Karno di babak penyisihan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Timnas memang bukan Liverpool. Malaysia juga bukan AC Milan. Tapi tidak ada yang tak mungkin di lapangan hijau. Apalagi, sepakbola bukan matematik, statistik, terlebih politik. Semuanya masih bisa terjadi pada 30 jam mendatang.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Suporter Indonesia juga bisa mencontoh Liverpudlian. Besok, teruslah bernyanyi <em>Garuda di Dadaku</em> secara bersama-sama di Stadion GBK. Buat pemain Malaysia merinding tanpa harus membawa laser, petasan, atau benda apa pun untuk dilempar ke dalam lapangan. Jadilah ksatria.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jangan juga meluapkan ketidakpuasan dengan mengeroyok wasit atau mengejar pemain lawan. Mari kita tunjukkan pada dunia--dan khususnya penonton Malaysia, meski (seandainya) Timnas Indonesia gagal meraih juara Piala AFF pada tahun ini, tapi kita masih bisa pulang dengan kepala tegak.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebab, Indonesia mempunyai suporter yang luar biasa kompak, membanggakan, dan menjunjung tinggi nilai sportivitas. Berjanjilah untuk tak membuat keributan, apalagi merusak--seperti saat mengantre beli tiket, jika kita kalah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Menang kalah adalah biasa dalam sebuah pertandingan. Namun, menjadi suporter yang dewasa akan menjadi pengalaman yang teramat luar biasa bagi kita.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Selamat bertanding Timnas Indonesia. Jangan pernah ragu dengan kami. Kemarin, hari ini, dan esok hari, Garuda tetap ada di dada kita semua.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150101270999467 </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-53280366931015609832010-12-28T02:11:00.000-08:002010-12-28T02:11:12.018-08:00LOGIKA MARX<div class="MsoNormal"></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #804040; font-size: x-large;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 24px;"><b><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="color: #804040;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB 1: MARX TENTANG PENJELASAN ILMIAH</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
oleh Jindrich Zeleny</span></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jawaban-jawaban Marx atas pertanyaan-pertanyaan mengenai tujuan analisis teoretikal yang dipergunakan dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CAPITAL</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, jika dikemukakan secara terpisah-pisah satu dari lainnya, pada pengelihatan pertama berbeda, dan kadang-kala bahkan saling bertentangan satu sama lainnya.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tujuan analisis dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CAPITAL</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, menurut Marx, adalah memberikan </span></span><b><i><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">analisis mengenai</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">modal dalam struktur dasarnya</span></span></span></i></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, menyajikan </span></span><b><i><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">organisasi inti dari cara produksi</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kapitalis, bahkan dalam gaya idealnya</span></span></span></i></b><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></i></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Di lain tempat Marx juga merumuskan tujuan analisis teoretikalnya mengenai kapitalisme itu dalam perumusan yang terkenal: </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">'.....menjadi tujuan pokok karya ini untuk mengungkapkan hukum gerak ekonomi dari masyarakat modern.....</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">'</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Ini berarti </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menerangkan hukum-hukum istimewa yang menentukan asal- usul, keberadaan, perkembangan dan kematian suatu organisme sosial tertentu dan pergantiannya oleh suatu organisasi sosial lain yang lebih tinggi'</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Tekanan lebih dulu diletakkan atas </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">organisasi inti</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">struktur dasar</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, kemudian atas </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hukum-hukum gerak</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hukum-hukum perkembangan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Bagi Marx, suatu analisis struktural dan genetik tidak mengandung pertentangan, dan tidak menghasilkan suatu penanganan paralell atau beruntun. Yang menjadi perhatian Marx adalah menyajikan cara produksi kapitalis itu sebagai suatu struktur yang berkembang-sendiri, lahir-sendiri dan hancur-sendiri. Analisis teoretikal yang mengarah pada tujuan ini adalah suatu analisis struktural-genetik yang terpadu.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pengertian yang sama sebagaimana Marx berbicara tentang </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">struktur dasar</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, ia juga merujuk pada hubungan-hubungan yang bersesuaian </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dengan konsep modal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">tipe</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">umum dari hubungan kapitalis</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Maka dalam hubungan-arti itu </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">memahami secara</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">ilmiah</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> bagi Marx berarti penyajian karakteristik-karakteristik dari suatu tipe, organisme atau keutuhan tertentu yang berkembang- sendiri.....</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">melakukan suatu analisis</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">struktural-genetik</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Originalitas prosedur Marx dapat didemonstrasikan dengan membandingkannya dengan yang oleh pendahulu-pendahulunya, teristiwa Ricardo, dalam ekonomi politik teoretikal diartikan dengan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">penjelasan ilmiah</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, dengan batasan bahwa mereka memaparkan tafsiran- tafsiran mereka mengenai penjelasan ilmiah itu hanya secara implisit (Ricardo) atau secara implisit dan eksplisit (Adam Smith).</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5)</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ada keterbatasan-keterbatasan dalam suatu analisis perbandingan seperti itu. Perbandingan-perbandingan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara: secara supra-historikal dan kontinjen......dalam hal mana perbandingan itu bukannya mendekatkan, melainkan bahkan menjauhkan kita dari suatu pemahaman yang benar, atau cara merujuk pada asal-mula asal-mula: dalam hal ini maka penerapan metode perbandingan itu, spesifikasi dari perbedaan- perbedaan atau persamaan-persamaan, menjadi perkiraan- perkiraan dan alat bagi pengumpulan material untuk penanganan lebih lanjut, akan suatu pemahaman secara materialis-dialektikal mengenai gejala dalam keharusan pekembangannya. Kita lakukan analisis perbandingan dalam pengertian yang kedua. Di antara sistem-sistem ekonomi Ricardo dan Marx terdapat suatu hubungan genetik langsung. Dua tipe penjelasan ilmiah yang berbeda terkandung dalam sistem- sistem ilmiah yang meliput subjek yang sama. Karenanya terdapat titik tolak yang menguntungkan bagi penafsiran originalitas konsep Marx mengenai penjelasan ilmiah, yaitu tipe logikal dari pemikiran ilmiah Marx pada tahap pertama perkembangannya. Namun, aku tidak mempersoalkan di sini aspek-aspek pertanyaan lebih luas mengenai bagaimana konsep metode ilmiah Ricardo--yaitu yang termasuk pada tipe logikal Locke--diklasifikasikan dalam tatanan historikalnya yang luas, kedudukan apa yang ditempatinya, dan hubungan apa yang dipunyainya dengan tipe-tipe metode ilmiah lainnya dalam ilmu modern, dsb.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Analisis perbandingan awal yang kulakukan bagaimanapun tidak mempermasalahkan perbedaan antara konsepsi Marx dan suatu tipe penjelasan ilmiah pra-Marxis yang penting, sebagaimana yang dikembangkan dalam filsafat klasik Jerman, teristimewa oleh Hegel. Penggarapan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">konsekuensi-konsekuensi</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> analisis perbandinganku yang bersifat pengantar tentu saja tidak mungkin dilakukan dalam bab-bab berikutnya tanpa meneliti peranan Hegel dalam perkembangan tipe logika Marx dan menerangkan originalitas konsep Marx dalam hubungannya dengan Hegel.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam analisis Ricardo mengenai kapitalisme terkandung suatu konsep penjelasan ilmiah yang dapat dikarakterisasi sebagai berikut:</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(a) Ia membedakan permukaan empirikal dari hakekat (esensi).</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(b) Hakekat itu difahami sebagai sesuatu yang tidak dapat berubah, sesuatu yang sudah ada dan untuk selama-lamanya, jadi analog dengan hukum-hukum Newton. Bentuk-bentuk empirikal dari gejala-gejala dianggap sebagai bentuk-bentuk fenomenal langsung dari suatu esensi yang tetap, yang sebagian diteliti dan kemudian ditetapkan, dan sebagian lagi diterima sebagai suatu perkiraan yang berdiri sendiri. Bentuk-bentuk empirikal dari gejala-gejala adalah tetap karena sifat a-historikalnya dan bersamaan dengan itu bersifat variabel dalam hubungannya dengan perubahan-perubahan kuantitatif.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(c) Persoalan-persoalan mengenai sasaran seluruh analisis itu muncul dalam suatu bentuk yang lebih dijabarkan:</span></span></span><br />
<ol start="1" type="i"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">perubahan-perubahan kuantitatif apakah yang terjadi pada bentuk-bentuk empirikal itu jika itu bergantung pada perubahan- perubahan dalam esensinya;</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perubahan-perubahan kuantitatif apakah yang terjadi pada bentuk-bentuk empirikal itu jika bentuk-bentuk empirikal tertentu yang berada dalam suatu hubungan timbal-balik berbeda secara kuantitif?</span></span></span></li>
</ol><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jumlah kerja yang diperlukan untuk produksi suatu barang dagangan jelaslah menjadi esensi tetap yang menjadikan mungkin--demikian menurut Ricardo--difahaminya secara asasi semua gejala ekonomi kapitalis dan </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">untuk menetapkan hukum-hukum yang mengatur distribusi ini..... di antara tiga klas dalam masyarakat, yaitu pemilik tanah, pemilik saham atau modal.... dan kaum buruh....</span></span></i></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang, menurut Ricardo, menjadi tugas pokok ekonomi politik.Perbedaan asali antara gejala empirikal dan esensi mula-mula muncul pada Ricardo dalam bentuk sebuah pertanyaan: apakah sebenarnya </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dasar</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai tukar semua barang</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">?</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Jika kita meneliti kedalam struktur penyajian kapitalisme oleh Ricardo, setelah penentuan azas bahwa kerja adalah substansi nilai-tukar, maka yang kita dapatkan dalam kenyataannya adalah suatu pembagian bab-bab yang agak tidak logikal yang bercirikan pertanyaan- pertanyaan yang diajukan secara beruntun oleh Ricartdo. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah yang berikut ini:</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah yang menjadi sebab utama dari perubahan-perubahan dalam nilai-nilai nisbi (relatif) suatu barang dagangan?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah adanya kualitas-kualitas kerja yang berbeda menjadi sebab perubahan-perubahan dalam nilai nisbi suatu barang dagangan?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah penggunaan modal konstan yang lebih besar atau yang lebih kecil mempengaruhi perubahan dalam nilai nisbi suatu barang dagangan?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah naiknya atau turunnya upah-upah mempengaruhi salah satu perubahan dalam nilai nisbi suatu barang dagangan?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Akibat-akibat apakah yang timbul dari perubahan-perubahan dalam nilai uang atau dari perubahan-perubahan dalam nilai barang-barang dagangan yang ditukarkan dengan uang?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah pemilikan atas tanah dan perkembangan sewa yang dihasilkan olehnya, mempengaruhi nilai nisbi barang-barang dagangan, secara tidak tergantung pada jumlah kerja yang diperlukan untuk produksi barang-barang dagangan?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah yang menjadi sebab perubahan terus-menerus dalam laba dan tingkat bunga yang dihasilkan olehnya?</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara keseluruhan kita meneliti perubahan-perubahan dalam nilai-tukar (suatu hubungan kuantitatif) dengan perkiraan bahwa kerja menjadi dasar nilai-tukar dan bahwa ia bergantung pada perubahan-perubahan kuantitatif pada faktor-faktor dan bentuk-bentuk empirikal yang berbeda dari ekonomi kapitalis. </span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menamakan penelitian Ricardo sebagai suatu </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kuantitativisme</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> berarti mengabaikan kenyataan bahwa ia tidak bekerja dengan suatu reduksi lengkap dari ciri-ciri kualitatif pada ciri-ciri kuantitatif. Ia juga tidak sampai pada mekanika klasikal dan materialisme mekanikal.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Dalam penyajian-penyajiannya memang terdapat determinasi-determinasi kualitatif, tetapi analisis teoretikal Ricardo tidak memperlakukan itu sebagai determinasi-determinasi kualitatif, karena--bertentangan dengan sifat determinasi-determinasi kualitatif--itu semua ditarik secara tidak kritikal dari permunculan-permunculan, dari dunia empirikal, sebagai tetap, tidak dapat berubah, langsung. Maka, misalnya upah, laba dan bunga adalah bentuk-bentuk pendapatan dalam kapitalisme yang secara kualitatif dibeda-bedakan. Ricardo tidak meneliti itu semua, namun, dalam hubungan kualitas-kualitas khasnya, melainkan menganggap itu sebagai tiga sumber </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">alamiah</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang konstan dari tiga klas </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">alamiah</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang konstan dari kependudukan dan mengabdikan seluruh penelitiannya pada masalah perbedaan-perbedaan dalam hubungan-hubungan kuantitatif yang berbeda di antara ketiga bentuk pendapatan itu, teristimewa antara faktor-faktor yang berbeda dalam cara produksi kapitalis dan bentuk-bentuk pendapatan itu.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Ini menunjukkan betapa pendirian kuantitatif yang berat-sebelah itu menyertai pendirian a-historikal.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pendirian kuantitatif juga terdapat dalam karya Ricardo dengan masuknya perbedaan dasar antara nilai-tukar dan esensinya, sebagaimana disebut di atas. Ricardo tidak selalu konsisten dalam pembedaan itu. Sekalipun lebih sering dibedakannya antara hubungan-hubungan kuantitatif (dalam hubungan soal ini nilai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">relatif</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">) dan yang dapat orang sebut </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai mutlak</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang muncul dalam hubungan kuantitatif itu, Ricardo kadang-kadang mengacaukan persoalan-persoalan, yang di kemudian hari dibikin terang oleh Marx dengan membedakan antara </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> (</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">substansi-nilai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">) dan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai-tukar</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> (</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">). Pada umumnya, Ricardo tidak mengembangkan perbedaan ini, padahal ini diperlukan agar memahami </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dasar sesungguhnya dari nilai-tukar</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan untuk memusatkan analisis secara tepat pada penelitian atas perubahan-perubahan kuantitatif dalam nilai-nilai tukar.</span></span></span></div><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600"
o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f"
stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"/> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/> <v:f eqn="sum @0 1 0"/> <v:f eqn="sum 0 0 @1"/> <v:f eqn="prod @2 1 2"/> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/> <v:f eqn="sum @0 0 1"/> <v:f eqn="prod @6 1 2"/> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/> <v:f eqn="sum @8 21600 0"/> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/> <v:f eqn="sum @10 21600 0"/> </v:formulas> <v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/> <o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="" style='width:300pt;
height:3pt'> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\User\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif"
o:href="http://www.fortunecity.com/millennium/oldemill/498/graphic/line3a.gif"/> </v:shape><![endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img height="4" src="file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_i1025" width="400" /></span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Catatan:<o:p></o:p></span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Karl Marx, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Vol.3, Progress, Moscow, 1971, hal. 267, 837. (Selanjutnya disebut </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol.3)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Karl Marx, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Vol.1, Allen & Unwin, London, 1957, hal.xix. (Selanjutnya disebut </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> vol.1)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 102</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol.3, hal. 143</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Lihat Adam smith, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Essays on Philosophical Subjects</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Basel, 1799, hal. xix. (Selanjutnya disebut Smith, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Essays</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6. Lihat V. Filkorn, dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Metoda vedy</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Bratislava, 1956, hal. 6, 60, 139, 142, 160, dsb.; dan R. Lenoble, "Types d'explication et type logiques au cours de l'histoire des sciences", dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Actes du XIieme</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Congres International de Philosophie</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Amsterdam dan Louvain, 1953, hal. 10-15; dan lihat di bawah, Bagian III, Bab. 18</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7. David Ricardo, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles of Political Economy and Taxation</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Ed. ke-3, ed. R.M. Hartwell, Penguin, Harmondsworth, hal.49. (Selanjutnya disebut Ricardo, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">., hal 57, dan lihat juga hal. 55-71, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">passim</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9. Pendirian kuantitatif Ricardo yang berat-sebelah dibedakan dari positivisme, yang memisahkan hubungan rupa dan esensi dari penjelasan ilmiah dan menurunkan pengetahuan ilmiah menjadi hubungan-hubungan matematikal pada tingkat rupa.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10. Lihat pemaparan Ricardo mengenai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sifat modal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sifat sewa</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">passim</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></b></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="color: #804040;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB 2: TRANSFORMASI KONSEP-KONSEP</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
oleh Jindrich Zeleny</span></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apabila kita meneliti bagaimana pendirian kwantitatif Ricardo yang berat-sebelah itu menyumbang pada konsep baru tentang penjelasan ilmiah yang dikemukakan dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CAPITAL</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Marx, maka harus kita perhatikan hal-hal di bawah ini:</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(a) Marx tidak mengenyampingkan penelitian Ricardo mengenai hubungan-hubungan kuantitatif dalam pertukaran barang dagangan sebagai tidak berharga bagi suatu pemahaman mengenai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dasar real nilai-tukar</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sifat modal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Marx mengakui peranan positif penelitian-penelitian Ricardo itu dalam memperoleh pengetahuan ilmiah akan objek-objek yang diteliti.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(b) Namun begitu, menurut Marx, penelitian-penelitian itu hanya menghasilkan suatu </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pemaparan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> kasar dan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">tidak cukup</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan karenanya menjadi </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">cacat</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, karena peranannya yang rendahan, yang bersifat sementara dalam pemahaman (persepsi) objek, keterbatasan-keterbatasannya, peranannya hanya sebagai salah-satu dari aspek-aspek individual dari proses persepsi itu tidak dimengerti, karena itu dikedepankan sebagai kebenaran total, sebagai pengetahuan akan karakteristik-karakteristik, esensi (</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sifat</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, sebagaimana lebih suka dikatakan oleh Adam Smith dan Ricardo) dari objek-objek yang sedang diteliti. Dalam hal ini, semua itu mau-tidak-mau dikaitkan dengan suatu pemahaman kategori-kategori</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang a-historikal.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(c) Penggeseran pendirian kuantatif yang berat-sebelah dari Ricardo itu oleh Marx tidaklah berarti bahwa Marx kurang mencurahkan perhatian pada aspek kuantitatif dari objeknya. Bahkan dapat dikatakan, bahwa aspek kuantitatif dari objek itu ditanggapi secara lebih tepat dan lengkap dalam segi-segi ia mempunyai arti penting bagi persepsi ilmiah dari objek itu (artinya, persepsi akan keharusan perkembangannya, pelengkapan analisis struktural-genetik dari objek itu). Misalnya, analisa Marx mengenai atribut-atribut kuantitatif dari tingkat rata-rata) nilai--mula-mula kebesaran-kebesaran mutlak, kemudian kebesaran-kebesaran relatif dan kemudian lagi kebesaran-kebesaran nilai dalam hubungannya dengan uang.dsb.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2)</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(d) Marx dapat </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">membenarkan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> pembatasan diri dan pemusatan pada penelitian perubahan-perubahan kuantitatif selama suatu tahap ilmu tertentu. Pembatasan dan pemusatan ini menghasilkan suatu pendirian kuantitatif yang berat-sebelah jika dilakukan dalam keadaan-keadaan tersebut dalam (b). Namun, ia dapat merupakan suatu tahap yang sepenuhnya absah dari proses epistemologikal, suatu tahah yang dillandaskan pada konsep genetik dan lebih tinggi dari penjelasan ilmiah (logika genetik yang lebih tinggi), jika kita sadar akan tempat dan fungsi ilmu pengetahuan yang dibatasi pada analisis kuantitatif.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekarang kita dapat mengedepankan teori tentang nilai dari Marx dan Ricardo pada titik kedua pemikir itu memikirkan secara sama mengenai hubungan kuantitatif tertentu, dan kita meneliti apakah bentuk-bentuk pikiran yang sama dipergunakan--teristimewa, apakah mereka diubah secara tertentu oleh Marx. Untuk studi ini akan kita ambil analisis-analisis yang bersesuaian mengenai konsekuensi-konsekuensi perubahan-perubahan dalam produktivitas kerja bagi nilai-tukar barang-barang dagangan.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3)</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Terlebih dulu teks-teksnya:</span></span></span><br />
<div align="center"> <table border="1" cellpadding="0" cellspacing="1" class="MsoNormalTable" style="border-bottom-color: black; border-bottom-style: outset; border-bottom-width: 1pt; border-left-color: black; border-left-style: outset; border-left-width: 1pt; border-right-color: black; border-right-style: outset; border-right-width: 1pt; border-top-color: black; border-top-style: outset; border-top-width: 1pt; width: 430px;"><tbody>
<tr> <td style="border: inset black 1.0pt; mso-border-alt: inset black .75pt; padding: 5.25pt 5.25pt 5.25pt 5.25pt; width: 50.0%;" valign="top" width="50%"> <b><span lang="EN-US" style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ricardo</span></span></b><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Agar kita yakin bahwa ini adalah landasan sesungguhnya dari nilai tukar, mari kita mengandaikan adanya perbaikan-perbaikan pada alat-alat penyingkatan kerja pada salah satu dari berbagai proses yang harus dilalui katun mentah, sebelum kaos-kaki panjang yang diproduksi itu memasuki pasaran untuk ditukarkan dengan barang- barang lain, dan mari kita simak efek-efek yang timbul berikutnya. Jika lebih sedikit orang yang diperlukan untuk membudi-dayakan katun mentah, atau jika lebih sedikit pelaut yang dipe-kerjakan dalam navigasi, atau lebih sedikit tukang-tukang kapal dipekerjakan dalam membangun kapal yang akan mengangkut katun mentah itu kepada kita; jika lebih sedikit tangan yang dipe-kerjakan dan membangun gedung-gedung dan mesin-mesin, atau jika itu, jika dibangun, menjadi lebih efisien, maka kaos kaki panjang itu mau tidak mau akan jatuh harganya, dan akan menguasai barang-barang lain yang lebih sedikit. Kaos kaki panjang itu akan turun, karena suatu kuantitas kerja yang lebih kecil yang dibu-tuhkan untuk produksinya, dan karenanya hanya dapat ditukarkan dengan suatu kuantitas yang lebih kecil dari barang-barang yang tidak mengalami penyingkatan kerja (dalam produksinya).......... Andaikanlah bahwa pada tahap-tahap dini dari masyarakat, gendawa dan panah sang pemburu bernilai sama, dan memiliki daya-usia yang sama, dengan sebuah kano dan perlengkapan seorang nelayan, karena kedua-duanya hasil dari kuantitas kerja yang sama. Dalam keadaan seperti itu maka nilai seekor menjangan dari sehari kerja si pemburu, akan sepenuhnya sama nilainya dengan ikan, hasil sehari kerja si nelayan...... Jika dengan kuantitas kerja yang sama pula, suatu kuantitas ikan yang lebih kecil, atau suatu kuantitas hasil buruan yang lebih besar diperoleh, maka nilai ikan itu akan naik jika dibandingkan dengan nilai hasil buruan itu. Jika, sebaliknya, dengan kuantitas kerja yang sama diperoleh kuantitas hasil buruan yang lebih kecil, atau diperoleh suatu kuantitas ikan yang lebih besar, maka hasil buruan akan naik nilainya jika dibandingkan dengan nilai ikan..... Sekarang andaikanlah, bahwa dengan kerja dan modal tetap yang sama, dapat dihasilkan lebih banyak ikan, tetapi tidak dapat dihasilkan emas atau hasil buruan yang lebih banyak, maka nilai nisbi (relatif) dari ikan akan turun jika diperbandingan dengan nilai emas atau hasil buruan. Jika, bukan duapuluh ekor, tetapi duapuluhlima ekor ikan salmon merupakan hasil produksi kerja satu hari, maka harga seekor salmon akan enambelas shilling dan bukan satu pound, dan dua setengah ekor dan bukannya dua ekor salmon yang akan diberikan sebagai pertukaran untuk seekor menjangan, tetapi harga me-njangan akan tetap pada 2 Pound Sterling seperti sebelumnya. Dengan cara yang sama, jika lebih sedikit ikan yang dapat diperoleh dengan modal dan kerja yang sama, maka ikan akan naik dalam nilai perbandingannya. Jadi, ikan akan naik atau turun dalam nilai pertukarannya, hanya karena lebih banyak atau lebih sedikit kerja yang diperlukan untuk memperoleh suatu kuantitas tertentu; dan ia tidak akan pernah naik atau turun diluar proporsi peningkatan atau penurunan kuantitas kerja yang diperlukan itu.</span></b><span style="color: teal;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4)</span></b></span></span><br />
</td> <td style="border: inset black 1.0pt; mso-border-alt: inset black .75pt; padding: 5.25pt 5.25pt 5.25pt 5.25pt; width: 50.0%;" valign="top" width="50%"> <b><span lang="EN-US" style="color: red;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marx<o:p></o:p></span></span></b><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penyamaan 20 yard lenan = 1 jas, atau 20 yard lenan berharga 1 jas, memperkirakan kehadiran ba-nyaknya substansi nilai yang presis sama dalam 1 jas dan dalam 20 yard lenan, dan karenanya menandakan bahwa kuantitas-kuantitas yang meng-hadirkan kedua barang dagangan itu ongkosnya adalah sejumlah kerja atau kuantitas waktu-kerja yang sama besarnya. Tetapi, waktu kerja yang diperlukan bagi produksi 20 yard lenan atau 1 jas berubah-ubah dengan setiap perubahan dalam produktivitas si penenun atau si tukang jahit. Pengaruh perubahan-perubahan seperti itu atas ungkapan relatif dari kebesaran nilai kini haruslah diteliti dengan lebih cermat.</span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">I. Katakanlah bahwa nilai lenan berubah sedangkah nilai jas masih tetap. Jika waktu-kerja yang diperlukan untuk produksi lenan menjadi dua kali lipat, misalnya, sebagai akibat makin tidak suburnya tanah penanaman rami, maka nilainya juga akan menjadi dua kali lipat. Gantinya persamaan 20 yard lenan = 1 jas, kita akan mendapatkan 20 yard lenan = 2 jas, karena 1 jas kini hanya akan mengandung separoh waktu-kerja dari 20 yard lenan. Jika, sebaliknya, waktu-kerja yang diperlukan berkurang menjadi separohnya, sebagai akibat perbaikan pada pintalan, misalnya, maka nilai lenan akan jatuh dengan setengahnya. Sesuai dengan ini, maka persamaannya kini menjadi 20 yard lenan = 1/2 jas. Nilai nisbi dari barang dagangan A, yaitu nilainya sebagaimana dinyatakan dalam barang dagangan B, naik dan turun dalam hubungan langsung dengan nilai A, jika nilai B tetap (tidak berubah).</span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">II. Katakanlah bahwa nilai lenan tetap (konstan), sedangkan nilai jas berubah. Jika, dalam keadaan ini, waktu-kerja yang diperlukan untuk produksi sepotong jas itu lipat dua kali, misalnya, sebagai akibat panenan wol yang kurang baik, maka akan kita dapatkan, bukan 20 yard lenan = 1 jas, melainkan 20 yard lenan = 1/2 jas. Jika, sebaliknya, nilai dari jas itu turun dengan setengahnya, maka 20 yard lenan = 2 jas. Karenanya, jika nilai dari barang dagangan A konstan, maka nilkai relatifnya, sebagaimana dinya-takan dalam barang dagangan B, naik dan turun dalam hubungan terba-lik dengan perubahan dalam nilai B.</span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika kita bandingkan kasus-kasus yang berbeda seperti yang telah kita periksa pada I dan II di atas, maka nyatalah, bahwa perubahan yang sama dalam kebesaran (magnitude) nilai nisbi dapat ditimbulkan oleh sebab-sebab yang sepenuhnya berlawanan. Dengan demikian, persamaan 20 yard lenan = 1 jas menjadi 20 yard lenan = 2 jas adalah dikarenakan nilai lenan telah menjadi dua kali lipat ataupun nilai dari jas telah jatuh dengan setengahnya, dan persamaan menjadilah 20 yard lenan = 1/2 jas, adalah karena nilai lenan telah jatuh dengan setengahnya, ataupun karena nilai jas telah menjadi dua kali lipat. </span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">III. Andaikan kuantitas-kuantitas kerja yang diperlukan untuk produksi lenan dan jas itu berubah serentak pada arah dan proporsi yang sama. Dalam hal ini, 20 yard lenan = 1jas, adalah seperti sebelumnya, perubahan apapun yang terjadi pada nilai masing-masing barang itu. Perubahan nilai itu hanya terungkap jika kedua barang dagangan itu dibandingkan dengan barang dagan-gan ketiga, yang nilainya tidak mengalami perubahan, yaitu konstan. Jika nilai-nilai dari semua barang dagangan naik dan turun secara serentak dan dalam proporsi yang sama, maka nilai-nilai relatifnya akan tetap tidak berubah. Perubahan dalam nilai real barang-barang dagangan itu akan dinyatakan oleh suatu kenaikan </span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dan penurunan kuantitas barang dagangan yang diproduksi dalam waktu-kerja yang sama.</span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">IV. Waktu-kerja yang diperlukan untuk produksi lenan dan jas, dengan begitu berarti nilai masing-masing, dapat berubah secara serentak dalam arah yang sama, tetapi dalam derajat yang tidak sama, atau dalam arah yang berlawanan, dan begitu seterusnya. Pengaruh dari semua kemungkinan kombinasi dari jenis ini atas nilai relatif suatu barang dagangan dapat diperhitungkan secara sederhana dengan menerapkan kasus I, II dan II.</span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan demikian, perubahan-perubahan sesungguhnya dalam kebesaran nilai tidaklah dicerminkan secara samar-samar atau pun secara selengkap-lengkapnya dalam pernyataan relatifnya, atau, dengan kata-kata lain, dalam kebesaran nilai relatifnya. Nilai relatif dari suatu barang dagangan dapat berubah, sekalipun nilainya tetap (konstan). </span></b></span><br />
<span lang="EN-US"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nilai relatifnya dapat tetap konstan, walaupun nilainya berubah; dan akhirnya, variasi-variasi serentak dalam kebesaran nilainya dan dalam pernyataan relatif dari kebesaran itu sama sekali tidak harus bersesuaian dalam segala hal.</span></b><span style="color: teal;"><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5)</span></b></span></span><br />
</td> </tr>
</tbody></table></div><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jelaslah, bahwa Marx tidak menambahkan kesimpulan-kesimpulan baru dalam prinsip atau wawasan-wawasan tertentu mengenai masalah ini.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tetapi analisisnya lebih terang, lebih sistematik, dan lebih jelas.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Ia lebih bergaya, lebih eksak, lebih murni dalam arti bahwa Marx tidak menggunakan kategori-kategori yang lebih kompleks daripada modal, dan ia membeda-bedakan konsep-konsep seperti </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">besaran nilai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan</span></span></span></b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">besaran-besaran nilai</span></span></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> secara lebih tepat; ia tidak mengacaukan kedua arti dari istilah </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai relatif</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Perbedaan paling dasar antara Ricardo dan Marx adalah pada posisi yang mereka berikan pada analisis yang baru disebutkan di atas itu dalam proses pemahaman objek--dalam kata-kata lain: pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan seputar analisis ini, </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sebelumnya</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> atau </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sesudahnya</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Kita melihat di sini bahwa bagi Ricardo, teks yang dikutib itu merupakan salah satu argumen yang pokok, jika bukannya argumen pokok bagi azas bahwa nilai-tukar sebuah barang-dagangan ditentukan oleh jumlah kerja yang diperlukan bagi produksinya. Sebaliknya, bagi Marx teks yang dikutib jelas dan pasti bukanlah argumen pokok bagi pandangan bahwa kerja yang diperlukan bagi produksi sebuah barang-dagangan adalah merupakan dasar bagi nilai-tukar barang-dagangan itu. Hal utama dari argumen Marxian adalah jawabannya atas sebuah pertanyaan lain, yaitu: dalam kondisi-kondisi sosial yang bagaimanakah kerja berubah menjadi nilai, jenis kerja yang menciptakan nilai-tukar? Bagaimanakah bentuk-uang dari nilai harus dijelaskan? Bagaimana-kah azas yang mengatakan bahwa kerja merupakan substansi nilai- tukar itu diubah oleh perkembangan modal?</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pemahaman Ricardo mengenai penjelasan ilmiah, maka penelitian atas konsekuensi-konsekuensi perubahan-perubahan kuantitatif dalam produktivitas kerja bagi nilai-tukar barang dagangan yang sama mengambil suatu kedudukan lain, menjalankan suatu tugas yang berbeda dengan yang di dalam pemahaman Marxian mengenai penjelasan ilmiah, sekalipun bentuk-bentuk pikiran yang dipakai dalam analisis masalah-masalah ini boleh dikatakan sama pada Ricardo dan Marx.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apabila kedua pemikir itu meneliti </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pertukaran</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, dan apabila--seperti yang kita lihat dalam teks-teks sejajar yang dikutib di atas tadi--mereka melakukan penelitian mengenai perubahan-perubahan kuantitatif dengan menggunakan bentuk pikiran yang pada hakekatnya sama, perbedaan pokok di antara kedua pemikiran itu adalah, bahwa pemahaman Ricardian mengenai kategori pertukaran secara esensial terbatas dan direduksi</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> pada tindak kuantitatif dari pertukaran, sedangkan dalam pikiran ilmiah Marx, kategori pertukaran itu dipakai dalam suatu hubungan arti yang jauh lebih kaya. Dengan Marx, maka benda-benda, gejala-gejala dan karakteristik-karakteristik kualitatif itu sendiri yang dipahami sebagai hal-hal yang berkembang dari hal-hal lain dan ditransformasi menjadi sesuatu yang lain: semua itu, menyebutnya dalam peristilahan Hegelian, dipahami sebagai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sendiri-menjadi-sesuatu-yang lain</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Setiap bentuk real difahami sebagai dalam proses perubahan;</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> jadi </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bukan penampilan-penampilan saja yang tidak kekal (transitori), dapat berubah, berlalu, hanya dipisahkan satu dari lainnya oleh batas-batas bersyarat (kondisional), melainkan juga </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hakekat-hakekat </span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(</span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">esensi-esensi</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">) itu sendiri</span></span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></b></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9)</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebelum menganalisa masalah-masalah ini lebih jauh, akan kukutib beberapa contoh:</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(a) Dalam penelitian yang dinamakan harga wajar dari kerja Ricardo menulis:</span></span></span><br />
<div style="margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak dapat diartikan, bahwa harga wajar dari kerja, diperkirakan bahkan dalam makanan dan kebutuhan-kebutuhan lain, adalah tertentu dan konstan secara mutlak. Harga itu berubah-ubah pada waktu-waktu berlainan di suatu negeri, dan berbeda secara amat nyata di berbagai negeri. Ia pada pokoknya bergantung pada kebiasaan dan adat-istiadat rakyat.</span></span></span></i><sup><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10)</span></span></span></sup></div><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hingga suatu titik tertentu, konsep-konsep Ricardo mengenai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">harga wajar dari kerja</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> tidaklah sepenuhnya kategori-kategori yang terpancang dan beku. Masih terkandung suatu elastisitas dam kemungkinan berubah yang oleh Ricardo dinamakan variabilitas (historikal dan geografikal) dari </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">harga wajar dari kerja</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Karenanya, konsep Ricardo mengenai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">harga wajar dari kerja</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> adalah suatu kategori yang terpancang, jika dihadapkan pada kategori-kategori upah dari Marx. Ricardo menangkap dan memahaminya hanya secara </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">supra-historikal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, sebagai suatu bentuk ekonomik yang cocok bagi semua tahap perkembangan masyarakat manusia, jika ia berubah karena kondisi-kondisi geografikal dan historikal, maka ia berubah hanya secara kuantitatif.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">11)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Penggeseran keterpancangan kategori ini terjadi ketika Marx menangkap dan memahami upah sebagai suatu bentuk ekonomik yang dalam atribut-atribut kualitatif tertentunya menyatakan diri sebagai sesuatu yang bersifat sementara, bergantung pada kondisi-kondisi historikal dan pada kemungkinan berubahnya keseluruhan yang darinya ia menjadi suatu aspeknya.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(b) Secara analog dapat juga kita, dengan suatu modifikasi kecil, menyifatkan perbedaan antara konsep-konsep Ricardian dan Marxian mengenai distribusi. Pada Ricardo kita membaca:</span></span></span><br />
<div style="margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Produk dari bumi --yaitu semua yang diperoleh dari permukaannya lewat penerapan terpadu dari kerja, mesin dan modal, terbagi di antara tiga klas masyarakat; yaitu, pemilik tanah, pemilik saham atau modal yang diperlukan untuk penggarapannya, dan para pekerja yang menggarap itu dengan kegiatannya.</span></span></span></i></div><div style="margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tetapi pada tahap-tahap berbeda dari masyarakat, proporsi-proporsi dari keseluruhan produk bumi yang akan dijatahkan pada masing-masing klas itu, dengan memakai nama-nama bunga, laba dan upah, pada dasarnya akan berbeda; terutama tergantung pada kesuburan aktual dari tanah, pada akumulasi modal dan penduduk, dan pada keahlian, kecerdasan dan alat-alat yang dipergunakan dalam agrikultur.</span></span></span></i></div><div style="margin-left: 36.0pt;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk menentukan hukum-hukum yang mengatur distribusi ini, adalah masalah pokok dalam Ekonomi Politik……</span></span></span></i><sup><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">12)</span></span></span></sup></div><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kembali terlihatlah bahwa </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">distribusi</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> difahami sebagai dapat berubah dalam hal tertentu dan bergantung pada kondisi-kondisi historikal. Tetapi ke perubahan ini hanya meliputi karakteristik-karakteristik atribut-atribut kualitatif khusus dari distribusi difahami oleh Ricardo sebagai terpancang, kaku, ditentukan sekali dan untuk selamanya. Ricardo mengangkat bentuk transitori secara historikal dari distribusi yang khas pada cara produksi kapitalis ini menjadi sesuatu yang supra-historikal dan sama sekali tidak dapat berubah.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di sini penggeseran keterpancangan kategori bagi Marx tidaklah dalam fakta bahwa ia mengungkap sifat transitori secara historikal dari distribusi, dalam arti bahwa itu hanya termasuk pada suatu tahap tertentu, dan tidak pada semua tahap masyarakat manusia. Bertentangan dengan Ricardo, Marx membenarkan elastisitas dan dapat berubahnya konsep-konsep, dalam arti bahwa ia memandang bentuk-bentuk distribusi yang transitori dan secara kualitatif berbeda-beda itu sebagai aspek-aspek dari cara-cara produksi yang secara kualitatif berbeda-beda; Marx melihat atribut-atribut kualitatif-kuantitatif tertentu dari bentuk-bentuk khusus distribusi dalam saling keterkaitannya, dalam saling bertransisi satu sama lainnya, mempengaruhi aspek-aspek tertentu dari proses sosial.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">13)</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(c) Dengan Marx, maka penggeseran keterpancangan kategori mempunyai ciri analog lainnya lagi, sejauh hal itu menyangkut kategori-kategori logikal yang dipakai oleh Ricardo untuk menyatakan struktur dasas ontologikal dari pemahamannya mengenai dunia. Inti konsepsi Marxian mengenai elastisitas konsep-konsep dan penggeseran keterpancangan dalam gagasan-gagasan (seperti dalam kategori Marxian mengenai pertukaran) pada tingkat akhir adalah suatu hubungan baru dari relatif dan absolut, dari kenisbian dan kemutlakan, dan (pada umumnya) suatu objektivitas baru, hubungan objek-objek dalam realitas objektif dengan proses persepsi. Dasar untuk itu adalah pemahaman secara historikal dan praktikal mengenai manusia dan kondisi-kondisi sosial dari kehidupan manusia. Konsepsi Marxiam ini merupakan suatu bagian integral dari analisis struktural-genetik sebagaimana itu dipergunakan dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CAPITAL</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Aku akan menguji analisis itu dalam bagian- bagian berikutnya dari penelitian ini.</span></span></span><br />
<div align="center" style="text-align: center;"><span lang="EN-US"><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="_x0000_i1026" type="#_x0000_t75" alt="" style='width:300pt;height:3pt'> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\User\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif"
o:href="http://www.fortunecity.com/millennium/oldemill/498/graphic/line3a.gif"/> </v:shape><![endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img height="4" src="file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_i1026" width="400" /></span></span></span></div><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Catatan:</span></span></span><br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihat Karl Marx, <o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Theories of Surplus Value</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol.2, Progress, Moscow, 1968, hal. 504. (Selanjutnya disebut </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Theories of Surplus Value</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 3.) </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></span></b></span></div><ol start="2" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: teal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital<o:p></o:p></span></span></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">,vol.1,hal.47 <o:p></o:p></span></span></span></div><ol start="3" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid., hal. 8, 21ff.<o:p></o:p></span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ricardo</span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 67-71 </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></span></b></span></div><ol start="5" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: teal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital<o:p></o:p></span></span></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 1, Penguin, Harmondsworth, 1976, hal. 144-6. (Selanjutnya disebut </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol.1, Penguin.) <o:p></o:p></span></span></span></div><ol start="6" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dewasa ini tak mungkin menyajikan pemaparan Marx yang diringkas dalam suatu bentuk matematikal yang lebih singkat lagi.<o:p></o:p></span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihat Smith, <o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Essays</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 154 </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><o:p></o:p></span></span></span></b></span></div><ol start="8" type="1"><li class="MsoNormal" style="color: teal; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list 36.0pt;"><b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital<o:p></o:p></span></span></span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 1, hal. xxx-xxxi <o:p></o:p></span></span></span></div><ol start="9" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihat "Philosophical Notebooks", hal. 253-4<o:p></o:p></span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ricardo, <o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 118 <o:p></o:p></span></span></span></div><ol start="11" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihat Karl Marx, <o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Grundrisse</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Penguin, Harmondsworth, 1974, hal. 560. (Selanjutanya disebut </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Grundrisse</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.) <o:p></o:p></span></span></span></div><ol start="12" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ricardo, <o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 49 <o:p></o:p></span></span></span></div><ol start="13" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihat Karl Marx, <o:p></o:p></span></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt;"><b><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Introduction to the Grundrisse</span></span></span></b><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Texts on Method</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Blackwell, Oxford, 1975, hal. 64-5. (Selanjutnya disebut </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Introduction</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, 1857, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Texts on Method</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.) Lihat juga </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 3, hal. 877 ff.</span></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="EN-US" style="color: #804040;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">BAB 3: BENTUK-BENTUK REALITAS DAN PIKIRAN</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
oleh Jindrich Zeleny</span></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Teori Marxian tentang struktur ontologikal dari realitas dan dasar logikal dari pikiran ilmiah dikarakterisasi dengan, antara lain, pemecahan masalah saling-ketergantungan antara hubungan-hubungan dan sifat-sifat.</span></span></span><br />
<span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hubungan-hubungan yang kita jumpai dalam analisis ilmiah Ricardo secara logikal dapat dibagi dalam tiga kelompok:</span></span></span><br />
<ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hubungan-hubungan pada tingkat penampilan, teristimewa hubungan-hubungan kuantitatif khusus. Dalam bab terdahulu telah kita teliti konsepsi-konsepsi Ricardo dan Marx mengenai hubungan-hubungan kuantitatif dan telah sampai pada kesimpulan, bahwa bentuk-bentuk pikiran yang dipakai oleh Ricardo dan Marx di bidang itu, pada hakekatnya adalah sama. Di sini kita berurusan dengan kategori </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang diambil dari karya perintisan dari Leibniz dan telah mengalami suatu kemajuan besar dalam logika matematikal pasca-Marxian. Kemajuan pesat disiplin itu pada abad ke duapuluh pasti akan dipercepat lagi, karena pikiran dan praxis Marxis, didorong oleh keperluan akan otomatisasi dalam produksi dan akan pengarahan secara sadar bagi masyarakat dan proses-proses sosial, makin menjadikan pentingnya logika matematikal bagi pelayanan teknologi, perencanaan, pendidikan dsb.</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hubungan-hubungan substansial. Ricardo sangat sedikit perhatiannya pada hubungan-hubungan substansial ini, sedangkan Marx justru sangat besar perhatiannya. Ini disebabkan karena di dalam kenyataannya, Marx dan Ricardo memahami hal esensi itu secara berbeda. Jika bagi Ricardo esensi itu sesuatu yang secara kualitatif sudah terpancang dan tidak-dapat-dibeda-bedakan, maka Marx melihat dan meneliti </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">perubahan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> esensi itu; Marx memahaminya sebagai sesuatu yang secara historikal dapat berubah, yang terjadi melalui berbagai tingkat perkembangan dan perubahan- perubahan kualitatif. Marx memahami esensi itu sebagai suatu proses kontradiktif, yang mempunyai tahap-tahap perkembangan dan berbagai derajat kedalaman. Mengenai pengetahuan ilmiah, Marx mengutamakan penemuan hukum-hukum yang menyangkut perubahan-perubahan substansial.</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hubungan-hubungan antara esensi dan tingkat penampilan. Dengan Ricardo, hubungan-hubungan ini segera diabstraksikan, yang disebut </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">abstraksi-abstraksi formal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> (Marx); dengan Marx analisis penampilan dan esensi adalah suatu aspek dari analisis struktural-genetik.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1)</span></span></span></li>
</ol><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tugas kita sekarang yalah meneliti apa yang diartikan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> kategori dalam karya Marx, maka baiklah kita merujuk secara kritikal pada analisis yang dikembangkan oleh L.A. Mankovsky.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mankovsky memulai dengan suatu kritik mengenai logika hubungan- hubungan, sebagaimana yang ditafsirkan oleh kaum positivis. Mankovsky menunjuk pada kenyataan, bahwa dari suatu posisi positivis serupa, tokoh liberal Russia, P.Struve, telah mencoba menyalah-artikan teori Marxian tentang nilai. Struve mengemukakan, bnahwa hubungan-hubungan harga yang ditentukan secara empirikal adalah kenyataan ekonomik yang eksklusif dan pasti dalam pertukaran barang-barang dagangan. Karenanya, Struve menamakan konsepsi (termasuk konsepsi Marx) mengenai harga sebagai suatu bentuk fenomenal dari substansi-nilai, suatu konsepsi </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">mekanis-naturalis</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, suatu konsepsi </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">metafisikal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Struktur logikal dari pandangan Marxian itu sudah ketinggalan zaman, kata Struve, karena berlandaskan pada suatu pengertian Aristotelian mengenai struktur S-P (subjek-predikat) dari proposisi itu.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam perjalanan kritiknya terhadap konsepsi positivis, non- substansialis mengenai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> kategori, Mankovsky menunjuk pada pernyataan terkenal dari Marx, bahwa </span></span><b><i><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sifat-sifat sesuatu benda tidaklah lahir dari hubungannya pada benda-benda lain, tetapi sebaliknya, mereka itu hanya diaktifkan oleh hubungan-hubungan seperti itu</span></span></span></i></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Pada ini, Mankovsky menambahkan observasi umum berikut ini:</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Bagian karangan) itu ditujukan terhadap para ekonom vulgar, yang secara spontan mengambil pendirian positivisme, lama sebelum logika hubungan-hubungan diselesaikan sebagai suatu teori istimewa dalam logika. Pandangan Marxian secara singkat dan tepat menjelaskan perbedaan pokok antara logika materialisme dan logika positivisme, di antara logika substansialis dan logika relativis. Aliran positivis kearah </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">logika hubungan-hubungan</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> mendapatkan ungkapannya dalam pandangan mereka mengenai struktur logikal dari semua proposisi yang dianggap fondamental: Mereka menyarankan sebagai ganti perumusan klasik atas proposisi </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">S adalah P</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> perumusan mereka sendiri </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">aRb</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, yang telah menjadi suatu landasan logika dialektikal, berarti bahwa pemahaman terutama ditujukan pada </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">objek</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang dinyatakan oleh istilah S (subjek dari proposisi itu); P (predikat dari proposisi itu) menyatakan sifat-sifat khusus dari objek itu.</span></span></span></i><sup><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4)</span></span></span></sup></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam aspek logikalnya, pikiran Marxian mempunyai suatu orientasi atributif-substansial dan disusun menurut perumusan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">S adalah P</span></span></span></b></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5)</span></span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Manovsky benar sekali ketika menyatakan bahwa pandangan Marx mengenai segi utama sifat, berlawanan dengan hubungan, mengacu pada pengerdilan pikiran ilmiah oleh kaum positivis. Namun harus disangsikan apakah observasi umumnya benar, dengan mengatakan bahwa komentar-komentar Marx secara singkat dan tepat telah mengungkapkan antitesis dasar antara logika materialisme dan logika positivisme, antara logika substansialis dan logika relativis.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini berarti bahwa suatu pertanyaan penting belum dipecahkan dalam karya Marx, yaitu, perbedaan antara logika materialis substansial yang karakteristik Ricardo, misalnya, dan logika materialis substansialis dari </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marx</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Dengan Ricardo, logika materialis substansialis sejak semula ditentukan oleh konsepsinya mengenai esensi yang tidak-berubah-ubah (fixed), sedangkan Marx berangkat dari esensi yang tak-berubah-ubah kepada esensi dialektikal yang tidak-tetap membawakan suatu konsepsi baru mengenai logika materialis substansialis: dalam karya ilmiah Marx digunakanlah logika materialis--</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sit venia verbo</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">-- relativis-substansialis. Tetapi itu dibangsun sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai kesamaan apapun dengan suatu relativisme yang menyangkal kemungkinan pemahaman realitas objektif secara tepat. Ini lebih merupakan suatu perkiraan akan pengetahuan objektif, setelah keruntuhan konsepsi-konsepsi anti-dialektikal mengenai struktur ontologikal dari realitas.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika Manovsky berkeras mengatakan</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> bahwa Marx mempertentangkan perumusan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">S</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">adalah P</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dengan perumusan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">aRb</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, haruslah dinyatakan keberatan bahwa dipertentangkannya secara sederhana struktur- hubungan dan struktur predikat, tidaklah menyatakan konsepsi Marxian. Marx menolak direduksikannya nilai-tukar menjadi suatu hubungan kuantitatif; Marx menangkap dan menjelaskan hubungan kuantitatif dengan sifatnya yang lebih dalam, yaitu </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menjadi nilai itu sendiri</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Tetapi sifat itu sendiri (</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menjadi nilai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">) yang menentukan hubungan kuantitatif dan--dalam keadaan-keadaan sekarang, di mana produksi barang dagangan adalah dominan--semua hubungan pertukaran yang ada, lahir pada suatu tahap tertentu dari masyarakat manusia dalam keadaan-keadaan tertentu pula. Ia merupakan suatu </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> tertentu di antara manusia dan kerja mereka, dan ia </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">diciptakan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> oleh suatu hubungan; sesuatu yang material adalah pembawanya.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika kita harus memakai simbol-simbol, kita tidak dapat mengatakan bahwa Marx mempertentangkan perumusan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">S adalah P</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dengan perumusan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">aRb</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, melainkan, bahwa seluruh persoalannya harus dijelaskan dengan suatu cara yang lebih fondamental.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marx memulai dari permukaan empirikal dan sepakat sejak semula bahwa nilai-tukar mula-mula muncul sebagai suatu hubungan kuantitatif (</span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dijumpai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dalam dunia penampilan empirikal), maka itu </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">aRb</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marx membenarkan perumusan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">aRb</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Namun ia tidak berhenti hingga di situ, melainkan menjelaskan bahwa reduksi nilai-tukar menjadi sesuatu yang semurninya relatif dan bahwa dalam arti itu hubungan kuantitatif akanlah tidak benar adanya. Ia menganjurkan: </span></span><i><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mari kita meneliti masalahnya lebih jauh</span></span></span></i></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7)</span></span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hasil peneletian lebih jauh itu adalah kejelasan akan adanya suatu relativitas </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">rangkap</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">: suatu relativitas eksternal dan suatu relativitas substansial. Yang relatif dalam substansinya dapat muncul terhadap relativitas eksternal sebagai sesuatu yang multak dan non-relatif, namun hanya dalam batas-batas tertentu dan dalam perkiraan-perkiraan abstrak tertentu. Dalam arti itulah Marx kadang-kadang berbicara tentang </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai mutlak</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, berlawanan dengan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk-bentuk-nilai</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang ditentukan secara kualitatif dan kuantitatif, sebagai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pernyataan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bentuk penampilan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dari nilai mutlak. Nilai itu, yang kadang-kadang muncul pada Marx sebagai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">nilai mutlak</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> berlawanan dengan bentuk-nilai, adalah </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">relatif</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(relatif secaran substansi) - (a) dalam arti sifat relatif historikal dari substansi-nilai</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan (b) dalam arti bahwa ia diciptakan oleh hubungan kerja manusia individual dengan jumlah kerja seluruhnya yang diperlukan secara sosial.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9) </span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Relativitas nilai bersifat kontradiktori. Seperti dalam kasus-kasus serupa yang kita lihat dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Logic</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Hegel, suatu pemahaman tentang substansi sebagai hubungan memberi jalan pada pemahaman sifat kontradiktorinya.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Struktur substansial-atributif yang tradisional dari pikiran ilmiah sebagai yang dikonseptualisasi dalam filsafat </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kecerahan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, misalnya dalam metafisika Descartes, Locke atau dalam filsafat Jerman pra-Kantian, telah direvolusionerkan oleh Marx ketika ia merelatifkannya berdasarkan tafsiran dialektikalnya mengenai realitas. Dalam hal itu, yang menjadi perhatian kita di sini sehubungan dengan masalah yang dikemukakan Manovsky mengenai perbedaan antara logika substansial dan logika relativis</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, ingin kukutib struktur substiansial-atributiv Descartes, misalnya pada paragraf 51 dan paragraf-paragraf berikutnya dalam bagian pertama </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Principles of Philosophy</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> demi untuk kejelasannya. Descartes memahami substansi sebagai sesuatu yang berada sedemikian rupa hingga tidak memerlukan apapun juga untuk keberadaannya itu. Masing-masing dari dua substansi, yang spiritual dan yang fisikal, memiliki atribut tetapnya yang khas, yang membentuk esensinya dan adalah dasar dari semua sifat lainnya (Paragraf 53). Pemuaian adalah suatu sifat dari substansi fisikal; pikiran adalah suatu sifat dari substansi spiritual. Semua </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">modi</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">qualitates</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">differentiae</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> lahir dari dasar itu, dan tentu saja tunduk pada hukum-hukum umum alam, yang pertamanya berbunyi:</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setiap realitas, sejauh ia bersifat sederhana dan tidak terbagi, selalu berada dalam keadaan sama sejauh-jauh hal itu mungkin, dan tidak pernah berubah kecuali lewat sebab-sebab eksternal</span></span></span></i><sup><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">11)</span></span></span></sup></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Locke</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">12)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> bersikap skeptikal terhadap konsep substansi: itu sebuah konsep yang kecil kegunaannya, bahkan kabur. Mengenai substansi kita hanya dapat memperoleh suatu konsepsi yang samar-samar, membingungkan. Jika kita memperhatikan cara Locke melakukan penelitian yang sesungguhnya mengenai penampilan-penampilan real, maka kita melihat bahwa sesuai reservasi gnoseologikalnya mengenai kejelasan substansi dan kritik empirisisnya mengenai rasionalisme idealis pada Descartes, maka Locke memahami penampilan- penampilan real dan sifat-sifatnya itu secara sama seperti Descartes. Jika Descartes memberikan tekanan lebih besar atas pemahaman matematikalnya, Locke menekankan pemahaman indrawi, empirikal. Namun suatu konsepsi yang sama mengenai struktur ontologikal dari realitas merupakan dasar dari kedua prosedur itu. Dengan prosedur Locke, maka aparatus kategorial beroperasi dengan perkiraan-perkiraan indrawi (sensori), dan dengan prosedur Descartes, abstraksi azas-azas yang tegar yang terbukti secara rasional, diberikan secara geometrikal. Perbedaan ini--yang sangat jelas dan bukannya tanpa arti penting dalam sejarah pemikiran burjuis-- tidak dapat menyembunyikan kenyataan, bahwa kita secara hakiki masih berurusan dengan konsepsi-konsepsi yang berkaitan. Wolff, yang mendapat reaksi sangat kuat dari filsafat Jerman, secara eksak merumuskan perpisahan dualistik dan kaku yang konstan dari yang variabel, sifat-sifat yang mutlak dari yang relatif. Dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Logic</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> kita membaca pada paragraf 60: </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika kita perhatikan atas apa benda-benda terdiri, maka yang pertama kita temukan adalah konstan-konstan, yang terdapat di situ manakala jenis-jenis (species) tidak berubah; juga, perubahan-perubahan yang terjadi, sekalipun jenis-jenis tidak berubah</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Paragraf 61: </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika ada konstan-konstan mempunyai hubungan dengan suatu kesatuan (entity), maka ini dapat dinyatakan secara mutlak, dan proposisi sebaliknya pun begitu</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Paragraf 62</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">:</span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Jika sesuatu itu dapat berubah, maka ini hanya dapat terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu, dan proposisi sebaliknya pun begitu</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Konsepsi Wollf tentang </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> sebagai sesuatu yang cuma bersifat eksternal, yang difahami atas dasar esensi tertentu dan kesatuan-kesatuan yang terisolasi yang berlawanan satu sama lain, ditunjukkan, misalnya dalam paragraf 857 dari </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ontology</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">: </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hubungan tidak menambahkan kualitas </span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pada</span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> suatu kesatuan yang tidak dikandungnya sendiri; karena tidak ada kesatuan yang berada dalam ketergantungan, baik itu real ataupun kelihatannya, dari sesuatu pada yang lainnya</span></span></i><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span></span><sup><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">13)</span></span></span></sup></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang dengan Descartes atau Wolff bersifat tertentu (fixed) dan kaku dan dinyatakan sebagai suatu ketentuan dalam struktur hierarkial </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Substansi-Atribut-Cara-Kejadian</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan sebagainya, kehilangan ketentuannya dengan Marx, kekakuannya dan stabilitas mutlaknya. Ia menjadi bergantung pada suatu tahap historikal tertentu dari perkembangan dan pada peranannya dalam totalitas-totalitas (sistem-sistem) real yang berkembang sendiri.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pikiran Marxian, proses real yang objektif, yang seragam dalam materialitasnya dan dapat diketahui secara lebih mendalam dan dengan kebenaran objektif, memainkan peranan substansi dalam pengertian Cartesian (sebagai sesuatu yang tidak memerlukan apapun kecuali dirinya sendiri bagi keberadaannya). Kategori substansi dipahami seperti ini tidak memainkan suatu peranan dalam pikiran Marx, seperti peranan yang dimainkan, misalnya, dalam metafisika Cartesian. Maka itu kita lazimnya mendapatkan istilah substansi dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CAPITAL</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Marx dalam suatu pengertian yang telah beralih, dalam pengertian sebagai suatu proses esensial, yang mempertahankan bentuk nampaknya secara empirikal--atau yang bentuknya dapat dimengerti secara tidak langsung--dalam bentuk-bentuk penampilannya yang berbeda-beda. Kualitas substansial dari proses esensial (kualitas kesubstansialan) itu adalah relatif secara historikal, tetapi juga realtif dengan hubungan dengan peranannya, fungsinya, hubungan-hubungan dalam totalitas-totalitas (sistem-sistem). Yang dihadapi Marx adalah masalah tingkat-tingkat yang berbeda-beda dari proses substansial itu dan juga masalah menetapkan suatu proses oleh sifat-sifat relatif yang berbeda-beda dari tingkat-tingkat substansial yang berbeda-beda.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">14)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekalipun Marx, dalam kritiknya atas penurunan nilai-tukar menjadi suatu hubungan relatif, menekankan bahwa dalam hubungan kuantitatif itu terdapat suatu sifat yang tidak diciptakan oleh hubungan itu, Marx di tempat lain juga menunjukkan bahwa keberadaan sifat-sifat tertentu (juga sifat-sifat substansial) itu ditentukan dan diciptakan oleh hubungan-hubungan tertentu. Marx, misalnya, menulis:</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sambil berkembang, inter-relasi inter-relasi barang-barang dagangan menghablur menjadi aspek-aspek yang jelas dari padanan </span></span><u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(</span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">ekuivalen</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">=</span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">equivalent</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">)</span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> universal, dan dengan demikian proses pertukaran serta merta menjadi proses pembentukan uang. Proses ini sebagai suatu keseluruhan, yang terdiri atas berbagai proses, merupakan </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sirkulasi</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> (peredaran)</span></span></span></i><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span><sup><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15)</span></span></sup></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marx menunjukkan bagaimana para ekonom politik burjuis mengubah sifat-sifat benda-benda, yang dibentuk oleh hubungan mereka dalam suatu keutuhan tertentu, oleh peranan-peranan dan fungsi-fungsi mereka dalam suatu proses tertentu, menjadi sifat-sifat substansial</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">16)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> yang tetap, bebas dari hubungan-hubungan dalam suatu keutuhan transitori historikal. Demikianlah misalnya, jika alat-alat kerja difahami secara supra-historikal sebagai modal tetap, bebas dari hubungan fungsi-fungsi mereka.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Marx secara teliti membeda-bedakan dimasukinya hubungan-hubungan tertentu mengubah sifat-sifat substansial suatu penampilan tertentu, dan yang tidak mengubah sifat-sifat substansial itu, yaitu jika sifat-sifat substansial itu secara esensial tidak diubah oleh masuknya mereka dalam hubungan-hubungan baru. Demikianlah, Marx menulis, misalnya:</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan hingga batas ini Smith benar, ketika ia mengatakan bahwa bagian (porsi) dari nilai produk yang diciptakan oleh pekerja sendiri, yang untuk itu si kapitalis membayar padanya suatu padanan dalam bentuk upah-upah, menjadilah sumber pendapatan bagi si pekerja. Tetapi perubahan sifat atau kebesaran porsi dari nilai barang-dagangan itu tidaklah melebihi penggantian nilai alat-alat produksi oleh kenyataan bahwa mereka berfungsi sebagai nilai-nilai-modal, atau sifat dan kebesaran dari suatu garis lurus telah diubah oleh kenyataan bahwa ia berlaku sebagai basis suatu segitiga atau sebagai diameter sesuatu ellipse. Nilai tenaga-kerja masih ditentukan secara bebas seperti nilai dari alat-alat produksi itu</span></span></span></i><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span><sup><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">17)</span></span></sup></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mengenai subjek bagaimana sifat substansial dari </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menjadi modal</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> bergantung pada hubungan-hubungan dalam suatu keutuhan yang berkembang, Marx menulis:</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Uang selalu tetap dalam bentuk yang sama di dalam substratum yang sama; dan dengan demikian dapat lebih mudah difahami sebagai sekedar suatu benda. Namun barang dagangan yang satu dan sama itu, yaitu uang dsb. dapat mewakili modal atau pendapatan dsb. Maka jelaslah bahkan bagi kaum ekonom, bahwa uang bukanlah sesuatu yang nyata; melainkan barang dagangan yang satu dan sama ini kadang-kadang dapat digolongkan di bawah judul modal, kadang- kadang di bawah judul lain dan yang bertentangan, dan sesuai dengan itu </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">adalah</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> atau </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">bukan</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> modal. Maka menjadilah jelas bahwa itu adalah suatu </span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hubungan, dan</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hanya mungkin suatu hubungan produksi</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> adanya</span></span></span></i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span><sup><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">18)</span></span></span></sup></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pernyataan Marx mengenai keutamaan sifat yang dipertentangkan dengan hubungan, karenanya, tidak dapat dianggap sebagai seluruh kebenaran; ia hanya merupakan suatu cara khusus dalam membagi struktur ontologikal dalam karya Marx, yaitu, hubungan sifat substansial dengan gejala permukaan yang dinyatakan oleh suatu hubungan kuantitatif (proporsi).</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">19)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Kecuali hubungan-hubungan ini, yang adalah proporsi-proporsi kuantitatif yang sekonder pada suatu sifat sosial tertentu yang tampil dalam proporsi kuantitatif, Marx mengakui hubungan-hubungan lain dari suatu jenis yang sama sekali berbeda; kaitan mereka dengan sifat-sifat, dengan esensi, dengan hubungan-hubungan fenomenal dan substansial yang selebihnya dari proses perkembangan tidaklah dinyatakan oleh keutamaan yang tetap atau abstraksi yang tetap. Karakteristik terpenting dari teori Marxian mengenai struktur ontologikal dari realitas dan struktur logikal dari pikiran adalah, dalam kaitan ini, </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">realitivisasi</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(penisbian)</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> struktur substansial-atributif tradisional atas dasar monisme materialis-dialektikal.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">20)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mankovsky berusaha melanjutkan polemik ini dengan memakai pemutlakan positivis terhadap hubungan itu--hubungan yang dipahami sebagai a-substansialistik--sedemikian rupa hingga ia sebenarnya melepaskan esensi kerelativan</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">21)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan secara tidak memuaskan mengungkapkan teori materialis-dialektikal Marxian mengenai struktur ontologikal dari realitas dan struktur logikal dari pikiran, dan sebagian pula mundur pada suatu logika substansialis.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dapat berubahnya dan relativisasi materialis-dialektikal dari struktur substansial-atributif oleh Marx didahului oleh kritik </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hegelian</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> mengenai gaya berpikir</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">22)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> tradisional subjek-predikat (S-P). Ketika melukiskan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">watak pengetahuan tentang realitas mutlak</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Hegel terutama menekankan bahwa perlu sekali bergerak melampaui substansi mati yang tidak bergerak kepada </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">substansi hidup</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Substansi hidup</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, menurut Hegel, </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">adalah keberadaan yang benar-benar subjek, atau, yang sama artinya, yang benar-benar direalisasi dan nyata (</span></span><u><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">wirklich</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> = </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">aktual</span></span></span></u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">) semata-mata dalam proses menempatkan dirinya sendiri, atau perubahan-perubahannya sendiri dengan perantaraan dirinya sendiri.......</span></span></i></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">23)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Jika substansi difahami sebagai perkembangan-sendiri (sebagai </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menjadi</span></span></span></b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menjadi sesuatu</span></span></b></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">yang lain</span></span></span></b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sendiri menjadi yang lain</span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">gerak-sendiri</span></span></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">), maka struktur proposisi lama S-P tidaklah mencukupi untuk menyatakan kebenaran.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm;"><i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Subjeknya dianggap sebagai suatu titik tetap, dan sebagai dukungan mereka padanya, predikat-predikat dibubuhkan, oleh suatu proses yang termasuk dalam pengetahuan individual mengenainya, tetapi tidak dipandang sebagai bagian titik pembubuhan itu sendiri; namun, hanya dengan suatu proses seperti itu, dapatlah isi diajukan sebagai subjek</span></span></span></i><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span><sup><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">24)</span></span></span></sup></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kebenaran adalah keseluruhan dan keseluruhan itu adalah </span></span><b><i><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">cuma sifat esensial [dari sesuatu] yang mencapai kelengkapannya lewat proses perkembangannya sendiri</span></span></span></i></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">25)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Dengan persangkaan penampilan- penampilan sebagai lengkap adanya dan keberubahan yang difahami secara eksternal, maka subjek dan predikat berada dalam hubungan yang terpancang dari superioritas atau subordinasi, penataan relatif dan penataan persamaan; dengan persangkaan sustansi sebagai berkembang-sendiri, predikat mau-tak-mau harus dimengerti sehingga subjek menyatakan dirinya dalam gerakannya sendiri (= keberadaannya sendiri) dalam predikat itu, presis sebagaimana esensi yang berkembang harus dinyatakan dalam bentuk-bentuk fenomenal yang berbeda-beda.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">26)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semua konsep yang diterapkan dalam kritik Hegel pada pemikiran subjek-predikat tradisional (konsep-konsep seperti </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">apakah yang benar-benar real</span></span></span></b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">gerak-sendiri</span></span></b></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, dsb.) difahami dalam semangat idealisme mutlak, dengan azasnya mengenai identitas (kesamaan) pikiran dan keberadaan. Dalam bentuk itu mereka sama sekali tidak berguna bagi Marx yang materialis, yang memahami pengetahuan sebagai perenungan (refleksi=reflection). Keterangan tentang bagaimana Marx telah melampaui gagasan-gagasan Hegel mengandung semua ciri karakteristik dari analisis struktural-genetik materialis-dialektikal. Bab-bab dalam bagian pertama tulisan ini khusus mengenai analsis itu.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pikiran ilmiah matematikal dan natural dari abad-abad ke tujuhbelas dan delapanbelas kadang-kadang disebut pikiran </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">rasional</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Filkorn, misalnya, menulis: </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sifat dasar yang membedakan ilmu pengetahuan periode [Galilean] dari ilmu pengetahuan rakyat-rakyat zaman perbudakan, adalah relasionalitasnya....</span></span></i></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">27)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Adalah penting sekali untuk menegaskan perbedaan antara relasionalitas yang karakteristik dari ilmu pengetahuan Galilean dan relasionalitas baru (relativisasi bentuk-bentuk pikiran), yang darinya </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Science of Logic</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Hegel merupakan manifestasi </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">idealis</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dalam logika. Relationalitas baru ini mencakup dalam pengantian kritikalnya yang </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">materialistik</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> atas gagasan-gagasan Hegel suatu unsur dasar dari konsep ilmu pengetahuan Marx.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Filkorn memperhatikan perbedaan </span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">28)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> itu dan terutama mencarinya dalam klasifikasi hubungan-hubungan yang eksternal dan internal. </span></span><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ilmu penetahuan periode Galilean tidak dapat mencapai konsep mengenai relasi inti..... Ia cuma sampai pada permukaannya</span></span></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">29)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Agaknya, seseorang lebih dapat mengarakterisasi perbedaan itu dengan kenyataan bahwa dalam ilmu pengetahuan Galilean relasionalitas (penelitian hubungan-hubungan eksternal dan internal) didasarkan pada penerimaan suatu esensi yang tetap dan sifat-sifat esensial yang tetap </span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">30)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, sedangkan relasionalitas pikiran Marxian didasarkan pada pemahaman perkembangan relasional dari tingkat dalam (esensi). Konsepsi esoterik mengacu pada pemahaman kontradiksi sebagai karakteristik esensial dari relasionalitas baru dalam perkembangan itu. Jika dikatakan, bahwa kontradiksi adalah </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">sumber</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> perubahan, maka konsepsi-konsepsi non-dialektikal lama jelas-jelas membingungkan kita: karena, untuk sesuatu itu berubah, haruslah ada suatu sumber perubahan, yang adalah berbeda dari perubahan itu sendiri. Jika kita mencoba merumuskan pemahaman Marxian mengenai pertanyaan ontologikal itu atas dasar penelitian kita mengenai analsis struktural-genetik sebagaimana yang dipakai dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CAPITAL</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, maka kita akan menyadari bahwa kekontradiksian (contradictoriness) adalah sifat yang paling dalam--jika orang dapat mengatakan itu</span></span></span><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">31)</span></span></span><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">--dari struktur ontologikal relasional dan perkembangan (developmental) dalam teori Marxian. Ia adalah suatu sifat yang termasuk secara eksistensial pada struktur itu dan bukan suatu sumber eksternal dari perubahan. Bahkan ia dalam batas tertentu adalah identik dengannya.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Relativisasi Marxian atas bentuk-bentuk pikiran atas dasar monisme materialis-dialektikal dapat dikarakterisasi dengan cara berikut ini--jika pada mulanya kita menetapkan suatu pembatasan negatif--bahwa ia tidak berarti suatu relativisme subjektivis (biar itu cuma suatu tipe individualistik atau subjektivisme </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">objektif</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dari Kant). Juga, ia tidak berarti pembatasan pengetahuan manusia pada kebenaran </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">yang</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">relatif belaka</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">. Secara positif kita dapat mengatakan bahwa ia menyangkut suatu relativisasi bentuk-bentuk pikiran:</span></span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dalam pengertian ketidak-kekalan historikal;</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dalam pengertian memahami saling-menentukan, inter- penetrasi, saling-melampaui bentuk-bentuk pikiran, karena kategori-kategori logikal tidaklah terisolasi dan tidak tetap; ini khususnya relevant bagi kategori-kategori logikal dalam pertentangan mengutub;</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pengertian relativisasi antitesis dari yang relatif dan yang mutlak. Konsepsi Marxian juga berarti diperolehnya kuantitas pengetahuan secara </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">mutlak</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, atau untuk lebih jelasnya, diperolehnya objek dari pengetahuan ilmiah (menyusul perluasan ilmu pengetahuan Lockean di bawah Deisme, dan subjektivikasi pengetahuan manusia dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Critique of Pure Reason</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Kritik atas Nalar Murni)</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dari Kant. Kita berurusan di sini dengan satu- satunya alat perolehan yang mungkin dewasa ini. Dialektik dari </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">relativisme</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> dan </span></span><b><span style="color: maroon;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">absolutisme</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> ini penting bagi kemampuan atau ketidak-mampuan suatu tipe pikiran ilmiah untuk menjadi suatu pandangan ilmiah, logikal dan lengkap mengenai dunia dan kehidupan;</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pengertian menghancurkan kemanfaatan mutlak (dan loncatan-loncatan paksaan yang dapat digunakan secara tepat) dari bentuk-bentuk pikiran dan cara-cara prosedur imliah pra-Marxis tertentu. Di sini masalahnya bukanlah relativitas historikal, tetapi relativitas dalam pengertian kemanfaatan tidak-mutlak dan terbatas pada dan kecocokan bagi berbagai bidang;</span></span></span></li>
<li class="MsoNormal"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pengertian pemahaman kita akan ketergantungan kategori-kategori logikal pada bentuk-bentuk masyarakat manusia yang berkembang secara historikal.</span></span></span></li>
</ol><div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: center;"><span lang="EN-US"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75"
alt="" style='width:300pt;height:3pt'> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\User\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif"
o:href="http://www.fortunecity.com/millennium/oldemill/498/graphic/line3a.gif"/> </v:shape><![endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img height="4" src="file:///C:/DOCUME~1/User/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_i1027" width="400" /></span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US" style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Catatan:<o:p></o:p></span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Lihat di bawah Bagian I, Bab. 9</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. L.A.Mankovsky, "Kategori 'veshch"' i 'otnoshchenie' v Kapitale Marksa", </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Voprosui filosofi</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, 5/1956. (Selanjutnya disebut Mankovsky, 'Kategorii')</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 1, hal. 26</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Mankovsky, 'Kategorii', hal. 47</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">., hal. 59</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">., hal. 49</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7. </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 1, hal. 30</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8. Lihat Karl Marx, </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Notes on Adolph Wagner</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, dalam </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Texts on Method</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 206-7. ) (Selanjutnya disebut </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Notes on Wagner</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Texts on Method</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 1, hal. 55; lihat juga </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Theories of Surplus Value</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 2, hal. 170-3; dan lihat juga </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Grundrisse</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 560</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10. Lihat Dusan Machovec, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dve studie o Aristotelove filosofi</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Praha, 1959</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">11. Rene Descartes, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Philosophical Writings</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, ed. E.Anscombd, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">A Contribution to the Critique of Political Economy</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Lawrence dan Wishart, London, 1971, hal. 52. (Selanjutnya disebut </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">A Contribution to the</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Critique of Political Economy</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.)</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">16. Ini dapat masalah sifat-sifat dan hubungan-hubungan substansial maupun gejala permukaan.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">17. Karl Marx, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 2, Lawrence dan Wishart, London, 1970, hal. 385-386. (Selanjutnya disebut </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Capital</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 2). Lihat juga Ibid. hal. 204-5, 375, 389 ff.; dan </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Introduction</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, 1857, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Texts on Method</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 206</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">18. </span></span><b><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Grundrisse</span></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 514</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">19. Lihat </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Theories of Surplus Value</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, vol. 3, hal. 145-6</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">20. E.W. Beth, "Critical Epochs in the Development of the Theory of Science," </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">British Journal for the Philosophy of Science</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, 1/1950; dan :Fundamental Features of Contemporary Theory of Science", </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">idem</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, no. 4</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">21. Karena Mankovsky, pada penutup karangannya, juga menyebutkan bahwa esensi-esensi adalah relatif dan dapat berubah (hal. 54), ia mendapatkan dirinya sendiri dalam kontradiksi dengan ucapan-ucapannya yang sebelumnya, dan penegasan ini sendiri akhirnya diperlemah oleh prioritas yang diberikan pada suatu pengurangan untuk menjamin keterkaitan dan dapat-berubahnya secara kuantitatif.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">22. G.W.F. Hegel, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">The Phenomenology of Mind</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, ed. ke 2, Allen and Unwin, London, 1966, hal. 80-1, 84-5, 113-15. (Selanjutnya disebut </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Phenomenology</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.) Lihat juga Encyclopaedia,nya, par. 27-33</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">23. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Phenomenology</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 80</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">24. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">., hal. 84. Lihat juga karya Hegel </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">System der Philosophie</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Bag.1, Stuttgart, 1929, hal. 105, par. 31 tambahan.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">25. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Phenomenology</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 81</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">26. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">27. Filkorn, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Predhegelovska</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, hal. 182</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">28. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">., hal. 199</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">29. </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibid</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">., hal. 201</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">30. Lihat L.In feld, "Neskol'ka zamenchany o teorii otnositel'nosti, Voprosui filosofi," 5/1954; dan A. Kolman, "Soucasne spory kolem filosofickych problemu teorie relativity", </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pokroky matematiky, fyziky a astonomied</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, 5/1960; dan F. Enriques, </span></span><span style="color: teal;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Las Theorie de la connaisance scientifique ;de Kant a nos jours</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">, Paris, 1938, Bab. 6 dan 7.</span></span></span></div><div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm;"><span lang="EN-US"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">31. Sulit menghindari salah-pengertian mengenai masalah-masalah ini, yaitu, menerima sesuatu dalam semangat konsep-konsep pra-dialektikal, di sini, konsep-konsep mengenai objek dan sifat-sifatnya, yang cuma suatu citra kasar dari struktur ontologikal dari potongan-potongan kecil dari beberapa bentuk nyata. Hegel telah menekankan dalam hubungan ini bahwa azas identitas yang berkontradiksi tidak dapat dirumuskan kecuali melalui ungkapan-ungkapan verbal yang tidak eksak, kadang-kadang bahkan agak menyesatkan.</span></span></span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div></b></span></span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-72547278505979826972010-12-27T08:08:00.000-08:002010-12-27T08:08:48.388-08:00PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT<div style="text-align: justify;">Salah satu tujuan pembangunan adalah mewujudkan ruang kehidupan yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Ruang kehidupan yang nyaman mengandung pengertian adanya kesempatan yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasi nilai-nilai sosial budaya dan fungsinya sebagai manusia. Produktif mengandung pengertian bahwa proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga mampu memberi nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. Berkelanjutan mengandung pengertian dimana kualitas lingkungan fisik dapat dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. <br />
<br />
Namun, dibalik tujuan ideal pembangunan tersebut, terdapat sebuah dilema dimana tujuan peningkatan kualitas hidup yang lebih baik berdampingan dengan dampak-dampak negatif yang justru mengganggu kehidupan masyarakat. Hal ini karena pembangunan selalu mengakibatkan intervensi terhadap keseimbangan lingkungan yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan masalah-masalah sosial. Karena pembangunan selalu membawa dampak, maka penanganan dampak menjadi penting untuk meningkatkan efek positif dan meminimalisir bahkan menghilangkan dampak-dampak negatif. Rencana pembangunan yang menekankan pada perhitungan keuntungan ekonomi semata, tidak jarang menimbulkan ongkos sosial (social cost) yang dapat lebih mahal daripada manfaat ekonomi yang diperoleh. <br />
<br />
Tergusurnya pemukiman rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak atas pengolahan lahan, sedang mereka yang berada di sekitar proyek tidak banyak menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang makin meningkat. Kesenjangan yang makin meningkat antara satu kelompok dengan kelompok lainnya akan meningkatkan keresahan sosial sehingga gejolak sosial dengan mudah dapat terjadi. Pengelolaan dampak adalah upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Hadi (2005) mencoba memperlihatkan pada kita bahwa pengelolaan lingkungan hidup akibat pembangunan masih berorientasi pada pendekatan konvensional yang bersifat businees as usual seperti pemberian kompensasi, bantuan pada hari-hari besar atau bantuan lainnya yang menafikkan peran masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan. <br />
Menurut Hadi , Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no 14 tahun 1994, tentang Pedoman Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKL/RPL) hanya menyebutkan tiga pendekatan yang belum memuat pendekatan sosial di dalamnya. Pendekatan tersebut adalah pendekatan teknologi, pendekatan ekonomi dan pendekatan institusi yang seringkali hanya ditentukan oleh pemerintah dan pemilik modal tanpa memperhatikan keberadaan masyarakat lokal sebagai masyarakat yang terkena dampak (affected people).<br />
<br />
Kenapa pendekatan sosial penting dalam pengelolaan lingkungan ? Pendekatan sosial disini dimaksudkan sebagai pelibatan peran serta komunitas lokal dalam pengelolaan lingkungan. Begitu banyak kasus pencemaran terungkap karena peran masyarakat lokal seperti bencana Kali Sadang di Bekasi, kasus pencemaran Kali Sambong di Kabupaten Batang adalah beberapa contoh dimana peran penduduk lokal yang pertama kali mengetahui adanya pencemaran. Peran serta masyarakat lokal disebut oleh Arimbi dan Santosa (1993) sangat penting karena masyarakat adalah pakar lokal tentang lingkungannya dimana mereka tinggal.<br />
<br />
Dalam kondisi dampak lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas industri, maka pelaksana pengelolaan lingkungan berwajah sosial adalah perusahaan. Hal ini diperkuat dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pada pasal 5 huruf b yang menyatakan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dimana dalam pasal penjelasan dijabarkan yang dimaksud dengan tangung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.<br />
<br />
Salah satu penerapan tanggung jawab sosial tersebut melalui pengembangan masyarakat ( ISO 26000 on Social Responsibility). Untuk membentuk sebuah pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat, dibutuhkan landasan berupa prinsip-prinsip pengembangan masyarakat. Jim Ife (2008) mengatakan, ada dua persfektif utama yang mesti diperhatikan yaitu persfektif ekologis dan persfektif keadilan sosial. Persfektif ekologis tersebut terkait dengan bagaimana proses pembangunan proyek dapat berlangsung secara berkelanjutan, namun di sisi lain tetap memerhatikan keseimbangan ekologis/kelestarian lingkungan. Prinsip-prinsip yang melandasi persfektif ekologis adalah pembangunan terintegrasi, keberlanjutan, keseimbangan dan keragaman. Sementara persfektif keadilan sosial terkait dengan bagaimana pembangunan tersebut dapat menghilangkan ketimpangan struktural yang terjadi dalam masyarakat. Prinsip yang mesti diperhatikan meliputi prinsip hak azasi manusia, pemberdayaan, partisipasi, mementingkan proses, kerja sama, menghargai sumber daya lokal<br />
<br />
Hal ini menjadi menarik, karena selama ini penyelesaian masalah-masalah dalam pembangunan selalu didominasi oleh aktor-aktor di luar masyarakat setempat tanpa memperhatikan keterlibatan mereka dalam menentukan tujuan dan memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dan memecahkan masalah pembangunan yang ada di sekitar mereka. Prinsip pengembangan masyarakat kemudian menjadi dasar dari upaya pengelolaan lingkungan. Prinsip partisipasi memberikan penekanan bahwa sejak fase rencana pembangunan, masyarakat lokal dilibatkan dalam menyusun rencana, mengambil keputusan sampai pada pelaksanaan keputusan tersebut. Prinsip pemberdayaan menekankan bahwasanya masyarakat lokal yang dirugikan dalam proyek pembangunan, harus menjadi berkuasa atas dirinya melalui pemberian pelatihan, sumber daya, pengetahuan, keterampilan sehingga mereka memiliki kapasitas menentukan masa depannya sendiri.<br />
<br />
Prinsip pembangunan terintegrasi menekankan bahwa dalam upaya pengelolaan lingkungan hendaknya berpikir secara holistik yakni tidak ada fenomena tunggal dalam upaya pemecahan masalah. Semua saling terkait baik itu aspek ekonomi, politik, sosial, budaya, lingkungan spritual. Prinsip keseimbangan menekankan pentingnya hubungan antara sistem-sistem dan kebutuhan untuk menjaga suatu keseimbangan diantara sistem-sistem tersebut. Prinsip keragaman melihat masyarakat memiliki ciri yang unik, tidak ada dua masyarakat yang sama. Prinsip keberlanjutan misalnya, hendaknya diterjemahkan dalam tindakan pengelolaan yang berada dalam kerangka keberlanjutan. Hal ini ditandai dengan pelembagaan pengelolaan lingkungan tidak hanya pada tingkat pelaksana proyek, tetapi beralih ke tangan masyarakat.<br />
Artinya, terkandung sebuah pemahaman bagaimana melakukan proses pengelolaan lingkungan yang berorientasi pada terwujudnya pemberdayaan dan mengedepankan prinsip demokrasi dan partisipasi dari masyarakat. Pengelolaan lingkungan harusnya melibatkan masyarakat sebagai subjek dan bukan hanya objek. Hal ini bertujuan agar tujuan pembangunan selaras dengan apa yang dirasakan masyarakat lokal. Pengelolaan yang bersifat birokratis, berpola top down dan tidak berdasar pada kebutuhan masyarakat hanya akan membuat pembangunan justru menjadi anti pembangunan.<br />
<br />
Adi Surya<br />
Alumnus Fisip Unpad<br />
Aktivis GMNI Sumedang</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=464061199965</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-14412741008879788802010-12-27T08:04:00.000-08:002010-12-27T08:04:43.871-08:00REVOLUSI PSSI<div style="text-align: justify;">Orang-orang yang akhirnya melakukan amuk pun berteriak “revolusi PSSI”. Ucapan itu keluar dari para calon penonton yang akhirnya mengamuk, merusak dan bahkan menduduki stadion Gelora Bung Karno dengan kecewa yang amat sangat. Para penonton yang antusias untuk menonton Tim Garuda berlaga di final pada leg kedua Piala AFF di Jakarta seakan “dipaksa” untuk berontak. Hal ini dipicu lagi-lagi karena urusan tiket. Antrian yang berjejal-jejal datang dari penjuru tanah air. Beberapa bahkan rela bermalam hanya untuk selembar tiket. Mereka adalah pemain ketiga belas yang rela “bertaruh nyawa” demi prestasi sepakbola Indonesia. Namun, bukanya manis yang mereka dapatkan, buruknya manajemen tiket membuat pil pahit harus ditelan tanpa air. Mereka bersabar, namun ditipu. Jangan heran kalau akhirnya mereka hilang kesabaran. Sesulit-sulitnya menonton ke negeri seberang, ternyata lebih sulit menonton di negeri sendiri.</div><div style="text-align: justify;"> Suporter sepakbola dalam teori sosiologi termasuk dalam jenis kerumunan. Menurut Soerjono Soekanto (1990), kerumunan (<em>crowd</em>) adalah kelompok sosial yang tidak teratur yang merupakan individu-individu yang berkumpul sementara secara kebetulan pada waktu dan tempat yang sama. Kerumunan tidak mempunyai pribadi. Artinya, identitas seseorang tenggelam dan melebur. Seorang mahasiswa, dosen, tentara, pegawai mempunyai kedudukan sosial yang sama dalam kerumunan. Suatu kerumunan mudah sekali beraksi karena adanya satu pusat perhatian yang sama. Orang-orang yang ada dalam kerumunan itu akan mudah sekali beraksi dan meniru orang. Gustave Le Bon (1841-1931) memberi gambaran siapa pun yang ada dalam kerumunan pasti berpikir, merasa, dan bertindak serupa. Kekuatan emosional dan irasional menyeruak. Nafsu barbarian muncul. Keragaman individualitas ditenggelamkan homogenitas kerumunan.</div><div style="text-align: justify;"> Memang tidak semua kerumunan menciptakan kerusakan dan kekacauan. Herbert Blumer (1900-1987), sebagaimana diuraikan Alex Thio (Sociology, 1989: 580) mengklasifikasikan empat tipe kerumunan: (1) kerumunan tidak tetap (casual crowd), yang keberadaannya amat singkat dan terorganisasi secara longgar. Tipe ini bersifat spontan, misalnya orang yang bersama-sama melihat gedung terbakar atau kecelakaan; (2) kerumunan konvensional (conventional crowd), yang terjadi secara terencana dan berperilaku teratur, misalnya penonton dalam teater atau pertandingan sepak bola; (3) kerumunan bertindak (acting crowd), yang keterlibatannya didasari pada permusuhan atau aktivitas destruktif, misalnya mob yang melakukan pembantaian; dan (4) kerumunan ekspresif (expressive crowd), yang muncul untuk melampiaskan emosi dan ketegangan, misalnya para penonton konser musik rock.</div><div style="text-align: justify;"> Dalam hal ini, kerumunan penonton sepakbola yang dikecewakan akhirnya meluapkan tekanan psikologis dalam bentuk anarki. Tindakan yang dimulai dari beberapa orang kemudian mempunyai efek menular yang sangat cepat diikuti oleh anggota suporter lainya. Bahayanya, acapkali memiliki arah destruktif seperti penghancuran fasilitas publik, pembakaran sampai penganiayaan. Namun, terlepas dari kerumunan berpotensi merusak atau bahkan sebaliknya, persoalanya ada pada penyebab kerumunan bisa berperilaku tertentu. Kerumunan suporter bukanlah fenomena langka untuk disaksikan baik langsung ataupun tidak. Hampir tiap minggu ada pertandingan sepakbola nasional maupun internasional. Kita bisa saksikan, kebanyakan suppoter akan bertindak destruktif ketika ada stimuli yang mengecewakan mereka. Sepertinya rumus sederhana “tidak ada asap tanpa ada api” lalai dicerna oleh PSSI. Kerumunan yang merasa kecewa selalu berpotensi besar menghasilkan kerusakan. Buktinya sudah ada di depan mata.</div><div style="text-align: justify;"> Tentunya teriakan “revolusi PSSI” tidak datang dari ruang kosong. Hal itu hanya sebagai pertanda, masyarakat sepakbola Indonesia sudah geram dengan kinerja PSSI. Bukan tidak mungkin, amukan suporter di GBK merupakan puncak gunung kekecewaan atas PSSI. Bisa kita bayangkan, belum ada satupun prestasi gemilang yang ditorehkan oleh PSSI selama 7 tahun kebelakang. Indonesia Raya tidak pernah berkumandang lagi di berbagai pentas laga regional maupun Internasional. Padahal pada era tahun 1970 hingga 1980-an, Indonesia termasuk salah satu kesebelasan yang cukup di kawasan Asia. Prestasi yang cukup membuat hati teriris-iris.</div><div style="text-align: justify;"> Momen yang sangat menyakitkan terjadi pada tahun 2010, untuk pertama kali dalam 14 tahun, gagal lolos ke putaran final Piala Asia. Saat Sea Games, kesebelasan Indonesia bahkan dikalahkan oleh tim yang tidak pernah dibayangkan bakal menang lawan PSSI yakni Laos. Kita tidak bisa menutup telinga, kalau orang bilang, Indonesia merupakan negeri terluas dan sangat beragam penduduknya. Penduduk Indonesia mencapai 200 juta lebih. Tetapi tak pernah bisa mengolah 11 orang untuk menjadi tim juara sepakbola.</div><div style="text-align: justify;"> Minimnya prestasi dan setumpuk persoalan internal PSSI diperparah lagi dengan buruknya manajemen tiket pada saat laga piala AFF. Kericuhan pertama kali dimulai dari leg semifinal melawan Filipina. Panitia menutup loket sementara tiket belum dibagikan. Kontan saja, suporter kecewa dan merusak bendera dan mencopoti plang di halaman Sekretariat PSSI. Huruf-huruf PSSI di bagian atas pintu masuk kantor itu juga dicopot. Bahkan, sebuah mobil operasional induk organisasi sepak bola di Indonesia itu nyaris dirusak. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid juga dicerca dengan kata-kata kotor. Kemudian, seolah tidak belajar pada pengalaman pertama, PSSI malah menaikkan harga tiket untuk semua kelas. Disusul, kejadian terakhir yang lagi-lagi disebabkan oleh manajemen tiket. Faktanya, PSSI bukan lagi anak kemaren sore dalam menggelar pertandingan skala regional maupun internasional. Lahir pada tahun 1930, dan kini di penghujung 2010, masih berkutat soal tiket.</div><div style="text-align: justify;"> Kekecewaan seakan menjadi-jadi ketika Indonesia dipecundangi di kandang Malaysia dengan skor telak 3-0 tanpa balas. Gol demi gol lahir bukan dari bagusnya permainan lawan, melainkan dari kecutnya mental dan keteledoran pemain-pemain kita. Mungkin inilah efek terlalu percaya diri berlebihan. Orang bijak berkata pujian dan sanjungan kadangkala adalah kelemahan. Pujian berlebihan akan membuat diri kita lupa akan kerendahan dan ketidaksempurnaan. Di tanah air, pemain kita dipuja puji bak dewa. Diarak-arak ke para tokoh politik. Bahkan di klaim entah karena alasan investasi politik atau ingin dipandang paling berjasa. Semuanya membuat kita lupa diri. Sementara lawan yang pernah kita kalahkan 5-0 di babak penyisihan, insyaf diri dan melakukan perbaikan kelemahan di segala lini. Kekalahan di Stadion Bukit Jalil menenggelamkan auman “ganyang Malaysia”. Ataukah jangan-jangan kita lebih pantas menyandang juara jago kandang ?.</div><div style="text-align: justify;"> Pakikan “revolusi PSSI” mungkin bisa diartikan secara beragam oleh para petinggi PSSI. Jika ingin ditafsirkan sebagai perbaikan manajemen tiket, juga tidaklah salah. Jika ingin ditafsirkan sebagai pemecatan pelatih jika Indonesia gagal juara, tidak pula salah. Atau, diartikan sebatas kritik-otokritik di pengurus kemudian berjalan “bussines as usual”, silahkan juga. Tetapi teriakan “revolusi PSSI” bagi supporter fanatik Indonesia mungkin juga perlu kita dengar lebih dalam lagi. Teriakan revolusi itu bergaung di Gelora Bung Karno. Atau mungkin saja revolusi yang dimaksud sejalan dengan defenisi revolusi menurut Bung Karno sendiri, yakni menjebol dan membangun. Jika memang benar adanya, PSSI sebaiknya bercermin di kaca yang besar. Bahwa supporter, yang juga rakyat Indonesia, menginginkan perubahan yang mendasar, mengakar (radikal) dan cepat. Itulah arti teriakan "revolusi, revolusi, revolusi, revolusi PSSI".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Adi Surya</div><div style="text-align: justify;"> Alumnus Fisip Unpad</div><div style="text-align: justify;">Aktivis GMNI Sumedang</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150147927249966</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-70284874472968486812010-12-27T07:59:00.000-08:002010-12-27T07:59:22.443-08:00KEISTIMEWAAN WANITA MENURUT HADIS<div style="text-align: justify;">1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab beliau , " Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."<br />
<br />
2. Wanita yang sholehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang sholeh.<br />
<br />
3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut akan Allah SWT. Dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.<br />
<br />
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah SAW di dalam syurga);<br />
<br />
5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.<br />
<br />
6. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.<br />
<br />
7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah surga.<br />
<br />
8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.<br />
<br />
9. Daripada Aisyah r.a." Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka."<br />
<br />
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari mana saja pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.<br />
<br />
11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya serta menjaga sholat dan shoumnya<br />
<br />
12. Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?" Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." " Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya."<br />
<br />
13. Perempuan apabila sholat lima waktu, shoum di bulan Romadlon, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dikehendaki.<br />
<br />
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam syurga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).<br />
<br />
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.<br />
<br />
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT.<br />
<br />
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.<br />
<br />
18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.<br />
<br />
19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.<br />
<br />
Dikutip dari GRUP FACEBOOK OASE</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-69935435863311026592010-12-26T10:19:00.000-08:002010-12-26T10:19:10.216-08:00TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA<div style="text-align: justify;"><b>Tim nasional sepak bola Indonesia</b> memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> pertama yang berpartisipasi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia FIFA</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">1938</a>. Saat itu mereka masih membawa nama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a> dan kalah 6-0 dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Hongaria" title="Tim nasional sepak bola Hongaria">Hongaria</a>, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Indonesia, meski merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, tidak termasuk jajaran tim-tim terkuat di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/AFC" title="AFC">AFC</a>.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Di kancah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tenggara" title="Asia Tenggara">Asia Tenggara</a> sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_AFF" title="Piala AFF">Piala AFF</a> (dulu disebut Piala Tiger). Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2005. Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di kancah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia" title="Piala Asia">Piala Asia</a>, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2004" title="2004">2004</a> di China setelah menaklukkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Qatar" title="Tim nasional sepak bola Qatar">Qatar</a> 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Bahrain" title="Tim nasional sepak bola Bahrain">Bahrain</a> dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Malaysia">Malaysia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Thailand">Thailand</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Vietnam">Vietnam</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">KOSTUM</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Merah" title="Merah">merah</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Putih" title="Putih">putih</a> sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bob_Hippy&action=edit&redlink=1" title="Bob Hippy (halaman belum tersedia)">Bob Hippy</a>, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1962" title="1962">1962</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1974" title="1974">1974</a>, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> mempersiapkan dua tim untuk <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asian_Games_IV&action=edit&redlink=1" title="Asian Games IV (halaman belum tersedia)">Asian Games IV</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1962" title="1962">1962</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta">Jakarta</a>.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yugoslavia" title="Yugoslavia">Yugoslavia</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Toni_Pogacnic&action=edit&redlink=1" title="Toni Pogacnic (halaman belum tersedia)">Toni Pogacnic</a>, yakni <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PSSI_Banteng&action=edit&redlink=1" title="PSSI Banteng (halaman belum tersedia)">PSSI Banteng</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PSSI_Garuda&action=edit&redlink=1" title="PSSI Garuda (halaman belum tersedia)">PSSI Garuda</a>. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=M._Zaelan&action=edit&redlink=1" title="M. Zaelan (halaman belum tersedia)">M. Zaelan</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Djamiat_Dalhar&action=edit&redlink=1" title="Djamiat Dalhar (halaman belum tersedia)">Djamiat Dalhar</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tan_Liong_Houw" title="Tan Liong Houw">Tan Liong Houw</a>, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Skandal_Senayan&action=edit&redlink=1" title="Skandal Senayan (halaman belum tersedia)">Skandal Senayan</a>", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asian_Games" title="Asian Games">Asian Games</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mulyadi_%28pemain_sepak_bola%29" title="Mulyadi (pemain sepak bola)">Mulyadi</a> (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1964" title="1964">1964</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1972" title="1972">1972</a>, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970-an" title="1970-an">1970-an</a>, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, kita hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Kings Cup 1981," kata <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ronny_Pattinasarani" title="Ronny Pattinasarani">Ronny Pattinasarani</a> yang memperkuat <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1970" title="1970">1970</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" title="1985">1985</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia_2007" title="Piala Asia 2007">Piala Asia 2007</a> yang digelar mulai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/8_Juli" title="8 Juli">8 Juli</a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Minggu" title="Minggu">Minggu</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_Juli" title="29 Juli">29 Juli</a>, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div>SEJARAH INDONESIA DI PIALA FIFA<br />
<div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1938" title="1938">1938</a> (di masa penjajahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>) sempat lolos dan ikut bertanding di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia 1938</a>. Waktu itu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim" title="Tim">Tim</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> di bawah nama <i>Dutch East Indies</i> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>), peserta dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> yang pertama kali lolos ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia</a>. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> untuk <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia 1938</a> hanya terdiri dari 2 negara, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>) dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> karena saat itu dunia <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola" title="Sepak bola">sepak bola</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia" title="Asia">Asia</a> memang hampir tidak ada. Namun, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> akhirnya lolos ke final <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia 1938</a> tanpa harus menyepak bola setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Jepang">Jepang</a> mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a>.</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1930-an" title="1930-an">1930-an</a>, di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a> berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NIVB&action=edit&redlink=1" title="NIVB (halaman belum tersedia)">NIVB</a>)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a>) di tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1936" title="1936">1936</a> milik bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hwa_Nan_Voetbal_Bond&action=edit&redlink=1" title="Hwa Nan Voetbal Bond (halaman belum tersedia)">Hwa Nan Voetbal Bond</a> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=HNVB&action=edit&redlink=1" title="HNVB (halaman belum tersedia)">HNVB</a>) punya bangsa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa" title="Tionghoa">Tionghoa</a>, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a>) milik orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nederlandsch_Indische_Voetbal_Bond" title="Nederlandsch Indische Voetbal Bond">Nederlandsch Indische Voetbal Bond</a> (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NIVB&action=edit&redlink=1" title="NIVB (halaman belum tersedia)">NIVB</a>) sebuah organisasi sepak bola orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belandamenaruh</a> hormat kepada Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a>) lantaran Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (<a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SIVB&action=edit&redlink=1" title="SIVB (halaman belum tersedia)">SIVB</a>)yang memakai bintang-bintang dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=NIVB&action=edit&redlink=1" title="NIVB (halaman belum tersedia)">NIVBkalah</a> dengan skor 2-1 lawan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Voetbalbond_Indonesia_Jacatra&action=edit&redlink=1" title="Voetbalbond Indonesia Jacatra (halaman belum tersedia)">Voetbalbond Indonesia Jacatra</a> (VIJ)salah satu klub anggota <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSIdalam</a> sebuah ajang kompetisi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> ke III pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1933" title="1933">1933</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surabaya" title="Surabaya">Surabaya</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> yang semula memandang sebelah mata <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan <i>Gentlemen’s Agreement pada</i> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Januari" title="15 Januari">15 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1937" title="1937">1937</a>. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara <i>de facto</i> dan <i>de jure</i> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> mengakui <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a>. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> menjadi pucuk organisasi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola" title="Sepak bola">sepak bola</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia</a>, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> melawan tim bentukan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> sebelum diberangkatkan ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA" title="Piala Dunia FIFA">Piala Dunia</a> (semacam seleksi tim). Tapi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> membuktikannya. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Agustus" title="7 Agustus">7 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1937" title="1937">1937</a> tim yang beranggotakan, di antaranya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maladi" title="Maladi">Maladi</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Djawad&action=edit&redlink=1" title="Djawad (halaman belum tersedia)">Djawad</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Moestaram&action=edit&redlink=1" title="Moestaram (halaman belum tersedia)">Moestaram</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sardjan&action=edit&redlink=1" title="Sardjan (halaman belum tersedia)">Sardjan</a>, berhasil menahan imbang 2-2 tim <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nan_Hwa&action=edit&redlink=1" title="Nan Hwa (halaman belum tersedia)">Nan Hwa</a> dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a> di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Gelanggang_Union&action=edit&redlink=1" title="Gelanggang Union (halaman belum tersedia)">Gelanggang Union</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semarang" title="Semarang">Semarang</a>. Padahal <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nan_Hwa&action=edit&redlink=1" title="Nan Hwa (halaman belum tersedia)">Nan Hwa</a> pernah menyikat kesebelasan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a> dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> mulai kesohor.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Atas tindakan sepihak dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> ini, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Soeratin&action=edit&redlink=1" title="Soeratin (halaman belum tersedia)">Soeratin</a>, ketua <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> yang juga aktivis gerakan nasionalisme <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>,sangat geram. Ia menolak memakai nama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a>. Alasannnya, kalau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>. Tapi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/FIFA" title="FIFA">FIFA</a> mengakui <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a> sebagai perwakilan dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>. Akhirnya <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI" title="PSSI">PSSI</a> membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Solo" title="Solo">Solo</a> pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1938" title="1938">1938</a>.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">Piala Dunia Perancis 1938</a> mayoritas orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Belanda">Belanda</a>. Mereka yang terpilih untuk berlaga di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" title="Perancis">Perancis</a>, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Achmad_Nawir" title="Achmad Nawir">Achmad Nawir</a> (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/NIVU" title="NIVU">NIVU</a>, <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Johannes_Mastenbroek&action=edit&redlink=1" title="Johannes Mastenbroek (halaman belum tersedia)">Johannes Mastenbroek</a>. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland. <sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia#cite_note-0">[1]</a></sup></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><sup class="reference" id="cite_ref-0">PERTANDINGAN MELAWAN HONGARIA</sup></div><div style="text-align: justify;">Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Stadiun_Velodrome_Municipal&action=edit&redlink=1" title="Stadiun Velodrome Municipal (halaman belum tersedia)">Stadiun Velodrome Municipal</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Reims" title="Reims">Reims</a>, Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Het_Wilhelmus&action=edit&redlink=1" title="Het Wilhelmus (halaman belum tersedia)">Het Wilhelmus</a>. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0. Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6. Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sin_Po" title="Sin Po">Sin Po</a>, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".<sup class="reference" id="cite_ref-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia#cite_note-1">[2]</a></sup></div><br />
<h3><span class="mw-headline" id="Rekor_Penampilan_di_Piala_Dunia_FIFA">Rekor Penampilan di Piala Dunia FIFA</span></h3><table class="wikitable" style="font-size: 90%; text-align: center;"><tbody>
<tr> <th colspan="9"><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/FIFA_World_Cup" title="FIFA World Cup">Rekor Penampilan di Piala Dunia FIFA</a></th> </tr>
<tr> <th>Tuan Rumah / Tahun</th> <th>Hasil</th> <th>Posisi</th> <th width="30"><span style="border-bottom: 1px dotted; cursor: help;" title="Menang">M</span></th> <th width="30"><span style="border-bottom: 1px dotted; cursor: help;" title="Seri">S</span></th> <th width="30"><span style="border-bottom: 1px dotted; cursor: help;" title="Kalah">K</span></th> <th width="30"><span style="border-bottom: 1px dotted; cursor: help;" title="Gol Memasukkan">GM</span></th> <th width="30"><span style="border-bottom: 1px dotted; cursor: help;" title="Gol Kemasukkan">GK</span></th> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uruguay" title="Bendera Uruguay"><img alt="Bendera Uruguay" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fe/Flag_of_Uruguay.svg/22px-Flag_of_Uruguay.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1930" title="Piala Dunia FIFA 1930">1930</a></td> <td><i>Tidak Ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Bendera Italia"><img alt="Bendera Italia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/03/Flag_of_Italy.svg/22px-Flag_of_Italy.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1934" title="Piala Dunia FIFA 1934">1934</a></td> <td><i>Tidak Ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis" title="Bendera Perancis"><img alt="Bendera Perancis" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c3/Flag_of_France.svg/22px-Flag_of_France.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">1938</a></td> <td>Babak 1 (sebagai <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda">Hindia Belanda</a>)</td> <td>14</td> <td>0</td> <td>0</td> <td>1</td> <td>0</td> <td>6</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brasil" title="Bendera Brasil"><img alt="Bendera Brasil" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/05/Flag_of_Brazil.svg/22px-Flag_of_Brazil.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1950" title="Piala Dunia FIFA 1950">1950</a></td> <td><i>Mengundurkan diri</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swiss" title="Bendera Swiss"><img alt="Bendera Swiss" class="thumbborder" height="20" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Switzerland.svg/20px-Flag_of_Switzerland.svg.png" width="20" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1954" title="Piala Dunia FIFA 1954">1954</a></td> <td><i>Tidak Ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Swedia" title="Bendera Swedia"><img alt="Bendera Swedia" class="thumbborder" height="14" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4c/Flag_of_Sweden.svg/22px-Flag_of_Sweden.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1958" title="Piala Dunia FIFA 1958">1958</a></td> <td><i>Mengundurkan diri selama kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Chili" title="Bendera Chili"><img alt="Bendera Chili" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/78/Flag_of_Chile.svg/22px-Flag_of_Chile.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1962" title="Piala Dunia FIFA 1962">1962</a></td> <td><i>Mengundurkan diri</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Bendera Inggris"><img alt="Bendera Inggris" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Flag_of_England.svg/22px-Flag_of_England.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1966" title="Piala Dunia FIFA 1966">1966</a> sampai <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meksiko" title="Bendera Meksiko"><img alt="Bendera Meksiko" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fc/Flag_of_Mexico.svg/22px-Flag_of_Mexico.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1970" title="Piala Dunia FIFA 1970">1970</a></td> <td><i>Tidak Ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman_Barat" title="Bendera Jerman Barat"><img alt="Bendera Jerman Barat" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/ba/Flag_of_Germany.svg/22px-Flag_of_Germany.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1974" title="Piala Dunia FIFA 1974">1974</a> sampai <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Afrika_Selatan" title="Bendera Afrika Selatan"><img alt="Bendera Afrika Selatan" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Flag_of_South_Africa.svg/22px-Flag_of_South_Africa.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_2010" title="Piala Dunia FIFA 2010">2010</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi Asia</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Brasil" title="Bendera Brasil"><img alt="Bendera Brasil" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/05/Flag_of_Brazil.svg/22px-Flag_of_Brazil.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_2014" title="Piala Dunia FIFA 2014">2014</a></td> <td><i>Belum Diselenggarakan</i></td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Bendera Rusia"><img alt="Bendera Rusia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Russia.svg/22px-Flag_of_Russia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_2018" title="Piala Dunia FIFA 2018">2018</a></td> <td><i>Belum Diselenggarakan</i></td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qatar" title="Bendera Qatar"><img alt="Bendera Qatar" class="thumbborder" height="9" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/65/Flag_of_Qatar.svg/22px-Flag_of_Qatar.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_2022" title="Piala Dunia FIFA 2022">2022</a></td> <td><i>Belum Diselenggarakan</i></td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> <td><br />
</td> </tr>
<tr> <td><b>Total</b></td> <td>1/19</td> <td>Round 1</td> <td>0</td> <td>0</td> <td>1</td> <td>0</td> <td>6</td> </tr>
</tbody></table><table class="wikitable" style="text-align: center;"><tbody>
<tr> <th colspan="4">Sejarah final Piala Dunia FIFA 1938</th> </tr>
<tr> <th>Tahun</th> <th>Babak</th> <th>Nilai</th> <th>Hasil</th> </tr>
<tr> <td rowspan="1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_1938" title="Piala Dunia FIFA 1938">1938</a></td> <td>Babak 1</td> <td align="left"><span class="flagicon"><img alt="" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/Flag_of_the_Netherlands.svg/22px-Flag_of_the_Netherlands.svg.png" width="22" /> </span><strong class="selflink">Hindia-Belanda</strong> <b>0 – 6</b> <span class="flagicon"><img alt="" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/72/Flag_of_Hungary_1940.svg/22px-Flag_of_Hungary_1940.svg.png" width="22" /> </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Hongaria" title="Tim nasional sepak bola Hongaria">Hongaria</a></td> <td>Kalah</td> </tr>
</tbody></table><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sejarah_Tim_Nasional_di_Piala_Asia_AFC">Sejarah Tim Nasional di Piala Asia AFC</span></h3><table class="wikitable" style="text-align: center;"><tbody>
<tr> <th width="160">Tahun</th> <th>Hasil</th> <th>Poin</th> <th>M</th> <th>S</th> <th>K</th> <th>GM</th> <th>GK</th> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hong_Kong" title="Bendera Hong Kong"><img alt="Bendera Hong Kong" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5b/Flag_of_Hong_Kong.svg/22px-Flag_of_Hong_Kong.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1956&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1956 (halaman belum tersedia)">1956</a></td> <td><i>Tidak ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korea_Selatan" title="Bendera Korea Selatan"><img alt="Bendera Korea Selatan" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/09/Flag_of_South_Korea.svg/22px-Flag_of_South_Korea.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1960&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1960 (halaman belum tersedia)">1960</a></td> <td><i>Tidak ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Israel" title="Bendera Israel"><img alt="Bendera Israel" class="thumbborder" height="16" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d4/Flag_of_Israel.svg/22px-Flag_of_Israel.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1964&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1964 (halaman belum tersedia)">1964</a></td> <td><i>Tidak ikut</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Bendera Iran"><img alt="Bendera Iran" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ca/Flag_of_Iran.svg/22px-Flag_of_Iran.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1968&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1968 (halaman belum tersedia)">1968</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Bendera Thailand"><img alt="Bendera Thailand" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Flag_of_Thailand.svg/22px-Flag_of_Thailand.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1972&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1972 (halaman belum tersedia)">1972</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iran" title="Bendera Iran"><img alt="Bendera Iran" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/ca/Flag_of_Iran.svg/22px-Flag_of_Iran.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1976&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1976 (halaman belum tersedia)">1976</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kuwait" title="Bendera Kuwait"><img alt="Bendera Kuwait" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/aa/Flag_of_Kuwait.svg/22px-Flag_of_Kuwait.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1980&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1980 (halaman belum tersedia)">1980</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Bendera Singapura"><img alt="Bendera Singapura" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Flag_of_Singapore.svg/22px-Flag_of_Singapore.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1984&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1984 (halaman belum tersedia)">1984</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qatar" title="Bendera Qatar"><img alt="Bendera Qatar" class="thumbborder" height="9" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/65/Flag_of_Qatar.svg/22px-Flag_of_Qatar.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_1988&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 1988 (halaman belum tersedia)">1988</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang" title="Bendera Jepang"><img alt="Bendera Jepang" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9e/Flag_of_Japan.svg/22px-Flag_of_Japan.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia_AFC_1992" title="Piala Asia AFC 1992">1992</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Emirat_Arab" title="Bendera Uni Emirat Arab"><img alt="Bendera Uni Emirat Arab" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cb/Flag_of_the_United_Arab_Emirates.svg/22px-Flag_of_the_United_Arab_Emirates.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia_AFC_1996" title="Piala Asia AFC 1996">1996</a></td> <td>Babak 1</td> <td>1</td> <td>0</td> <td>1</td> <td>2</td> <td>4</td> <td>8</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lebanon" title="Bendera Lebanon"><img alt="Bendera Lebanon" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/59/Flag_of_Lebanon.svg/22px-Flag_of_Lebanon.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_2000&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 2000 (halaman belum tersedia)">2000</a></td> <td>Babak 1</td> <td>1</td> <td>0</td> <td>1</td> <td>2</td> <td>0</td> <td>7</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina" title="Bendera Republik Rakyat Cina"><img alt="Bendera Republik Rakyat Cina" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/fa/Flag_of_the_People%27s_Republic_of_China.svg/22px-Flag_of_the_People%27s_Republic_of_China.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia_AFC_2004" title="Piala Asia AFC 2004">2004</a></td> <td>Babak 1</td> <td>3</td> <td>1</td> <td>0</td> <td>2</td> <td>3</td> <td>9</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Bendera Malaysia"><img alt="Bendera Malaysia" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/Flag_of_Malaysia.svg/22px-Flag_of_Malaysia.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Bendera Thailand"><img alt="Bendera Thailand" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Flag_of_Thailand.svg/22px-Flag_of_Thailand.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Bendera Vietnam"><img alt="Bendera Vietnam" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/21/Flag_of_Vietnam.svg/22px-Flag_of_Vietnam.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Asia_AFC_2007" title="Piala Asia AFC 2007">2007</a></td> <td>Babak 1</td> <td>3</td> <td>1</td> <td>0</td> <td>2</td> <td>3</td> <td>4</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qatar" title="Bendera Qatar"><img alt="Bendera Qatar" class="thumbborder" height="9" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/65/Flag_of_Qatar.svg/22px-Flag_of_Qatar.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Piala_Asia_AFC_2011&action=edit&redlink=1" title="Piala Asia AFC 2011 (halaman belum tersedia)">2011</a></td> <td><i>Tidak lolos kualifikasi</i></td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> <td>-</td> </tr>
<tr> <td><b>Total</b></td> <td> <center><b>Terbaik: Babak 1</b></center> </td> <td>8</td> <td>2</td> <td>2</td> <td>8</td> <td>10</td> <td>28</td> </tr>
</tbody></table><h3><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Sejarah_Tim_Nasional_di_Piala_AFF">Sejarah Tim Nasional di Piala AFF</span></h3><table class="wikitable" style="text-align: center;"><tbody>
<tr> <th>Tahun</th> <th>Prestasi</th> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Bendera Singapura"><img alt="Bendera Singapura" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Flag_of_Singapore.svg/22px-Flag_of_Singapore.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Tiger_1996" title="Piala Tiger 1996">1996</a></td> <td>Peringkat 4</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Bendera Vietnam"><img alt="Bendera Vietnam" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/21/Flag_of_Vietnam.svg/22px-Flag_of_Vietnam.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Tiger_1998" title="Piala Tiger 1998">1998</a></td> <td>Peringkat 3</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Bendera Thailand"><img alt="Bendera Thailand" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Flag_of_Thailand.svg/22px-Flag_of_Thailand.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Tiger_2000" title="Piala Tiger 2000">2000</a></td> <td>Runner-up</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Bendera Singapura"><img alt="Bendera Singapura" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Flag_of_Singapore.svg/22px-Flag_of_Singapore.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Tiger_2002" title="Piala Tiger 2002">2002</a></td> <td>Runner-up</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malaysia" title="Bendera Malaysia"><img alt="Bendera Malaysia" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/66/Flag_of_Malaysia.svg/22px-Flag_of_Malaysia.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Bendera Vietnam"><img alt="Bendera Vietnam" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/21/Flag_of_Vietnam.svg/22px-Flag_of_Vietnam.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Tiger_2004" title="Piala Tiger 2004">2004</a></td> <td>Runner-up</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Bendera Singapura"><img alt="Bendera Singapura" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Flag_of_Singapore.svg/22px-Flag_of_Singapore.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Bendera Thailand"><img alt="Bendera Thailand" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Flag_of_Thailand.svg/22px-Flag_of_Thailand.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kejuaraan_Sepak_Bola_ASEAN_2007" title="Kejuaraan Sepak Bola ASEAN 2007">2007</a></td> <td>Babak penyisihan grup</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand" title="Bendera Thailand"><img alt="Bendera Thailand" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a9/Flag_of_Thailand.svg/22px-Flag_of_Thailand.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Suzuki_AFF_2008" title="Piala Suzuki AFF 2008">2008</a></td> <td>Semifinal</td> </tr>
<tr> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vietnam" title="Bendera Vietnam"><img alt="Bendera Vietnam" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/21/Flag_of_Vietnam.svg/22px-Flag_of_Vietnam.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Suzuki_AFF_2010" title="Piala Suzuki AFF 2010">2010</a></td> <td><br />
</td> </tr>
</tbody></table><h2><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Susunan_Tim_Nasional_Senior">Susunan Tim Nasional Senior</span></h2><h3><span class="editsection"></span> <span class="mw-headline" id="Skuad_AFF_Suzuki_Cup_2010">Skuad <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Suzuki_AFF_2010" title="Piala Suzuki AFF 2010">AFF Suzuki Cup 2010</a></span></h3>Manajer: <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Andi_Darussalam&action=edit&redlink=1" title="Andi Darussalam (halaman belum tersedia)">Andi Darussalam</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><br />
Pelatih: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Riedl" title="Alfred Riedl">Alfred Riedl</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria" title="Bendera Austria"><img alt="Bendera Austria" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Flag_of_Austria.svg/22px-Flag_of_Austria.svg.png" width="22" /></a></span><br />
Asisten Pelatih: <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wolfgang_Pikal&action=edit&redlink=1" title="Wolfgang Pikal (halaman belum tersedia)">Wolfgang Pikal</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria" title="Bendera Austria"><img alt="Bendera Austria" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Flag_of_Austria.svg/22px-Flag_of_Austria.svg.png" width="22" /></a></span>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Widodo_Cahyono_Putro" title="Widodo Cahyono Putro">Widodo C Putra</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><br />
Pelatih Kiper: <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Edi_Harto&action=edit&redlink=1" title="Edi Harto (halaman belum tersedia)">Edi Harto</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><br />
Fisioterapis: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mathias_Ibo" title="Mathias Ibo">Mathias Ibo</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span><br />
<table border="0"><tbody>
<tr> <td bgcolor="#FFFFFF" valign="top" width="90%"> <table border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody>
<tr bgcolor="#AAD0FF"> <th width="5%">No.</th> <th width="5%">Posisi</th> <th width="28%">Pemain</th> <th width="22%">Tanggal Lahir (Usia)</th> <th width="5%">Penampilan</th> <th width="5%">Gol</th> <th width="30%">Klub</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">1</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjaga_gawang" title="Penjaga gawang">GK</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Markus_Haris_Maulana" title="Markus Haris Maulana">Markus Haris Maulana</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/14_Maret" title="14 Maret">14 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1981" title="1981">1981</a> <span class="noprint">(umur 29)</span></td> <td style="text-align: center;">30</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persib_Bandung" title="Persib Bandung">Persib Bandung</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">12</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjaga_gawang" title="Penjaga gawang">GK</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ferry_Rotinsulu" title="Ferry Rotinsulu">Ferry Rotinsulu</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/28_Desember" title="28 Desember">28 Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1982" title="1982">1982</a> <span class="noprint">(umur 27)</span></td> <td style="text-align: center;">3</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC" title="Sriwijaya FC">Sriwijaya FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">23</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjaga_gawang" title="Penjaga gawang">GK</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurnia_Meiga_Hermansyah" title="Kurnia Meiga Hermansyah">Kurnia Meiga Hermansyah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Mei" title="7 Mei">7 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" title="1990">1990</a> <span class="noprint">(umur 20)</span></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_FC" title="Arema FC">Arema FC</a></td> </tr>
<tr> <th align="left" bgcolor="#B0D3FB" colspan="11"><br />
</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">2</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Nasuha" title="Mohammad Nasuha">Mohammad Nasuha</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_September" title="15 September">15 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984">1984</a> <span class="noprint">(umur 26)</span></td> <td style="text-align: center;">10</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persija_Jakarta" title="Persija Jakarta">Persija Jakarta</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">3</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zulkifly_Syukur" title="Zulkifly Syukur">Zulkifly Syukur</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/3_Mei" title="3 Mei">3 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984">1984</a> <span class="noprint">(umur 26)</span></td> <td style="text-align: center;">7</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_FC" title="Arema FC">Arema FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">5</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Maman_Abdurrahman" title="Maman Abdurrahman">Maman Abdurrahman</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_Mei" title="12 Mei">12 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1982" title="1982">1982</a> <span class="noprint">(umur 28)</span></td> <td style="text-align: center;">47</td> <td style="text-align: center;">2</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persib_Bandung" title="Persib Bandung">Persib Bandung</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">7</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benny_Wahyudi" title="Benny Wahyudi">Benny Wahyudi</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/20_Maret" title="20 Maret">20 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1986" title="1986">1986</a> <span class="noprint">(umur 24)</span></td> <td style="text-align: center;">5</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_FC" title="Arema FC">Arema FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">22</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Ridwan" title="Muhammad Ridwan">Muhammad Ridwan</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/8_Juni" title="8 Juni">8 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1980" title="1980">1980</a> <span class="noprint">(umur 30)</span></td> <td style="text-align: center;">39</td> <td style="text-align: center;">5</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC" title="Sriwijaya FC">Sriwijaya FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">26</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Roby" title="Muhammad Roby">Muhammad Roby</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_September" title="12 September">12 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" title="1985">1985</a> <span class="noprint">(umur 25)</span></td> <td style="text-align: center;">14</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persisam_Putra_Samarinda" title="Persisam Putra Samarinda">Persisam Putra Samarinda</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">23</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hamka_Hamzah" title="Hamka Hamzah">Hamka Hamzah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_Januari" title="29 Januari">29 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984">1984</a> <span class="noprint">(umur 26)</span></td> <td style="text-align: center;">14</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura" title="Persipura Jayapura">Persipura Jayapura</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">29</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yesaya_Desnam" title="Yesaya Desnam">Yesaya Desnam</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/25_Juni" title="25 Juni">25 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" title="1985">1985</a> <span class="noprint">(umur 25)</span></td> <td style="text-align: center;">1</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persiwa_Wamena" title="Persiwa Wamena">Persiwa Wamena</a></td> </tr>
<tr> <th align="left" bgcolor="#B0D3FB" colspan="8"><br />
</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">6</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tony_Sucipto" title="Tony Sucipto">Tony Sucipto</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_Februari" title="12 Februari">12 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1986" title="1986">1986</a> <span class="noprint">(umur 24)</span></td> <td style="text-align: center;">5</td> <td style="text-align: center;">1</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persija_Jakarta" title="Persija Jakarta">Persija Jakarta</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">8</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Eka_Ramdani" title="Eka Ramdani">Eka Ramdani</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/18_Juni" title="18 Juni">18 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984">1984</a> <span class="noprint">(umur 26)</span></td> <td style="text-align: center;">20</td> <td style="text-align: center;">1</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persib_Bandung" title="Persib Bandung">Persib Bandung</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">10</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Oktovianus_Maniani" title="Oktovianus Maniani">Oktovianus Maniani</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/10_Oktober" title="10 Oktober">10 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" title="1990">1990</a> <span class="noprint">(umur 20)</span></td> <td style="text-align: center;">9</td> <td style="text-align: center;">3</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC" title="Sriwijaya FC">Sriwijaya FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">14</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arif_Suyono" title="Arif Suyono">Arif Suyono</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/3_Januari" title="3 Januari">3 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1984" title="1984">1984</a> <span class="noprint">(umur 26)</span></td> <td style="text-align: center;">19</td> <td style="text-align: center;">4</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC" title="Sriwijaya FC">Sriwijaya FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">15</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Firman_Utina" title="Firman Utina">Firman Utina</a> (Kapten)</td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/15_Desember" title="15 Desember">15 Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1981" title="1981">1981</a> <span class="noprint">(umur 29)</span></td> <td style="text-align: center;">42</td> <td style="text-align: center;">6</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC" title="Sriwijaya FC">Sriwijaya FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">19</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmad_Bustomi" title="Ahmad Bustomi">Ahmad Bustomi</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/13_Juli" title="13 Juli">13 Juli</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1985" title="1985">1985</a> <span class="noprint">(umur 25)</span></td> <td style="text-align: center;">9</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_FC" title="Arema FC">Arema FC</a></td> </tr>
<tr> <th align="left" bgcolor="#B0D3FB" colspan="9"><br />
</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">17</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irfan_Bachdim" title="Irfan Bachdim">Irfan Bachdim</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Agustus" title="11 Agustus">11 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a> <span class="noprint">(umur 22)</span></td> <td style="text-align: center;">6</td> <td style="text-align: center;">2</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persema_Malang" title="Persema Malang">Persema Malang</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">9</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Christian_Gonzalez" title="Christian Gonzalez">Christian González</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/30_Agustus" title="30 Agustus">30 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1976" title="1976">1976</a> <span class="noprint">(umur 34)</span></td> <td style="text-align: center;">7</td> <td style="text-align: center;">6</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persib_Bandung" title="Persib Bandung">Persib Bandung</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">20</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bambang_Pamungkas" title="Bambang Pamungkas">Bambang Pamungkas</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/10_Juni" title="10 Juni">10 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1980" title="1980">1980</a> <span class="noprint">(umur 30)</span></td> <td style="text-align: center;">83</td> <td style="text-align: center;">34</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persija_Jakarta" title="Persija Jakarta">Persija Jakarta</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">21</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yongki_Aribowo" title="Yongki Aribowo">Yongki Aribowo</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_November" title="23 November">23 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1989" title="1989">1989</a> <span class="noprint">(umur 21)</span></td> <td style="text-align: center;">5</td> <td style="text-align: center;">2</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_FC" title="Arema FC">Arema FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">11</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Johan_Juansyah" title="Johan Juansyah">Johan Juansyah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/25_Oktober" title="25 Oktober">25 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a> <span class="noprint">(umur 22)</span></td> <td style="text-align: center;">1</td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persijap_Jepara" title="Persijap Jepara">Persijap Jepara</a></td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
</tbody></table><ul><li>Penampilan dan gol akurat per 20 Desember 2010</li>
</ul><i>Susunan tim nasional saat ini</i> <a class="external autonumber" href="http://www.pssi-football.com/id/nationalteam.php" rel="nofollow">[1]</a><br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia&action=edit&section=10" title="Sunting bagian: Susunan Tim Nasional U-23">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Susunan_Tim_Nasional_U-23">Susunan Tim Nasional U-23</span></h2><h3><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia&action=edit&section=11" title="Sunting bagian: Tim Utama">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Tim_Utama">Tim Utama</span></h3>Pelatih: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Riedl" title="Alfred Riedl">Alfred Riedl</a> <span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria" title="Bendera Austria"><img alt="Bendera Austria" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Flag_of_Austria.svg/22px-Flag_of_Austria.svg.png" width="22" /></a></span><br />
<table border="0"><tbody>
<tr> <td bgcolor="#FFFFFF" valign="top" width="90%"> <table border="0" cellpadding="2" cellspacing="2"><tbody>
<tr bgcolor="#AAD0FF"> <th width="5%">No.</th> <th width="6%">Pos.</th> <th width="30%">Nama</th> <th width="23%">Tanggal lahir (Usia)</th> <th width="6%">Penampilan</th> <th width="30%">Klub</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">1</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjaga_gawang" title="Penjaga gawang">GK</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurnia_Meiga_Hermansyah" title="Kurnia Meiga Hermansyah">Kurnia Meiga Hermansyah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Mei" title="7 Mei">7 Mei</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" title="1990">1990</a></td> <td style="text-align: center;">4</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Malang" title="Arema Malang">Arema Indonesia</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">12</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penjaga_gawang" title="Penjaga gawang">GK</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Johan_Angga_Kesuma&action=edit&redlink=1" title="Johan Angga Kesuma (halaman belum tersedia)">Johan Angga Kesuma</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/29_Desember" title="29 Desember">29 Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1989" title="1989">1989</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persijap_Jepara" title="Persijap Jepara">Persijap Jepara</a></td> </tr>
<tr> <th align="left" bgcolor="#B0D3FB" colspan="9"><br />
</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">4</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wildansyah" title="Wildansyah">Wildansyah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2_Januari" title="2 Januari">2 Januari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1987" title="1987">1987</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persib_Bandung" title="Persib Bandung">Persib Bandung</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">5</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Djayusman_Triasdi" title="Djayusman Triasdi">Djayusman Triasdi</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/22_Agustus" title="22 Agustus">22 Agustus</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1989" title="1989">1989</a></td> <td style="text-align: center;">5</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PSM_Makasar&action=edit&redlink=1" title="PSM Makasar (halaman belum tersedia)">PSM Makasar</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">6</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=David_Laly&action=edit&redlink=1" title="David Laly (halaman belum tersedia)">David Laly</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/6_November" title="6 November">6 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1991" title="1991">1991</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura" title="Persipura Jayapura">Persipura Jayapura</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">13</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Achmad_Jufriyanto" title="Achmad Jufriyanto">Achmad Jufriyanto</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/7_Februari" title="7 Februari">7 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1987" title="1987">1987</a></td> <td style="text-align: center;">12</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya_FC" title="Sriwijaya FC">Sriwijaya FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">14</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irfan_Raditya" title="Irfan Raditya">Irfan Raditya</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/11_Juni" title="11 Juni">11 Juni</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Malang" title="Arema Malang">Arema Indonesia</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">21</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bek" title="Bek">DF</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Elvis_Nelson_Anes&action=edit&redlink=1" title="Elvis Nelson Anes (halaman belum tersedia)">Elvis Nelson Anes</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/28_Maret" title="28 Maret">28 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persija_Jakarta" title="Persija Jakarta">Persija Jakarta</a></td> </tr>
<tr> <th align="left" bgcolor="#B0D3FB" colspan="9"><br />
</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">8</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Egi_Melgiansyah&action=edit&redlink=1" title="Egi Melgiansyah (halaman belum tersedia)">Egi Melgiansyah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/4_September" title="4 September">4 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" title="1990">1990</a></td> <td style="text-align: center;">15</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pelita_Jaya" title="Pelita Jaya">Pelita Jaya</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">10</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Davadisa&action=edit&redlink=1" title="Davadisa (halaman belum tersedia)">Davadisa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Maret" title="1 Maret">1 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1989" title="1989">1989</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mutiara_Pratama_FC&action=edit&redlink=1" title="Mutiara Pratama FC (halaman belum tersedia)">Mutiara Pratama FC</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">19</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Imanuel_Wanggai&action=edit&redlink=1" title="Imanuel Wanggai (halaman belum tersedia)">Imanuel Wanggai</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_Februari" title="23 Februari">23 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a></td> <td style="text-align: center;">12</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura" title="Persipura Jayapura">Persipura Jayapura</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">25</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gelandang" title="Gelandang">MF</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dendi_Santoso" title="Dendi Santoso">Dendi Santoso</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/12_Februari" title="12 Februari">12 Februari</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1990" title="1990">1990</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arema_Malang" title="Arema Malang">Arema Indonesia</a></td> </tr>
<tr> <th align="left" bgcolor="#B0D3FB" colspan="9"><br />
</th> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">3</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Andik_Vermansyah" title="Andik Vermansyah">Andik Vermansyah</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_November" title="23 November">23 November</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1991" title="1991">1991</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Persebaya_Surabaya%28LPI%29&action=edit&redlink=1" title="Persebaya Surabaya(LPI) (halaman belum tersedia)">Persebaya Surabaya(LPI)</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">7</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Boaz_Salossa" title="Boaz Salossa">Boaz Salossa</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1_Maret" title="1 Maret">1 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1986" title="1986">1986</a></td> <td style="text-align: center;">23</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Persipura_Jayapura" title="Persipura Jayapura">Persipura Jayapura</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">12</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jajang_Mulyana" title="Jajang Mulyana">Jajang Mulyana</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_Oktober" title="23 Oktober">23 Oktober</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1988" title="1988">1988</a></td> <td style="text-align: center;">9</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pelita_Jaya" title="Pelita Jaya">Pelita Jaya</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">19</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dede_Hugo_Kunarko&action=edit&redlink=1" title="Dede Hugo Kunarko (halaman belum tersedia)">Dede Hugo Kunarko</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/4_Desember" title="4 Desember">4 Desember</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1987" title="1987">1987</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=PSBI_Blitar&action=edit&redlink=1" title="PSBI Blitar (halaman belum tersedia)">PSBI Blitar</a></td> </tr>
<tr> <td style="text-align: right;">25</td> <td style="text-align: center;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyerang" title="Penyerang">FW</a></td> <td><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Harmoko_%28pesepak_bola%29" title="Harmoko (pesepak bola)">Harmoko</a></td> <td><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/6_Maret" title="6 Maret">6 Maret</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1989" title="1989">1989</a></td> <td style="text-align: center;">0</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Persekam&action=edit&redlink=1" title="Persekam (halaman belum tersedia)">Persekam</a></td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
</tbody></table><br />
<h2><span class="editsection">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia&action=edit&section=12" title="Sunting bagian: Daftar Pelatih Tim Nasional Indonesia">sunting</a>]</span> <span class="mw-headline" id="Daftar_Pelatih_Tim_Nasional_Indonesia">Daftar Pelatih Tim Nasional Indonesia</span></h2><table class="wikitable"><tbody>
<tr> <th>Period</th> <th>Coach</th> </tr>
<tr> <td>1938</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Bendera Belanda"><img alt="Bendera Belanda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/Flag_of_the_Netherlands.svg/22px-Flag_of_the_Netherlands.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Johannes_Christoffel_van_Mastenbroek&action=edit&redlink=1" title="Johannes Christoffel van Mastenbroek (halaman belum tersedia)">Johannes Christoffel van Mastenbroek</a></td> </tr>
<tr> <td>1951-1953</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura" title="Bendera Singapura"><img alt="Bendera Singapura" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/48/Flag_of_Singapore.svg/22px-Flag_of_Singapore.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Choo_Seng_Quee&action=edit&redlink=1" title="Choo Seng Quee (halaman belum tersedia)">Choo Seng Quee</a></td> </tr>
<tr> <td>1954-1964</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yugoslavia" title="Bendera Yugoslavia"><img alt="Bendera Yugoslavia" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/71/Flag_of_SFR_Yugoslavia.svg/22px-Flag_of_SFR_Yugoslavia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antun_Poga%C4%8Dnik" title="Antun Pogačnik">Antun Pogačnik</a></td> </tr>
<tr> <td>1966-1970</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/E.A._Mangindaan" title="E.A. Mangindaan">E.A. Mangindaan</a></td> </tr>
<tr> <td>1970</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Endang_Witarsa" title="Endang Witarsa">Endang Witarsa</a></td> </tr>
<tr> <td>1971-1972</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Turki" title="Bendera Turki"><img alt="Bendera Turki" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b4/Flag_of_Turkey.svg/22px-Flag_of_Turkey.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Yusuf_Balik&action=edit&redlink=1" title="Yusuf Balik (halaman belum tersedia)">Yusuf Balik</a></td> </tr>
<tr> <td>1972-1974</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suwardi_Arland&action=edit&redlink=1" title="Suwardi Arland (halaman belum tersedia)">Suwardi Arland</a></td> </tr>
<tr> <td>1974-1975</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aang_Witarsa&action=edit&redlink=1" title="Aang Witarsa (halaman belum tersedia)">Aang Witarsa</a></td> </tr>
<tr> <td>1975-1976</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Bendera Belanda"><img alt="Bendera Belanda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/Flag_of_the_Netherlands.svg/22px-Flag_of_the_Netherlands.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Wiel_Coerver&action=edit&redlink=1" title="Wiel Coerver (halaman belum tersedia)">Wiel Coerver</a></td> </tr>
<tr> <td>1976-1978</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suwardi_Arland&action=edit&redlink=1" title="Suwardi Arland (halaman belum tersedia)">Suwardi Arland</a></td> </tr>
<tr> <td>1978-1979</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Bendera Belanda"><img alt="Bendera Belanda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/Flag_of_the_Netherlands.svg/22px-Flag_of_the_Netherlands.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Frans_Van_Balkom&action=edit&redlink=1" title="Frans Van Balkom (halaman belum tersedia)">Frans Van Balkom</a></td> </tr>
<tr> <td>1979-1980</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Polandia" title="Bendera Polandia"><img alt="Bendera Polandia" class="thumbborder" height="14" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/12/Flag_of_Poland.svg/22px-Flag_of_Poland.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Marek_Janota" title="Marek Janota">Marek Janota</a></td> </tr>
<tr> <td>1980-1981</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman" title="Bendera Jerman"><img alt="Bendera Jerman" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/ba/Flag_of_Germany.svg/22px-Flag_of_Germany.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bernd_Fischer&action=edit&redlink=1" title="Bernd Fischer (halaman belum tersedia)">Bernd Fischer</a></td> </tr>
<tr> <td>1981-1982</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Harry_Tjong&action=edit&redlink=1" title="Harry Tjong (halaman belum tersedia)">Harry Tjong</a></td> </tr>
<tr> <td>1982-1983</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sinyo_Aliandoe&action=edit&redlink=1" title="Sinyo Aliandoe (halaman belum tersedia)">Sinyo Aliandoe</a></td> </tr>
<tr> <td>1983-1984</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/M._Basri" title="M. Basri">M. Basri</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Iswadi_Idris" title="Iswadi Idris">Iswadi Idris</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abdul_Kadir&action=edit&redlink=1" title="Abdul Kadir (halaman belum tersedia)">Abdul Kadir</a></td> </tr>
<tr> <td>1985-1987</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bertje_Matulapelwa&action=edit&redlink=1" title="Bertje Matulapelwa (halaman belum tersedia)">Bertje Matulapelwa</a></td> </tr>
<tr> <td>1987</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sinyo_Aliandoe&action=edit&redlink=1" title="Sinyo Aliandoe (halaman belum tersedia)">Sinyo Aliandoe</a></td> </tr>
<tr> <td>1987-1991</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rusia" title="Bendera Rusia"><img alt="Bendera Rusia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f3/Flag_of_Russia.svg/22px-Flag_of_Russia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anatoli_Polosin&action=edit&redlink=1" title="Anatoli Polosin (halaman belum tersedia)">Anatoli Polosin</a></td> </tr>
<tr> <td>1991-1993</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yugoslavia" title="Bendera Yugoslavia"><img alt="Bendera Yugoslavia" class="thumbborder" height="11" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/71/Flag_of_SFR_Yugoslavia.svg/22px-Flag_of_SFR_Yugoslavia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ivan_Toplak&action=edit&redlink=1" title="Ivan Toplak (halaman belum tersedia)">Ivan Toplak</a></td> </tr>
<tr> <td>1993-1995</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Italia" title="Bendera Italia"><img alt="Bendera Italia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/03/Flag_of_Italy.svg/22px-Flag_of_Italy.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Romano_Matt%C3%A8&action=edit&redlink=1" title="Romano Mattè (halaman belum tersedia)">Romano Mattè</a></td> </tr>
<tr> <td>1995-1996</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Danurwindo" title="Danurwindo">Danurwindo</a></td> </tr>
<tr> <td>1996-1997</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda" title="Bendera Belanda"><img alt="Bendera Belanda" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/Flag_of_the_Netherlands.svg/22px-Flag_of_the_Netherlands.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Henk_Wullems&action=edit&redlink=1" title="Henk Wullems (halaman belum tersedia)">Henk Wullems</a></td> </tr>
<tr> <td>1998</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sudibyo&action=edit&redlink=1" title="Sudibyo (halaman belum tersedia)">Sudibyo</a></td> </tr>
<tr> <td>1999</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jerman" title="Bendera Jerman"><img alt="Bendera Jerman" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/ba/Flag_of_Germany.svg/22px-Flag_of_Germany.svg.png" width="22" /></a></span> <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bernard_Schum&action=edit&redlink=1" title="Bernard Schum (halaman belum tersedia)">Bernard Schum</a></td> </tr>
<tr> <td>1999-2000</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nandar_Iskandar" title="Nandar Iskandar">Nandar Iskandar</a></td> </tr>
<tr> <td>2000-2001</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benny_Dollo" title="Benny Dollo">Benny Dollo</a></td> </tr>
<tr> <td>2002-2004</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulgaria" title="Bendera Bulgaria"><img alt="Bendera Bulgaria" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9a/Flag_of_Bulgaria.svg/22px-Flag_of_Bulgaria.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ivan_Venkov_Kolev" title="Ivan Venkov Kolev">Ivan Venkov Kolev</a></td> </tr>
<tr> <td>2004-2007</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Bendera Inggris"><img alt="Bendera Inggris" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/be/Flag_of_England.svg/22px-Flag_of_England.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peter_Withe" title="Peter Withe">Peter Withe</a></td> </tr>
<tr> <td>2007</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulgaria" title="Bendera Bulgaria"><img alt="Bendera Bulgaria" class="thumbborder" height="13" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9a/Flag_of_Bulgaria.svg/22px-Flag_of_Bulgaria.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ivan_Venkov_Kolev" title="Ivan Venkov Kolev">Ivan Venkov Kolev</a></td> </tr>
<tr> <td>2008-2010</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Bendera Indonesia"><img alt="Bendera Indonesia" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/Flag_of_Indonesia.svg/22px-Flag_of_Indonesia.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benny_Dollo" title="Benny Dollo">Benny Dollo</a></td> </tr>
<tr> <td>2010-</td> <td><span class="flagicon"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria" title="Bendera Austria"><img alt="Bendera Austria" class="thumbborder" height="15" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/41/Flag_of_Austria.svg/22px-Flag_of_Austria.svg.png" width="22" /></a></span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Riedl" title="Alfred Riedl">Alfred Riedl</a></td></tr>
</tbody></table><br />
<sup class="reference" id="cite_ref-0"> </sup><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"> HASIL COPASAN DARI : http://id.wikipedia.org/wiki/Tim_nasional_sepak_bola_Indonesia</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-65358593944974347452010-12-25T09:29:00.000-08:002010-12-25T09:29:38.217-08:00SEJARAH SINTERKLAS<div style="text-align: justify;">Sejarah Sinterklas<br />
<img border="0" class="linked-image" src="http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/15-6.jpg" /><br />
Sejarah Sinterklaas muncul pada ribuan tahun silam. Dewa perang dalam sejarah Eropa Utara, saat musim dingin, menunggang kudanya yang berkaki 8 berlari cepat ke ujung langit penjuru laut, menjatuhkan hukuman kepada yang jahat dan memuji yang baik, membagikan hadiah. Pada saat yang sama, anaknya yaitu Dewa Petir yang berbusana merah dengan petir sebagai senjatanya berperang dengan semua dewa salju di kegelapan malam, yang berakhir dengan kemenangannya.<br />
<br />
Ada juga sejarah yang mengatakan bahwa Sinterklaas berasal dari St. Nicholas, karenanya Sinterklaas juga disebut St. Nicholas, oleh karena kisah-kisah ini sebagian besar mengobarkan semangat Kristen, tempat asal, alur cerita kebanyakan telah dilupakan, namun Sinterklaas malah kekal abadi di dalam dunia rohani banyak orang. Setiap tahun pada hari Natal, Sinterklaas menunggang di atas konstelasi Aries, bocah suci memegangi pohon cemara (pohon Natal) turun ke dunia manusia, namun seiring dengan perubahan kehidupan manusia, pengarang dan seniman mulai melukiskan Sinterklaas menjadi wujud Sinterklaas berbusana merah dan berjanggut putih yang kita kenal sekarang.<br />
<br />
Bersamaan itu juga terdapat penjelasan yang berbeda terhadap negara dan budaya yang berbeda. Asal-usul Sinterklaas di Jerman berdasarkan pada cerita Dewa Woden (dari sini juga muncul istilah ‘Wodenesday’ atau hari Woden, di mana kita menyebutnya Wednesday (hari Rabu). Woden penting bagi para penduduk di tempat yang sekarang kita kenal sebagai Jerman dan orang-orang Teuton kuno, di samping orang-orang Inggris. Woden, yaitu seorang tokoh di dalam sejarah, digambarkan di dalam mitologi sebagai menunggang kuda putihnya melalui udara, dengan berpakaian jubah yang berjela-jela. Dia mempunyai janggut putih yang panjang dan topi yang besar kerana dia juga dipercayai mempunyai kebijaksanaan, dan dia membawa sebuah buku di dalam tangannya.<br />
<br />
Sinterklaas ini merias diri menjadi orang suci yang meletakkan buah berkulit keras dan apel di dalam sepatu anak-anak. Ia mengendarai kereta kuda beroda dua keliling di segala penjuru, mengamati sikap dan perilaku orang-orang, terutama anak-anak, apabila memperlihatkan perilaku yang baik, akan mendapatkan hadiah berupa buah apel, buah berkulit keras, permen dan sejumlah besar hadiah lainnya. Sedangkan anak yang buruk perilakunya hanya akan mendapatkan cambuk. Inilah yang mengilhami orang tua untuk menggunakan legenda tersebut sebagai pendorong semangat anak-anak.<br />
<br />
Di Italia, tokoh Sinterklaas muncul dari cerita mengenai seorang nenek sihir yang bernama Befana. Ia mendapatkan tugas dari malaikat untuk memberikan hadiah kepada Tuhan Yesus pada saat Yesus dilahirkan, seperti juga orang Majus, tetapi karena kelalaiannya ia datang terlambat. Oleh sebab itu Befana mendapat hukuman tiap tahun sebelum kelahiran Yesus, ia harus memberikan hadiah sebanyak mungkin kepada anak-anak kecil yang tidak mampu. Kepercayaan ini dianut oleh banyak orang, sehingga pemuka agama di Italia mengambil keputusan agar kepercayaan ini dialihkan ke Sinterklaas. Inilah awal dari kepercayaan bahwa Sinterklaas selalu memberi hadiah kepada anak-anak.<br />
<br />
Di negeri Belanda, Santa Klaus dikenali sebagai Sinterklaas. Sinterklaas adalah seorang bisop yang memakai penutup kepala dan mempunyai sebuah buku yang mencatatkan perbuatan baik dan dosa. Dia mempunyai tongkat gembala dan menunggang seekor kuda putih di atas bumbung-bumbung rumah. Sinterklaas mempunyai seorang hamba bernama Black Peter. Di Belanda, anak-anak menyanyikan lagu-lagu di sekitar cerobong kepada Sinterklaas. Black Peter mendengar di atas cerobong itu untuk menentukan sama ada anak-anak itu menyanyikan lagu-lagu yang betul dan menyediakan pemberian-pemberian yang sesuai kepada kuda Sinterklaas, yaitu Karot dan Jerami. Hadiah-hadiah kemudian diberikan kepada anak-anak itu melalui cerobong tersebut.<br />
<br />
Ketika kaum kolonialis Belanda tiba di benua Amerika, mereka juga membawa serta uskup Sinterklaas mereka, digambarkan mengenakan kasaya merah, dan mengendarai seekor kuda putih. Figur Sinterklaas Amerika belakangan berangsur-angsur menjadi sebuah Sinterklaas bijaksana. Awalnya, penulis Amerika yaitu Washington Owen dalam drama komedinya (Sejarah New York) melukiskan Sinterklaas sebagai seorang kakek Belanda yang gemuk dan bundar. Tahun 1823, penyair Clement Moore dalam sajak dan lagunya “Kesan St.Nicholas” mendramakan figur Saint Nicholas, itulah kakek Natal (Sinterklaas). Pada tahun 1960-an produser film kartun Thomas Nash melukis seorang kakek Natal (Sinterklaas) yang ramah-tamah dan gemuk sebagai ilustrasi.<br />
<br />
Seiring dengan berlalunya waktu, figur Sinterklaas menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sejumlah besar negara juga menyimpan legenda yang berhubungan dengannya. Sinterklaas dari Perancis bernama Father Christmas atau Pere Noel, Sinterklass dari Swiss bernama Christkindl atau Christ Child, dan Sinterklaas dari Inggris namanya sama dengan Perancis yaitu Father Christmas, figurnya lebih khidmat dibandingkan dengan Sinterklaas lainnya, sedikit lebih kurus. Dan Sinterklaas dari Amerika Utara adalah mengendarai rusa salju yang menarik kereta luncur membagi-bagikan hadiah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber : http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=150892 </div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-81227743608397552812010-12-25T09:20:00.000-08:002010-12-25T09:20:30.838-08:007 NEGARA TERTUA DI DUNIA<div style="text-align: justify;"><strong class="bbc">7. SWITZERLAND / Swiss ( BERDIRI TAHUN 1291 )</strong><br />
<br />
Konfederasi Swiss (Schweiz, Suisse, Svizzera, Svizra) atau dalam bahasa Latin Confoederatio Helvetica, adalah sebuah negara federal berisi 26 canton di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, Liechtenstein dan Austria. Swiss adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari Pegunungan Alpen. Swiss dikenal sebagai negara netral namun tetap memiliki kerjasama internasional yang kuat<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/0315416f0884fa38ecac83f065732782/swis.jpg" /></a></span><br />
Swiss terbagi atas 26 kanton, enam daripadanya kadang-kadang dianggap sebagai “separuh kanton” karena berawal dari pemisahan tiga kanton dan dampaknya hanya ada satu wakil dalam Dewan Negara. Ibukota negara ini adalah Bern. Kota-kota penting lainnya adalah Zurich, kota terbesar di Swiss (yang dinobatkan sebagai kota yang memiliki kualitas hidup terbaik di dunia pada tahun 2006[1] dan 2007[2].), dan Jenewa, yang menjadi lokasi berbagai badan internasional seperti PBB, WHO, ILO, dan UNHCR.<br />
Swiss berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, Austria dan kerajaan kecil Liechtenstein. Masyarakat Swiss menuturkan banyak bahasa dan terdapat empat bahasa resmi, iaitu bahasa Jerman, Perancis, Italia dan bahasa Romansh yang kurang populer.<br />
Swiss kaya dengan sejarah sebagai sebuah negara yang netral tanpa memandang masa perang atau damai (dan tidak pernah terlibat dalam perang terhadap pemerintahan asing sejak tahun 1815). Oleh karena itu, Swiss dijadikan tuan rumah pelbagai organisasi internasional seperti PBB yang, meskipun markas besarnya ada di New York City, namun banyak mendirikan kantor di Swiss.<br />
Nama Swiss dalam bahasa Latin, Confoederatio Helvetica yang berarti Konfederasi Helvetika, dipilih untuk menghindari pemilihan salah satu dari keempat bahasa resmi Swiss (bahasa Jerman, Perancis, Italia, dan Romansh). TLD negaranya, .ch, juga diambil dari nama ini. Dari ke-26 kantonnya, 17 berbahasa Swiss-Jerman, 4 Swiss-Romande/Prancis, 1 Italia, 3 bilingual Jerman-Prancis dan 1 trilingual.<br />
Sebutan-sebutan yang sering dipakai untuk menyebut pada Swiss dalam bahasa Perancis (Confédération suisse), bahasa Italia (Confederazione Svizzera) dan bahasa Romansh (Confederaziun svizra) diterjemahkan sebagai “Konfederasi Swiss”). Schweizerische Eidgenossenschaft merupakan istilah bahasa Jermannya yang terdapat pada dokumen resmi. Nama Latinnya “Confœderatio Helvetica” (Konfederasi Helvwtia) dan TLD negaranya “ch” untuk internet dan plat mobil berkaitan dengan Helvetii, suku Keltik kuno yang pernah menduduki pegunungan Alpen. Swiss menandai 1 Agustus 1291 sebagai hari kemerdekaannya; mengikut sejarah negara ini yang awalnya merupakan suatu negara gabungan, kemudian menjadi persekutuan sejak tahun 1848. 1 Agustus dijadikan cuti umum yang mana bank dan kantor pos serta juga kantor administrasi umum ditutup.<br />
Sistem pemerintahannya sangat bagus, benar-benar mencerminkan dan menyerap keanekaragaman penduduknya. Sebagai negara federal, demokrasinya bersifat “langsung”, tapi diwakili oleh Majelis Federal. Parlemen ini memilih tujuh orang untuk menjadi “pemerintah”. Ketujuhnya berstatus menteri, mengepalai departemen, dan salah satunya menjadi presiden selama satu tahun secara bergiliran. Presiden digilir setiap tahun!<br />
<br />
<strong class="bbc">6.ANDORRA ( BERDIRI TAHUN 1278 )</strong><br />
<br />
Kepangeranan Andorra adalah sebuah kepangeranan kecil yang terletak di Eropa bagian barat daya, di timur bantaran Sungai Pirenea dan berbatasan dengan Perancis dan Spanyol.<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/017f92654db62c6df6c7ca8399ee61cc/FLAG_Andorra-S%5B1%5D.gif" /></a></span><br />
Negara mewah ini terkenal dengan sektor pariwisata dan status bebas cukai. Andorra merupakan sebagian dari negara-negara Katalan.<br />
<br />
<strong class="bbc">5.PORTUGAL ( BERDIRI TAHUN 1143 )</strong><br />
<br />
Republik Portugal adalah sebuah negara di Eropa bagian barat daya. Negara ini berbatasan dengan Spanyol di sebelah utara dan timur. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Atlantik. Selain itu, Portugal juga mempunyai daerah di Madeira, Azores dan Kepulauan Selvagens. Portugal mengklaim sebuah daerah kecil bernama Olivença yang dikuasai Spanyol sejak Kongres Wina. Nama lama atau latin dari negara ini adalah Lusitania.<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/bc4466b14bd0a4fe07e61455b647ff19/5c32_portugal.png" /></a></span><br />
Kata Portugis sering dipakai untuk menyebutkan penduduk atau orang yang berasal dari Portugal. Kata ini juga sebutan untuk bahasa yang dipakai oleh bangsa ini. Negara-negara berbahasa Portugis sering disebut sebagai negara-negara Lusophone.<br />
<br />
<strong class="bbc">4.DENMARK ( BERDIRI TAHUN 950 )</strong><br />
<br />
Kerajaan Denmark (bahasa Denmark: Kongeriget Danmark) adalah negara Nordik paling kecil dan terletak paling selatan. Negara ini terletak di Skandinavia, Eropa Utara sehingga termasuk Uni Eropa namun tidak berada di Semenanjung Skandinavia. Negara ini adalah sebuah monarki konstitusional.<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/cd5699f53d60ff0127c640fb1ad8db19/denmark.jpg" /></a></span><br />
Denmark dibatasi Laut Baltik dan Laut Utara. Wilayahnya terdiri dari sebuah tanjung di Jerman utara bernama Jylland (Jutlandia), Kepulauan Fyn (Funen), Sjælland (Zealand), Bornholm dan berbagai kepulauan lagi sehingga kadang disebut kepulauan Denmark. Satu-satunya batas darat Denmark adalah dengan Jerman, sedangkan tetangganya yang dibatasi oleh laut adalah Swedia di timur laut dan Norwegia di utara.<br />
Greenland dan Kepulauan Faroe adalah wilayah kerajaan Denmark dengan kekuasaan politiknya sendiri.<br />
<br />
<strong class="bbc">3.BULGARIA ( BERDIRI TAHUN 632 )</strong><br />
<br />
Bulgaria adalah sebuah negara di kawasan Balkan, Eropa bagian tenggara.<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/2d5025e619127f177a4cadeeccc68aaf/bulgaria-flag.jpg" /></a></span><br />
Bulgaria berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah timur; Yunani dan Turki di selatan; Serbia dan Republik Makedonia di barat; dan Romania (di sepanjang Sungai Donau) di utara.<br />
<br />
<strong class="bbc">2.PERANCIS ( BERDIRI TAHUN 486 )</strong><br />
<br />
Perancis ([fræns] (bantuan·info) or /frɑns/, ejaan Perancis: [fʁɑ̃s]), secara resmi Republik Perancis (bahasa Perancis: République française, ejaan Perancis: [ʁepyblik fʁɑ̃sɛz]), merupakan sebuah negara yang teritori metropolitannya terletak di Eropa Barat dan juga memiliki berbagai pulau dan teritori seberang laut yang terletak di benua lain.[1] Perancis Metropolitan memanjang dari Laut Mediterania hingga Selat Inggris dan Laut Utara, dan dari Rhine ke Samudera Atlantik. Orang Perancis sering menyebut Perancis Metropolitan sebagai “L’Hexagone” (“Heksagon”) karena bentuk geometris teritorinya. Perancis adalah sebuah republik kesatuan semi-presidensial. Ideologi utamanya tercantum dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara.<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/07516b661a6b22405a9c912d68f78fa9/prancis.jpg" /></a></span><br />
Perancis berbatasan dengan Belgia, Luksemburg, Jerman, Swiss, Italia, Monako, Andorra, dan Spanyol. Karena memiliki departemen seberang laut, Perancis juga berbagi perbatasan tanah dengan Brazil dan Suriname (berbatasan dengan Guyana Perancis), dan Antillen Belanda (berbatasan dengan Saint-Martin). Perancis juga terhubung dengan Britania Raya oleh Terowongan Channel, yang berada di bawah Selat Inggris.<br />
Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Di abad ke-18 dan 19, Perancis membuat salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, membentang sepanjang Afrika Barat dan Asia Tenggara, mempengaruhi budaya dan politik daerah. Perancis adalah negara maju, dengan ekonomi terbesar keenam (PDB nominal) atau kedelapan (PPP) terbesar di dunia. Merupakan negara yang paling banyak dikunjungi di dunia, menerima 82 juta turis asing per tahun (termasuk pelancong bisnis, tapi tak termasuk orang yang menetap kurang dari 24 jam di Perancis).[2] Perancis adalah salah satu negara pendiri Uni Eropa, dan memiliki wilayah terbesar dari semua anggota. Perancis juga negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan anggota Francophonie, G8, NATO, dan Uni Latin. Merupakan salah satu lima anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa; juga kekuatan nuklir yang besar dengan 360 hulu ledak aktif dan 59 pembangkit listrik tenaga nuklir.<br />
<br />
<strong class="bbc">1.SAN MARINO ( BERDIRI TAHUN 301 )</strong><br />
<br />
Republik San Marino merupakan negara terkecil ke lima di dunia dan dikelilingi oleh Italia tepatnya di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Rimini, daerah Emilia-Romagna dan di sebelah selatan provinsi Pesaro dan Urbino, daerah Marche.<br />
<span class="bbc_center"><a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/353ccd3cc3c567f8f4b9b4f1583dc22e/images.jpg" /></a></span><br />
San Marino adalah negara republik konstitusional tertua di dunia, dibentuk pada 3 September 301 oleh Santo Marinus dari Rab, seorang tukang batu Kristiani yang kabur pada saat persekusi agama oleh Kaisar Romawi Diocletian. Konstitusi San Marino diberlakukan pada 1600, adalah konstitusi tertua di dunia yang masih berlaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">sUMBER : http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=370430 </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-69394516120300035122010-12-25T09:03:00.003-08:002010-12-25T09:03:49.791-08:00Silsilah Lengkap Raja-raja Ngayogyakarta Hadiningrat<div style="text-align: justify;">Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan sedikit dari peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan di Nusantara yang masih hidup hingga kini, dan masih mempunyai pengaruh luas di kalangan rakyatnya.<br />
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755. Pemerintah Hindia Belanda mengakui Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai kerajaan dengan hak mengatur rumah tangga sendiri. Semua itu dinyatakan di dalam kontrak politik. Kontrak politik terakhir Kasultanan tercantum dalam Staatsblad 1941, No. 47.<br />
<br />
Berikut ini merupakan Sultan-sultan yang memerintah di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat sejak awal didirikan hingga sekarang adalah :<br />
<br />
<strong class="bbc">1. Sultan Hamengku Buwono I</strong><br />
Sultan Hamengku Buwono I (6 Agustus 1717 – 24 Maret 1792) terlahir dengan nama Raden Mas Sujana yang merupakan adik Susuhunan Mataram II Surakarta. Sultan Hamengkubuwana I dalam sejarah terkenal sebagai Pangeran Mangkubumi pada waktu sebelum naik tahta kerajaan Ngayogyakarta, beliau adalah putra Sunan Prabu dan saudara muda Susuhunan Pakubuwana II. Karena berselisih dengan Pakubuwana II, masalah suksesi, ia mulai menentang Pakubuwana II (1747) yang mendapat dukungan Vereenigde Oost Indische Compagnie atau lebih terkenal sebagai Kompeni Belanda (perang Perebutan Mahkota III di Mataram).<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/53f2dde2f4bd6a961ea13380175f7179/hb1.jpg" /></a><br />
Dalam pertempurannya melawan kakaknya, Pangeran Mangkubumi dengan bantuan panglimanya Raden Mas Said, terbukti sebagai ahli siasat perang yang ulung, seperti ternyata dalam pertempuran-pertempuran di Grobogan, Demak dan pada puncak kemenangannya dalam pertempuran di tepi Sungai Bagawanta. Disana Panglima Belanda De Clerck bersama pasukannya dihancurkan (1751). peristiwa lain yang penting menyebabkan Pangeran Mangkubumi tidak suka berkompromi dengan Kompeni Belanda. Pada tahun 1749 Susuhunan Pakubuwana II sebelum mangkat menyerahkan kerajaan Mataram kepada Kompeni Belanda; Putra Mahkota dinobatkan oleh Kompeni Belanda menjadi Susuhunan Pakubuwana III. Kemudian hari Raden Mas Said bercekcok dengan Pangeran Mangkubumi dan akhirnya diberi kekuasaan tanah dan mendapat gelar pangeran Mangkunegara.<br />
<br />
Pangeran Mangkubumi tidak mengakui penyerahan Mataram kepada Kompeni Belanda. Setelah pihak Belanda beberapa kali gagal mengajak Pangeran Mangkubumi berunding menghentikan perang dikirimkan seorang Arab dari Batavia yang mengaku ulama yang datang dari Tanah Suci. Berkat pembujuk ini akhirnya diadakan perjanjian di Giyanti (sebelah timur kota Surakarta) antara Pangeran Mangkubumi dan Kompeni Belanda serta Susuhunan Pakubuwana III (1755). Menurut Perjanjian Giyanti itu kerajaan Mataram dipecah menjadi dua, ialah kerajaan Surakarta yang tetap dipimpin oleh Susuhunan Pakubuwana III dan kerajaan Ngayogyakarta dibawah Pangeran Mangkubumi diakui sebagai Sultan Hamengkubuwana I yang bergelar Senopati Ing Ngalaga Sayidin Panatagama Khalifatullah dengan karatonnya di Yogyakarta. Atas kehendak Sultan Hamengkubuwana I kota Ngayogyakarta (Jogja menurut ucapan sekarang) dijadikan ibukota kerajaan. Kecuali mendirikan istana baru, Hamengkubuwana I yang berdarah seni mendirikan bangunan tempat bercengrama Taman Sari yang terletak di sebelah barat istananya. Kisah pembagian kerajaan Mataram II ini dan peperangan antara pangeran-pangerannya merebut kekuasaan digubah oleh Yasadipura menjadi karya sastra yang disebut Babad Giyanti. Sultan Hamengkubuwana I dikenal oleh rakyatnya sebagai panglima, negarawan dan pemimpin rakyat yang cakap. Beliau meninggal pada tahun 1792 Masehi dalam usia tinggi dan dimakamkan Astana Kasuwargan di Imogiri. Putra Mahkota menggantikannya dengan gelar Sultan Hamengkubuwono II. Hamengkubuwana I dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia pada peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2006.<br />
<br />
<strong class="bbc">2. Sultan Hamengku Buwono II</strong><br />
Hamengkubuwono II (7 Maret 1750 – 2 Januari 1828) atau terkenal pula dengan nama lainnya Sultan Sepuh. Dikenal sebagai penentang kekuasaan Belanda, antara lain menentang gubernur jendral Daendels dan Raffles, sultan menentang aturan protokoler baru ciptaan Daendels mengenai alat kebesaran Residen Belanda, pada saat menghadap sultan misalnya hanya menggunakan payung dan tak perlu membuka topi, perselisihan antara Hamengkubuwana II dengan susuhunan surakarta tentang batas daerah kekuasaan juga mengakibatkan Daendels memaksa Hamengkubuwono II turun takhta pada tahun 1810 dan untuk selanjutnya bertahta secara terputus-putus hingga tahun 1828 yaitu akhir 1811 ketika Inggris menginjakkan kaki di jawa (Indonesia) sampai pertengahan 1812 ketika tentara Inggris menyerbu keraton Yogyakarta dan 1826 untuk meredam perlawanan Diponegoro sampai 1828. Hamengkubuwono III, Hamengkubuwono IV dan Hamengkubuwono V sempat bertahta saat masa hidupnyaSri Sultan Hamengku Buwono II.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/d7432381409dbdcb188f04418bede949/hb-2-edit_resize.jpg" /></a> <br />
Saat menjadi putra mahkota beliau mengusulkan untuk dibangun benteng kraton untuk menahan seragan tentara inggris. Tahun 1812 Raffles menyerbu Yogyakarta dan menangkap Sultan Sepuh yang kemudian diasingkan di Pulau Pinang kemudian dipindah ke Ambon.<br />
<br />
<br />
<strong class="bbc">3. Sultan Hamengku Buwono III</strong><br />
Hamengkubuwana III (1769 – 3 November 1814) adalah putra dari Hamengkubuwana II (Sultan Sepuh). Hamengkubuwana III memegang kekuasaan pada tahun 1810. Setahun kemudian ketika Pemerintah Belanda digantikan Pemerintah Inggris di bawah pimpinan Letnan Gubernur Raffles, Sultan Hamengkubuwana III turun tahta dan kerajaan dipimpin oleh Sultan Sepuh (Hamengkubuwana II) kembali selama satu tahun (1812). <br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/0666d4847c249f16abd25fdc33770025/hb3.jpg" /></a><br />
Pada masa kepemimpinan Sultan Hamengkubuwana III keraton Yogyakarta mengalami kemunduran yang besar-besaran. Kemunduran-kemunduran tersebut antara lain :<br />
1. Kerajaan Ngayogyakarta diharuskan melepaskan daerah Kedu, separuh Pacitan, Japan, Jipang dan Grobogan kepada Inggris dan diganti kerugian sebesar 100.000 real setahunnya.<br />
2. Angkatan perang kerajaan diperkecil dan hanya beberapa tentara keamanan keraton.<br />
3. Sebagian daerah kekuasaan keraton diserahkan kepada Pangeran Notokusumo yang berjasa kepada Raffles dan diangkat menjadi Pangeran Adipati Ario Paku Alam I. Pada tahun 1814 Hamengkubuwana III mangkat dalam usia 43 tahun.<br />
<br />
<strong class="bbc">4. Sultan Hamengku Buwono IV</strong><br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/560944d5decffc4dde6f3a4c2f0e3bc6/hb4.jpg" /></a><br />
Hamengkubuwono IV (3 April 1804 – 6 Desember 1822) sewaktu kecil bernama BRM Ibnu Jarot, diangkat sebagai raja pada usia 10 tahun, karenanya dalam memerintah didampingi wali yaitu Paku Alam I hingga tahun 1820. Pada masa pemerintahannya diberlakukan sistem sewa tanah untuk swasta tetapi justru merugikan rakyat. Pada tahun 1822 beliau wafat pada saat bertamasya sehingga diberi gelar Sultan Seda Ing Pesiyar (Sultan yang meninggal pada saat berpesiar).<br />
<br />
<br />
<strong class="bbc">5. Sultan Hamengku Buwono V</strong><br />
Hamengkubuwono V (25 Januari 1820 – 1826 dan 1828 – 4 Juni 1855) bernama kecil Raden Mas Menol dan dinobatkan sebagai raja di kesultanan Yogyakarta dalam usia 3 tahun. Dalam memerintah beliau dibantu dewan perwalian yang antara lain beranggotakan Pangeran Diponegoro sampai tahun 1836. Dalam masa pemerintahannya sempat terjadi peristiwa penting yaitu Perang Jawa atau Perang Diponegoro yang berlangsung 1825 – 1830. Setelah perang selesai angkatan bersenjata Kesultanan Yogyakarta semakin diperkecil lagi sehingga jumlahnya menjadi sama dengan sekarang ini. Selain itu angkatan bersenjata juga mengalami demiliterisasi dimana jumlah serta macam senjata dan personil serta perlengkapan lain diatur oleh Gubernur Jenderal Belanda untuk mencegah terulangnya perlawanan kepada Belanda seperti waktu yang lalu.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/c5a141907cb4e2c8b87ed0df541ebdfa/hb5.jpg" /></a><br />
Beliau mangkat pada tahun 1855 tanpa meninggalkan putra yang dapat menggantikannya dan tahta diserahkan pada adiknya.<br />
<br />
<strong class="bbc">6. Sultan Hamengku Buwono VI</strong><br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/707a8ed8ecdce5d0473c982809012d7c/hb6.jpg" /></a><br />
Sultan Hamengku Buwono VI (19 Agustus 1821 – 20 Juli 1877) adalah adik dari Hamengkubuwono V. Hamengkubuwono VI semula bernama Pangeran Adipati Mangkubumi. Kedekatannya dengan Belanda membuatnya mendapat pangkat Letnan Kolonel pada tahun 1839 dan Kolonel pada tahun 1847 dari Belanda.<br />
<br />
<strong class="bbc">7. Sultan Hamengku Buwono VII</strong><br />
Nama aslinya adalah Raden Mas Murtejo, putra Hamengkubuwono VI yang lahir pada tanggal 4 Februari 1839. Ia naik takhta menggantikan ayahnya sejak tahun 1877.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/b7d71850306eacd0f4f614ebcccd94ee/hb7.jpg" /></a><br />
Pada masa pemerintahan Hamengkubuwono VII, banyak didirikan pabrik gula di Yogyakarta, yang seluruhnya berjumlah 17 buah. Setiap pendirian pabrik memberikan peluang kepadanya untuk menerima dana sebesar Rp 200.000,00. Hal ini mengakibatkan Sultan sangat kaya sehingga sering dijuluki Sultan Sugih.<br />
<br />
Masa pemerintahannya juga merupakan masa transisi menuju modernisasi di Yogyakarta. Banyak sekolah modern didirikan. Ia bahkan mengirim putra-putranya belajar hingga ke negeri Belanda.<br />
<br />
Pada tanggal 29 Januari 1920 Hamengkubuwono VII yang saat itu berusia lebih dari 80 tahun memutuskan untuk turun tahta dan mengangkat putra mahkota sebagai penggantinya. Konon peristiwa ini masih dipertanyakan keabsahannya karena putera mahkota (GRM. Akhadiyat) yang seharusnya menggantikan tiba-tiba meninggal dunia dan sampai saat ini belum jelas penyebab kematiannya.<br />
<br />
Dugaan yang muncul ialah adanya keterlibatan pihak Belanda yang tidak setuju dengan putera Mahkota pengganti Hamengkubuwono VII yang terkenal selalu menentang aturan-aturan yang dibuat pemerintah Batavia.<br />
<br />
Biasanya dalam pergantian tahta raja kepada putera mahkota ialah menunggu sampai sang raja yang berkuasa meninggal dunia. Namun kali ini berbeda karena pengangkatan Hamengkubuwono VIII dilakukan pada saat Hamengkubuwono VII masih hidup, bahkan menurut cerita masa lalu sang ayah diasingkan oleh anaknya pengganti putera mahkota yang wafat ke Keraton di luar keraton Yogyakarta.<br />
<br />
Hamengkubuwono VII dengan besar hati mengikuti kemauan sang anak (yang di dalam istilah Jawa disebut mikul dhuwur mendhem jero) yang secara politis telah menguasai kondisi di dalam pemerintahan kerajaan. Setelah turun tahta, Hamengkubuwono VII pernah mengatakan “Tidak pernah ada Raja yang mati di keraton setelah saya” yang artinya masih dipertanyakan. Sampai saat ini ada dua raja setelah dirinya yang meninggal di luar keraton, yaitu Hamengkubuwono VIII meninggal dunia di tengah perjalanan di luar kota dan Hamengkubuwono IX meninggal di Amerika Serikat. Bagi masyarakat Jawa adalah suatu kebanggaan jika seseorang meninggal di rumahnya sendiri. Hamengkubuwono VII meninggal di keraton pada tanggal 30 Desember 1931 dan dimakamkan di Imogiri.<br />
<br />
Versi lain mengatakan bahwa Hamengkubuwono VII meminta pensiun kepada Belanda untuk madeg pandito (menjadi pertapa) di Pesanggrahan Ngambarukmo (sekarang Ambarukmo). Sampai saat ini bekas pesanggrahan itu masih ada dan di sebelah timurnya dulu pernah berdiri Hotel Ambarukmo yang sekarang sudah tidak ada lagi.<br />
<br />
<strong class="bbc">8. Sultan Hamengku Buwono VIII</strong><br />
Sri Sultan Hamengkubuwono VIII (Kraton Yogyakarta Adiningrat, 3 Maret 1880 – Kraton Yogyakarta Adiningrat, 22 Oktober 1939) adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kesultanan Yogyakarta. Dinobatkan menjadi Sultan Yogyakarta pada tanngal 8 Februari 1921. Pada masa Hamengkubuwono VIII, Kesultanan Yogyakarta mempunyai banyak dana yang dipakai untuk berbagai kegiatan termasuk membiayai sekolah-sekolah kesultanan.<br />
Putra-putra Hamengkubuwono VIII banyak disekolahkan hingga perguruan tinggi, banyak diantaranya di Belanda. Salah satunya adalah GRM Dorojatun, yang kelak bertahta dengan gelar Hamengkubuwono IX, yang bersekolah di Universitas Leiden.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/3634d84b2452c23fbae7d7b47863b554/hb8.jpg" /></a><br />
Pada masa pemerintahannya, beliau banyak mengadakan rehabilitasi bangunan kompleks keraton Yogyakarta. Salah satunya adalah bangsal Pagelaran yang terletak di paling depan sendiri (berada tepat di selatan Alun-alun utara Yogyakarta). Bangunan lainnya yang rehabilitasi adalah tratag Siti Hinggil, Gerbang Donopratopo, dan Masjid Gedhe. Beliau meninggal pada tanggal 22 Oktober 1939 di RS Panti Rapih Yogyakarta karena menderita sakit.<br />
<br />
<strong class="bbc">9. Sultan Hamengku Buwono IX</strong><br />
Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Yogyakarta, 12 April 1912-Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988) adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978. Beliau juga dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda (”Sultan Henkie”). Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta pada tanggal 18 Maret 1940 dengan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Songo”. Beliau merupakan sultan yang menentang penjajahan Belanda dan mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia juga mendorong agar pemerintah RI memberi status khusus bagi Yogyakarta dengan predikat “Istimewa”.<br />
Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/94551001fd10c63cda0be966a2edb896/hb9.jpg" /></a><br />
Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.<br />
<br />
<strong class="bbc">10. Sultan Hamengku Buwono X</strong><br />
Sri Sultan Hamengkubuwono X (Kraton Yogyakarta Hadiningrat, 2 April 1946 – sekarang) adalah salah seorang raja yang pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta sejak 1998. Hamengkubuwono X lahir dengan nama BRM Herjuno Darpito. Setelah dewasa bergelar KGPH Mangkubumi dan setelah diangkat sebagai putra mahkota diberi gelar KGPAA Hamengku Negara Sudibyo Rajaputra Nalendra ing Mataram. Hamengkubuwono X adalah seorang lulusan Fakultas Hukum UGM dan dinobatkan sebagai raja pada tanggal 7 Maret 1989 (Selasa Wage 19 Rajab 1921) dengan gelar resmi Sampeyan Dalem ingkang Sinuhun Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono Senapati ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panatagama Khalifatullah ingkang Jumeneng Kaping Dasa.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/cd8930ba51172ed70e7089f5fffc6776/hb10.jpg" /></a><br />
Hamengkubuwono X aktif dalam berbagai organisasi dan pernah memegang berbagai jabatan diantaranya adalah ketua umum Kadinda DIY, ketua DPD Golkar DIY, ketua KONI DIY, Dirut PT Punokawan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, Presiden Komisaris PG Madukismo, dan pada bulan Juli 1996 diangkat sebagai Ketua Tim Ahli Gubernur DIY.Setelah Paku Alam VIII wafat, dan melalui beberapa perdebatan, pada 1998 beliau ditetapkan sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masa jabatan 1998-2003. Dalam masa jabatan ini Hamengkubuwono X tidak didampingi Wakil Gubernur. Pada tahun 2003 beliau ditetapkan lagi, setelah terjadi beberapa pro-kontra, sebagai Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta untuk masa jabatan 2003-2008. Kali ini beliau didampingi Wakil Gubernur yaitu Paku Alam IX.Sejak menggantikan ayahnya, Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang meninggal di Amerika, 8 Oktober 1988, Ngersa Dalem, demikian ia biasa disapa, dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyatnya.<br />
<br />
Dalam suatu kesempatan, ia pernah mengatakan, keberpihakan pada rakyat itu tetap harus dilakukan sebagai suatu panggilan. “Saya harus membentuk jati diri untuk tumbuh dan mengembangkan wawasan untuk keberpihakan itu sendiri sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan. Selain itu, masyarakat juga agar mengetahui setiap gerak langkah saya dalam membentuk jati diri, dan rakyat diberi kesempatan untuk melihat bener atau tidak, mampu atau tidak, sependapat atau tidak, dan sebagainya”, ujuarnya.<br />
<a class="bbc_url" href="http://metis.bluefame.me/" rel="nofollow external" title="External link"><img alt="Posted Image" class="bbc_img" src="http://metis.bluefame.me/img/d3219dccf0e4540fddf30a8b4b539b29/hb102.jpg" /></a><br />
Keberpihakannya pada rakyat ini memang terbukti. Pada 14 Mei 1998, ketika gelombang demontrasi mahasiswa semakin membesar, Sultan mengatakan, “Saya siap turun ke jalan”. Ia benar-benar tampil dan berpidato di berbagai tempat menyuarakan pembelaan pada rakyat, sambil berpesan “Jogja harus menjadi pelopor gerakan reformasi secara damai, tanpa kekerasan”.Aksi turun ke jalan yang dilakukan Sri Sultan HB X itu bukan tanpa alasan. “Jika pemimpin tidak benar, kewajiban saya untuk mengingatkan. Karena memang kebangetan (keterlaluan), ya tak pasani sesasi tenan (ya saya puasai sebulan penuh)”, katanya.<br />
<br />
Puasa itu dimulai 19 April dan berakhir 19 Mei 1998 saat Sri Sultan HB X dan Sri Paku Alam VIII tampil bersama menyuarakan “Maklumat Yogyakarta”, yang mendukung gerakan reformasi total dan damai. Itu yang dia sebut ngelakoni. Pada akhir puasa, ia mengaku mendapat isyarat kultural “Soeharto jatuh, manakala omah tawon sekembaran dirubung laron sak pirang-pirang” (sepasang sarang tawon dikerumuni kelekatu dalam jumlah sangat banyak).<br />
“Bukan maksud saya mengabaikan peran mahasiswa. Saya hanya mendukung gerakan itu dengan laku kultural. Itu maksud saya”. Memang, sehari setelah banjir massa yang jumlahnya sering disebut lebih dari sejuta manusia di Alun-alun Utara Jogjakarta—mengikuti Aksi Reformasi Damai dengan mengerumuni sepasang berigin berpagar (ringin kurung)—Soeharto pun lengser.<br />
<br />
Sri Sultan HB X dengan Keraton Jogjakarta-nya memang fenomenal. Kedekatannya dengan rakyat, dan karena itu juga kepercayaan rakyat terhadapnya, telah menjadi ciri khas yang mewarisi hingga kini. Lihat saja, misalnya, pada 20 Mei 1998, di bawah reksa Sultan, aparat keamanan berani melepas mahasiswa ke alun-alun utara. Sebelum itu hampir setiap hari mahasiswa bersitegang melawan aparat keamanan untuk keluar dari kampus.<br />
Di pagi hari yang cerah di hari peringatan Kebangkitan Nasional 1998 itu, mahasiswa berbaris dengan amat tertib menyuarakan “mantra” sakti reformasi menuju Alun-alun Utara. Mereka pergi untuk mendengarkan maklumat yang akan dibacakan sebagai semacam pernyataan politik Sri Sultan.<br />
Di era reformasi, bersama Gus Dur, Megawati dan Amien Rais, Sultan Hamengku Buwono X menjadi tokoh yang selalu diperhitungkan. Legitimasi mereka berempat sebagai tokoh-tokoh yang dipercaya rakyat bahkan melebihi legitimasi yang dimiliki lembaga formal seperti DPR. Mereka berempat adalah deklarator Ciganjur, yang lahir justru ketika MPR sedang melakukan bersidang. Mereka berempat, plus Nurcholis Madjid dan beberapa tokoh nasional lain, diundang Pangab Jenderal TNI Wiranto untuk ikut mengupayakan keselamatan bangsa, setelah pristiwa kerusuhan di Ambon.Pada masa kepemimpinannya, Yogyakarta mengalami gempa bumi yang terjadi pada bulan Mei 2006 dengan skala 5,9 sampai dengan 6,2 Skala Richter yang menewaskan lebih dari 6000 orang dan melukai puluhan ribu orang lainnya.<br />
<br />
Pada peringatan hari ulang tahunnya yang ke-61 di Pagelaran Keraton 7 April 2007, ia menegaskan tekadnya untuk tidak lagi menjabat setelah periode jabatannya 2003-2008 berakhir. Dalam pisowanan agung yang dihadiri sekitar 40.000 warga, ia mengaku akan mulai berkiprah di kancah nasional. Ia akan menyumbangkan pemikiran dan tenaganya untuk kepentingan bangsa dan negara. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-18152494890178860512010-12-24T10:15:00.000-08:002010-12-24T10:15:03.669-08:00SEJARAH PENDAKIAN GUNUNG DAN PANJAT TEBING DI INDONESIA<div align="justify">Sejarah Pendakian Gunung dan Panjat Tebing di Indonesia1492<br />
Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Tak jelas benar tujuan mereka, tetapi yang jelas, sampai beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Jadi mereka memanjat karena dipaksa oleh mata pencaharian, kurang lebih mirip para pengunduh sarang burung walet gua di tebing-tebing Kalimantan Timur atau Karang Bolong, Jawa Tengah.<br />
<br />
1623<br />
Yan Carstensz adalah orang Eropa pertama yang melihat “….. pegunungan yang sangat tinggi, di beberapa tempat tertutup salju !” di pedalaman Irian. Salju itu sangat dekat ke khatulistiwa. Laporannya tak dipercaya di Eropa, padahal belum lama berselang diberitakan ada juga salju di Pegunungan Andes dekat khatulistiwa.<br />
<br />
1624<br />
Masih berkaitan dengan pekerjaan juga, pastor-pastor Jesuit merupakan orang-orang Eropa pertama yang melintasi Pegunungan Himalaya, tepatnya Mana Pass (pass = pelana/punggungan yang terentang antara dua puncak), dan Garhwal di India ke kawasan Tibet.<br />
<br />
1760<br />
Profesor de Saussure agaknya begitu jatuh cinta pada Mont Blanc di perbatasan Perancis-Italia, sehingga dia menawarkan hadiah besar bagi siapa saja yang dapat menemukan lintasan ke puncaknya, untuk penyelidikan ilmiah yang diimpikannya. Sayang tak ada yang tertarik, terutama karena keder terhadap naga-naga yang konon mbaurekso di puncak gunung tertinggi di Eropa Barat itu.<br />
<br />
1786<br />
Setelah beberapa percobaan gagal, Puncak Mont Blanc (4807 m) digapai manusia. Mereka adalah Dr.Michel-Gabriel Paccard dan seorang pandu gunung, Jacques Balmat. Puncak tertinggi di Alpen yang didaki sebelumnya adalah Lysjoch (4153 m), tahun 1778.<br />
<br />
1830<br />
Alexander Gardiner melintasi Pelana Karakoram dari Sinkiang di Cina ke wilayah Kashmir di India.<br />
<br />
1852<br />
Ahli-ahli ukur tanah di India berhasil menentukan ketinggian Puncak XV, 8840 meter. Berarti puncak tertinggi di dunia, mengalahkan Puncak VIII (Kangchenjunga, 8598 m) yang sebelumnya dianggap paling tinggi. Puncak XV itu lalu diberi nama Everest (padahal aslinya orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma kata orang Tibet). Belakangan ketinggiannya dikoreksi, 8888 meter, lalu dikoreksi lagi menjadi 8848 meter, sampai sekarang.<br />
<br />
1854<br />
Batu pertama Zaman Keemasan dunia pendakian di Alpen, diletakkan oleh Alfred Wills dalam pendakiannya ke Puncak Wetterhom (3708 m), cikal bakal pendakian gunung sebagai olah raga.<br />
<br />
1857<br />
Alpine Club yang pertama berdiri, di Inggris.<br />
<br />
1858<br />
Ketinggian K2 (singkatan Karakoram nomer 2) terukur, 8610 meter, menggeser lagi kedudukan Kangchenjunga menjadi juara tiga.<br />
<br />
1865<br />
Dinding selatan Mont Blanc dipanjat untuk pertama kali lewat lintasan Old Brenva, menandai lahirnya panjat es (ice climbing). Sementara itu di Alpen bagian tengah, Edward Whymper dan enam rekannya berhasil menggapai Puncak Matterhorn (4474 m)di Swiss. Tetapi 4 anggota tim, yang saling terikat dalam satu tali, tewas dalam perjalanan turun, ketika salah seorang terpeleset jatuh dan menyeret yang lain. Musibah ini mengakhiri 11 tahun Zaman Keemasan. Tak urung lebih dari 180 puncak besar telah didaki dalam masa itu, sedikitnya satu kali, dan lebih dari setengahnya oleh orang-orang Inggris.<br />
<br />
1874<br />
WA Coolidge mendaki Puncak Jungfrau dan Wetterhorn di musim dingin, sehingga digelari Bapak Winter Climbing. Pada tahun 1870-an ini muncul trend baru, pendakian tanpa pemandu, yang segera menjadi ukuran kebanggaan di antara pendaki.<br />
<br />
1878<br />
Regu yang dipimpin Clinton Dent berhasil memanjat Aiguille du Dru di Perancis, memicu trend baru lagi, yaitu pemanjatan tebing-tebing yang tak seberapa tinggi namun curam dan sulit.<br />
<br />
1883<br />
WW Graham menjadi orang Eropa pertama yang mengunjungi Pegunungan Himalaya dengan tujuan mendaki gunung sebagai olahraga dan petualangan. Dia mendaki beberapa puncak rendah di kawasan Nanda Devi dan Sikkim India, bahkan konon berhasil mencapai Puncak Changabang (6864 m).<br />
<br />
1895<br />
Percobaan pertama mendaki gunung berketinggian di atas 8000 meter, Nanga Parbat (8125 m), oleh AF Mummery. Orang Inggris yang sering disebut Bapak Pendakian Gunung Modern ini hilang pada ketinggian sekitar 6000 meter.<br />
<br />
1899<br />
Ekspedisi Belanda pembuat peta di Irian menemukan kebenaran laporan Yan Carstensz, yang dibuat hampir 3 abad sebelumnya. Maka namanya diabadikan di situ.<br />
<br />
1902<br />
Percobaan pertama mendaki K2, oleh ekspedisi dari Inggris.<br />
<br />
1907<br />
Ekspedisi di bawah Tom Longstaff mendaki Trisul (7120 m), puncak 7000-an yang pertama. Longstaff adalah orang pertama yang mencoba penggunaan tabung oksigen dalam pendakian.<br />
<br />
1909<br />
Ekspedisi Persatuan Ahli Burung dari Inggris (BPUE) memasuki rawa-rawa sebelah selatan kawasan Carstensz. Dalam 16 bulan mereka kehilangan 16 orang anggota mati dan 120 sakit.<br />
<br />
1910<br />
Karabiner buat pertama kali dipakai dalam pendakian gunung, diperkenalkan oleh pemanjat-pemanjat dari Munich, Jerman Barat, diilhami oleh penggunaannya dalam pasukan pemadam kebakaran.<br />
<br />
1912<br />
Eks anggota ekspedisi BPUE 1090, Dr.AFR Wallaston, kembali ke Irian bersama C.Bodden Kloss, dengan 224 kuli pengangkut barang dan serdadu. Tiga jiwa melayang.<br />
<br />
1921<br />
George L.Mallory dkk. berhasil sampai di North Col Everest dalam perjalanan penjajagan mereka dari sisi Tibet.<br />
<br />
1922<br />
Usaha pertama mendaki Everest berakhir pada ketinggian 8320 meter di punggungan timur laut.<br />
<br />
1924<br />
Mallory dan Irvine yang kembali mencoba Everest, hilang pada ketinggian sekitar 8400 meter. Rekannya, Edward Norton, mencapai 8570 meter, rekor waktu itu, sendirian dan tanpa bantuan tabung oksigen.<br />
<br />
1931<br />
Schmid bersaudara mencapai Puncak Matterhorn lewat dinding utara, sekaligus melahirkan demam North Wall Climbing. Peningkatan taraf hidup di Inggris dan Eropa daratan pada umumnya, menimbulkan perubahan pola penduduk kota melewatkan waktu luangnya, menyebabkan populernya panjat tebing.<br />
<br />
1932<br />
Grivel memperkenalkan cakar es (crampoon) model 12 gigi, yang karena efektifnya tetap disukai hingga kini.<br />
<br />
1933<br />
Comici dari Italia memanjat overhang dinding utara Cima Grande Lavredo di kawasan Dolomite, Alpen Timur, menandai aid climbing yang pertama. Sekitar tahun ini pula sol sepatu Vibram ditermukan oleh Vitale Bramini.<br />
<br />
1936<br />
Dr.A.H.Colijn, manajer umum perusahaan minyak Belanda dekat Sorong, dan geolog DrJ.J.Dozy, menemukan bijih tembaga di kawasan dinding timur Gletser Moriane, tak jauh dari kawasan Carstensz, Irian.<br />
<br />
1937<br />
Bill Murray mengubah tongkat pendaki yang panjang menjadi kapak es, menandai lahirnya panjat es modern.<br />
<br />
1938<br />
Dinding utara Eiger di Swiss akhirnya berhasil dipanjat, oleh tim gabungan Jerman Barat dan Austria, yang oleh Hitler diiming-imingi dengan medali emas olympiade. Dinding maut ini sebelumnya telah menelan cukup banyak korban, dan berlanjut hingga kini. .<br />
<br />
1941<br />
Ekspedisi Archbold ‘menemukan’ Lembah Baliem, kantung suku Dani dengan tingkat kebudayaan yang amat tinggi, di tengah belantara yang seolah tak berbatas dan tak tertembus. Irian kian jadi perhatian ilmuwan-ilmuwan dunia.<br />
<br />
1949<br />
Nepal membuka perbatasannya bagi orang luar.<br />
<br />
1950<br />
Tibet dicaplok Cina. Pendakian Himalaya dari sisi ini tak diperkenankan lagi. Maurice Herzog memimpin ekspedisi Perancis mendaki Annapurna (8091m), puncak 8000-an yang pertama, menandai awal 20 tahun Zaman Keemasan pendakian di Himalaya. Di Alpen, tali nilon mulai dipergunakan. Sebelumnya, tali serat tumbuhan hampir tak memiliki kelenturan, sehingga ada ‘hukum’ bahwa seorang leader tak boleh jatuh, sebab hampir pasti pinggangnya patah tersentak. Pakaian bulu angsa mulai membuat malam-malam di bivouac lebih nyaman.<br />
<br />
1951<br />
Don Whillan menemukan pasangannya, Joe Brown, duet pemanjat terkuat yang pemah dimiliki Inggris. Panjat bebas (free climbing) gaya Inggris menjadi tolok ukur dunia panjat tebing. Walter Bonatti dkk. menyelesaikan dinding timur Grand Capucin, awal aid climbing pada tebing yang masuk kategori big wall.<br />
Bermula di Inggris, terjadi Revolusi Padas. Tebing batu gamping ternyata tak serapuh yang selama itu disangka. Tebing-tebing granit dan batuan beku lainnya mendapat saingan.<br />
<br />
1952<br />
Herman Buhl solo di dinding timur laut Piz Badile di Swiss, dalam waktu 4 1/2 jam. Inilah nenek moyang speed climbing. Rekor waktu pada rute tersebut, yang dibuat tahun 1937, 52 jam !<br />
<br />
1953<br />
Herman Buhl dkk. menggapai Puncak Nanga Parbat (8125 m), puncak 8000-an kedua yang didaki orang. Sir Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris, menjadi manusia-manusia pertama yang berdiri di puncak atap dunia, Everest.<br />
<br />
1954<br />
Ekspedisi Inggris sukses di Kangchenjunga, ekspedisi Perancis sukses di Makalu (8463 m). Di Alpen, Don Whillan dan Joe Brown mencatat dinding Barat Aiguille du Dru dalam 2 hari, rekor lagi.<br />
<br />
1955<br />
Walter Bonatti solo pilar barat daya du Dru 6 hari.<br />
<br />
1956<br />
Ekspedisi Jepang berhasil mendaki Manaslu (8163 m). Jepang segera menjadi salah satu negara besar dalam dunia pendakian di Himalaya.<br />
<br />
1957<br />
Herman Buhl dan tim Austria mencapai Puncak Broad Peak (8047 m), sekaligus mematok pendakian pertama gunung 8000-an dengan alpine tactic.<br />
<br />
1958<br />
Lapangan terbang perintis dibuka pada beberapa lokasi di Irian, membangkitkan semangat para pendaki gunung untuk menjajal Carstensz, sang perawan salju di khatulistiwa.<br />
<br />
1960<br />
Claudio Barbier dari Belgia solo ketiga dinding utara di Tre Cima Laverdo dalam 1 hari. Pertama kali speed climbing menggunakan teknik gabungan free dan aid climbing.<br />
Helm mulai sering digunakan para pemanjat tebing.<br />
Harness menjadi wajib, menyusul kematian seorang pemanjat Inggris di Dolomite. Harness pertama yang diproduksi massal dan dijual untuk umum terbuat dari webbing, merek Tankey.<br />
Tebing 48 Citatah mulai digunakan sebagai ajang latihan bagi pasukan Angkatan Darat kita.<br />
<br />
1961<br />
Ekspedisi dari Selandia Baru coba mendaki Carstensz Pyramide tapi mengalami kegagalan sebab keterlambatan dukungan logistik lewat jembatan udara.<br />
<br />
1962<br />
Puncak Cerstensz Pyramide akhirnya berhasil digapai oteh tim Heinrich Heiner. Juga Puncak Eidenburg didekatnya, oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Phillip Temple.<br />
Awal pemakaian baut tebing di Alpen; Tebing pantai mulai diminati. Pemanjat Amerika Serikat mulai bicara di Alpen, diawali Hemmings dan Robbins yang menciptakan lintasan super sulit di dinding barat du Dru.<br />
<br />
1963<br />
Tim gabungan Inggris-AS memanjat dinding selatan Aiguille du Fou, hardest technical climbing di Alpen waktu ilu, dengan teknik-teknik aid climbing gaya AS. Kode etik dalam panjat tebing mulai banyak diperdebatkan di rumah-rumah minum. Pemanjatan solo pertama Eiger Nordwand, oleh Michel Darbellay, dalam satu hari.<br />
Bonatti dan Zapelli menyantap mix climbing (ice dan rock) tersulit di Alpen, dinding utara Grand Pilier d’Angle di Mont Blanc. Seorang ahli gletser yang baru kembali dari Antartika berusaha mendaratkan pesawat terbangnya di di Puncak Jaya, dekat Carstensz. Untung angin kencang mengurungkan niatnya, sebab salju tebal di sana terlalu lunak sebagai landas pacu. Tapi buntutnya, dua pesawat DC 3 kandas di lereng utara dan selatannya, pada ketinggian sekitar 4300 meter.<br />
<br />
1964<br />
Ekspedisi Cina berhasil mendaki Shisha Pangma (8046 m)di Tibet, satu-satunya puncak 8000-an yang terletak diluar Nepal dan Pakistan (Karakoram). Beberapa pendaki Jepang serta 3 orang ABRI, Fred Athaboe, Sudarto dan Sugirin, yang tergabung dalam Ekspedisi Cendrawasih, berhasil mencapai Puncak Carstensz (4884 m) di Irian. Dua perkumpulan pendaki gunung tertua lahir, Mapala Ul di Jakarta dan Wanadri di Bandung. Tahun ini dianggap awal sejarah pendakian gunung di Indonesia.<br />
<br />
1965<br />
Seratus tahun pendakian pertama Matterhorn diperingati dengan peliputan pendakian Hornli dkk. Oleh BBC/TV sampai ke puncak. Untuk pertama kalinya pendakian gunung maupun panjat tebing menjadi olahraga yang juga dapat ‘ditonton’ orang banyak.<br />
Robbins dan John Harlin dri AS bikin lintasan lurus di dinding barat du Dru, mendemonstrasikan keunggulan pemanjat AS dalam pemanjatan panjang dan berat. Pemerintah Nepal menutup pendakian Himalaya di wilayahnya.<br />
<br />
1967<br />
Revolusi bagi para pemanjat es. Chouinnard memperkenalkan kapak es berujung lengkung, dan McInnes menawarkan jenis Terodactyl. Lahirnya sekrup es berbentuk pipa meningkatkan standar pemanjatan ice climbing.<br />
Penggunaan tali kernmantle dipelopori oleh Inggris.<br />
<br />
1968<br />
Nafas segar bagi para pendaki, sejumlah lapangan terbang milik misi Katolik dibuka (Ji Irian. Tapi dasar sial, hampir bersamaan dengan itu Pemerintah Rl tidak lagi mengeluarkan izin pendakian di kawasan Carstensz.<br />
<br />
1969<br />
Reinhold Messner keluar dari pertapaannya di tebing-tebing Alpen Timur, meluruk ke barat, menyikat dinding es raksasa tes Drotes dalam waktu 81/2 jam solo, membuyarkan rekor sebelumnya, 3 hari.<br />
Pemanjat-pemanjat Jepang mulai membanjiri pasaran di Alpen, antara lain bikin lintasan baru di Eiger.<br />
Sensus yang dilakukan British Mountaineering Club (BMC) mengatakan, ada 45.000 pemanjat dan 500.000 walkers, di Inggris saja.<br />
Nomer perdana majalah ‘Mountain’ beredar, menjadi media pendaki gunung dan pemanjat tebing pertama yang beredar luas dalam bahasa Inggris, sehingga banyak mempengaruhi perkembangan lewat perdebatan dan opini.<br />
Pemerintah Nepal membuka kembali wilayahnya bagi pendakian Himalaya, dengan beberapa peraturan baru dan membatasi pendakian pada puncak-puncak yang terdaftar dalam permitted peaks saja. Agen-agen trekking komersial tumbuh dan berjibun seperti kutu yak, menggelitik kelompok-kelompok kecil dari luar ‘main-main’ di Himalaya dengan mudah dan murah.<br />
Soe Hok Gie dan ldhan Lubis gugur di Gunung Semeru, terkena gas beracun.<br />
<br />
1970<br />
Dinding Selatan Annapurna dirambah tim Inggris, menggunting pita pembukaan era pendakian jalur-jalur sulit di gunung-gunung besar. Tingkat kesulitan lintasan menjadi lebih penting dari pada sekedar mencapai puncak. Ini tak lepas dari kian canggihnya perlengkapan panjat es, kecepatan pemanjatan meningkat drastis.<br />
Di Alpen artificial climbing tambah populer dan kaya teknik. Kurang lebih tahun ini pula lahir cabang panjat dinding. Tebing buatan yang pertama dikenal orang kemungkinan besar didirikan di Universitas Leeds,Inggris. Perancangnya Don Robinson, yang kemudian juga merancang dinding panjat di Acker’s Trust, Birmingham, dinding panjat pertama yang diklaim mampu menampung segala pegangan, pljakan dan gerakan panjat tebing, sekaligus menawarkan bentuk sculpture yang artistik.<br />
Sejalan dengan itu, bentuk-bentuk latihan terpisah dalam panjat tebing mulai menggema. Salah seorang pelopornya ialah Pete Livesey, pemanjat yang juga pecinta speleologi dan olahraga kano, serta punya dasar di atletik sebagai pelari. Pete tahu benar pentingnya latihan spesifik bagi jenis-jenis olahraga tersebut. Dan dia mencoba menerapkan prinsip yang sama pada panjat tebing. Pelan tapi pasti, panjat tebing mulai dipandang lebih sebagai kegiatan atletis, ketimbang sekedar ‘hura-hura di tebing’. Tak lagi memadai semboyan ‘best training for climber is climbing’, apalagi hanya dengan memupuk kejantanan lewat gelas-gelas bir, seperti yang selama & dianut.<br />
<br />
1971<br />
Kawasan Carstensz kembali dibuka untuk pendakian, segera diserbu oleh ekspedisi-ekspedisi dari Australia, Jerman, AS, bahkan Hongkong. Tahun ini pula Mapala UI berhasil mencapai Puncak Jaya, antara lain oleh Herman O. Lantang dan Rudy Badil, orang-orang sipil Indonesia pertama.<br />
<br />
1972<br />
Untuk pertama kalinya panjat dinding masuk dalam jadwal olimpiade, yaitu didemonstrasikan dalam Olympiade Munich.<br />
<br />
1974<br />
Pasangan Reinhold Messner dan Peter Habeler mendaki Hidden Peak (8068 m) di Karakoram, 3 hari dengan Alpine push, kemudian memecahkan rekor kecepatan Eiger, 10 jam.<br />
<br />
1975<br />
Ekspedisi dari Jepang menjadi tim wanita pertama yang menjejakkan Puncak Everest. Sementara itu Cina mengirimkan tim pertamanya, dari punggungan timur laut. Perlengkapan panjat es kian lengkap, lalu ramalan cuaca kian akurat dengan intervensi komputer. Akibatnya, seolah tak ada lagi pelosok Alpen yang terpencil.<br />
Namun, bercak-bercak kapur magnesium mulai terasa merisihkan tebing-tebing di Inggris dan Eropa daratan, kebanyakan dituduhkan sebagai ulah pemanjat-pemanjat ‘hijau’, yang mengobral magnesium pada lintasan-lintasan yang seharusnya bisa dilampaui tanpa bubuk itu.<br />
<br />
1976<br />
Harry Suliztiarto tak sanggup lagi menahan obsesinya, dengan tali nilon dia mulai latihan panjat memanjat di Citatah, dan dibelay oleh pembantu rumahnya. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia.<br />
<br />
1977<br />
Skygers Amateur Rock Climbing Group didirikan di Bandung oleh Harry Suliztiaito, Agus Resmonohadi, Heri Hermanu, Deddy Hikmat. Inilah awal tersebarnya kegiatan panjat tebing di Indonesia.<br />
Ekspedisi Selandia Baru coba mendaki Everest tanpa bantuan sherpa. Mereka cuma sampai South Col, tapi mereka mereka seolah memukul gong yang gaungnya merantak ke mana-mana, ‘ekspedisi berdikari’. Yang pro mengganggapnya sebagai kejujuran yang wajib, yang kontra melecehkannya sebagai kesia-siaan yang konyol. Perdebatan tak selesai hingga kini.<br />
<br />
1978<br />
Messner & Habeler menggegerkan dunia kangouw Himalaya dengan pendakian Everest tanpa bantuan tabung oksigen. Tambah geger ketika Messner bersolo karier di Nanga PQrtied dalam waktu 12 hari. Pendakian solo ini oleh banyak pakar dianggap lebih penting daripada pendakian tanpa oksigennya.<br />
Pemerintah Nepal menambahkan beberapa permitted peaks.<br />
<br />
1979<br />
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium, Taman Ismail Marzuki.<br />
<br />
1980<br />
Tebing Parang untuk pertama kalinya oleh tim ITB, di bawah pimpinan Harry Sulisztiarto. Wanadri untuk pertamakalinya menyelenggarakan ekspedisi ke Carstensz di Pegunungan Jayawijaya. Skygers menyelenggarakan sekolah panjat tebing untuk pertama kalinya. Sampai kini belum ada lagi kelompok yang membuat pendidikan panjat tebing untuk umum seperti ini.<br />
<br />
Pemerintah Nepal membuka kesempatan pendakian musim dingin, di samping musim semi dan musim gugur. Kian banyak kaki meratakan jalan-jalan setapak dipelbagai pelosok Himalaya, kikan tinggi sampah menumpuk di sana-sini. Sebagai gantinya, konon mata uang asing makin deras mengalir ke sana. Tapi siapa yang tambah kaya?<br />
1981<br />
Dua ekspedisi Indonesia sekaligus di dinding Selatan Carstensz, Mapala Ul dan ITB. Salah seorang anggota tim Mapala Ul, Hartono Basuki, gugur di sini. Jayagiri dari Bandung mengirimkan Danardana mengikuti sekolah pendaki gunung di Glenmore Lodge, Skotlandia, dilanjutkan pendakian Matterhorn di Swiss.<br />
<br />
1982<br />
Jayagiri kembali mengirimkan orang, Irwanto, ke sekolah pendakian di ISM, Swiss, dilanjulkan ekspedisi 4 orang ke Mont Blanc di Perancis, dan Matterhorn serta Monte Rosa di Swiss.<br />
Ahmad dari kelompok Gideon Bandung tewas terjatuh di Tebing 48 Citatah, korban pertama panjat tebing di Indonesia.<br />
<br />
1984<br />
UGM (Mapagama) mengirimkan Tim Ekspedisi Gajah Mada ke Irian Jaya. Tim panjatnya berhasil mencapai puncak Carstensz Pyramide melalui jalur normal.<br />
Tebing Lingga di Trenggalek, Jawa Timur, serta tebing pantai Uluwatu di Bali, berhasil dipanjat oleh kelompok Skygers bersama GAP (Gabungan Anak Petualang) dari Surabaya.<br />
<br />
1985<br />
Tebing Serelo di Lahat, Sumatra Selatan, berhasil dipanjat oleh tim yang menamakan dirinya Ekspedisi Anak Nakal. Ekspedisi Mapala Ul gagal mencapai Puncak Chulu West (6584 m) di Himalaya, Nepal. Ekspedisi Jayagiri gagal memanjat Eiger Nordwand.<br />
<br />
1986<br />
Kelompok gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing Bambapuang di selatan Toraja, Sulawesi Selatan.<br />
Ketompok UKL (Unit Kenal Lingkungan) Univeritas Pajajaran Bandung memanjat tebing Gunung Lanang di Jawa Timur.<br />
Pemanjat-pemanjat Jayagiri Bandung merampungkan Dinding Ponot di air terjun Sigura-gura, Sumatera Utara.<br />
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berthasil, menciptakan lintasan baru. Mapala Ul mengirimkan ekspedisi ke Puncak Kilimanjaro (5895 m) di Afrika antara lain Don Hasman (Wartawan Mutiara).<br />
Kompetisi panjat tebing pertama di dunia diselenggarakan di Uni Soviet, di tebing alam, dan sempat ditayangkan juga oteh TVRI.<br />
<br />
1987<br />
Empat Anggota Ekspedisi Aranyacala Universitas Trisakti tewas diserang Gerombolan Pengacau Irian dalam perjalanan menuju Jayawaijaya.<br />
Ekspedisi Wanadri menyelesaikan pemanjatan Tebing Batu Unta di Kalimantan Barat. Kelompok Trupala memanjat tebing Bukit Gajah di Jawa Tengah. Sepikul di Jawa Timur disantap Skygers.<br />
Beberapa ekspedisi dan pendaki Indonesia dikirimkan keluar negeri. Mapala Ul ke Puncak Chimborazo (6267 m)dan Cayambe (gagal) di Pegunungan Andes, Amerika Selatan.<br />
Ekspedisi Wanita Indonesia Mendaki Himalaya ke lmja Tse, Himalaya, hampir bersamaan dengan dua anggota Ekspedisi Jayagiri Saddle Marathon yang sedianya berambisi memanggul sepeda ke puncak namun terhadang birokrasi Nepal. Di Afrika, ekspedisi sepeda ini berhasil mencapal puncak tertingginya, Kilimanjaro (5895 m) dan Mount Kenya (5199 m, tanpa sepeda).<br />
Ekspedisi Wanadri gagal mencapai Puncak Vasuki Parbat (6792 m) di Garhwal Himalaya, India.<br />
Lomba panjat tebing pertama di Indonesia dilaksanakan di tebing pantai Jimbaran di Ball.<br />
<br />
1988<br />
Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 atlet pemanjat Prancis yang diundang atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan ilmu lewat kursus singkat kepada pemanjat-pemanjat kita. Bersamaan, lahir Federasi Panjat Gunung & Tebing Indonesia, diketuai Harry Suliztiarto.<br />
Untuk pertama kalinya disusun rangkaian kejuaraan untuk memperebutkan Piala Dunia Panjat Dinding yang direstui dan diawasi langsung oleh UIAA (badan Internasional yang membawahi federasi-federasi panjat tebing dan pendaki gunung), diawali dengan kejuaraan di Snowbird, Utah, AS.<br />
Ekspedisi panjat tebing pertama yang dilakukan sepenuhnya oleh wanita, Ekspedisi Putri Parang Aranyacala, Tower III. Sedangkan kelompok putranya memanjat Tebing Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.<br />
Ekspedisi UKL Unpad Bandung di Batu Unta, Kalbar, kehilangan satu anggotanya, Yanto Martogi Sitanggang jatuh bebas. Speed climbing pertama di Indonesia dilakukan oleh Sandy & Jati, di dinding utara Parang, 3 jam. Sekaligus merupakan pemanjatan big wall pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya dihubungkan dengan tali.<br />
Lomba panjat ‘tebing buatan’ pertama dilakukan di Bandung, mengambil dinding gardu listrik.<br />
Ekspedisi Wanadri berhasil menempatkan 3 pendakinya di Puncak Pumori (7145 m) di Himalaya, Nepal, disusul pasangan Hendricus Mutter dan Vera dari Jayagiri mendaki Imja Tse (6189 m), tanpa bantuan sherpa.<br />
Lalu di Alpen, Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing gagal memenuhi target waktu 2 hari pemanjatan dinding utara Eiger, mulur menjadi 5 hari. Sedangkan ekspedisi dari Pataga Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru di dinding yang sama.<br />
Di Yosemite, AS, Sandy Febyanto dan Jati Pranoto dari Jayagiri memanjat Tebing Half Dome (gagal memecahkan retor John Bachar & Peter Croft 4,5 jam) dan Tebing El Capitan (gagal memecahkan rekor 10,5 jam).<br />
<br />
1989<br />
Awal tahun dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah, gugurnya salah satu pemanjat terbaik Indonesia, Sandy Febyanto, jatuh di Tebing Pawon, Citatah. Tapi tak lama, semangat almarhum seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat tebing di Bumi Pertiwi ini.<br />
Tim Panjat Tebing Yogyakrta/TPTY melakukan ekspedisi ke Dinding Utara Carstensz tetapi gagal mencapai puncak secara direct, namun jalur normal Carstensz berhasil dipanjat sebelumnya.<br />
Kembali kawasan Citeureup dirambah anak Aranyacala, kali ini Tebing Rungking.<br />
Arek-arek Young Pioneer dari Malang memanjat tebing Gajah Mungkur di seputaran dalam kawah Gunung Kelud. Kemudian tim Jayagiri dalam persiapannya ke Lhotse Shar di Nepal, mematok target memanjati semua pucuk-pucuk tebing sekeliling kawah Kelud tadi, tapi tak berhasil. Ekspedisi Lhotse Shar itu sendiri batal berangkat.<br />
Tebing Uluwatu dipanjat ekspedisi putri yang kedua, dari Mahitala Unpar.<br />
Kelompok MEGA Universitas Terumanegara melakukan Ekspedisi Marathon Panjat Tebing, beruntun di tebing-tebing Citatah, Parang, Gajah Mungkur, dan berakhir di Uluwatu, dalam waktu hampir sebulan, marathon panjat tebing pertama di Indonesia. Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala dia Bambapuang, tapi musibah menimpa sebelum puncak tergapai. Ali Irfan Batubara, fotografer tim, tewas tergelincir dari ketinggian.<br />
Tahun ini tercatat tak kurang dari sepuluh kejuaraan panjat dinding diselenggarakan di Indonesia. Beberapa yang besar antara lain di Universitas Parahyangan Bandung, Universitas Trisakti Jakarta, ISTN Jakarta, di Markas Kopassus Grup I Serang, dua kali oleh Trupala SMA-6 (di Balai Sidang dan Ancol), lalu SMA 70 Bulungan Jakarta, kelompok KAPA FT Ul, Geologi ITB.<br />
Mapala Ul bikin 2 ekspedisi, Mount Cook (3764 m) di Selandia Baru dan Puncak McKinley (6149 m) di Alaska. Empat anggota Wanadri mengikuti kursus pendakian gunung es di Rainier Mountaineering Institute di AS, dilanjutkan dengan bergabung dengan ekspedisi AS ke Kangchenjunga di Himalaya.<br />
Di Alpen, Ekspedisi Wanita Alpen Indonesia berhasil pula merampungkan misinya, mendaki 5 puncak tertinggi di 5 negara Eropa, Mont Blanc (4807m, Perancis), Grand Paradiso (4601 m, Italia), Marts Rosa (4634 m, Swiss), Grossgiockner (3978 m, Austria) dan Zugsptee (2964 m, Jerman Barat).<br />
Akhir tahun ini ditutup dengan gebrakan Budi Cahyono melakukan pemanjatan solo di Tower III Tebing Parang. Artificial solo climbing pada big wall yang pertama di Indonesia.<br />
<br />
1991<br />
Aryati menjadi wanita Asia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya di Puncak Annapurna IV, Himalaya, pada Ekspedisi Annapurna Putri Patria Indonesia.<br />
Tim Srikandi Tim Panjat Tebing Yogyakarta (6 orang) membuat jalur di Bukit Tanggul, Tulung Agung, Jawa Timur.<br />
<br />
1992<br />
Dunia petualangan Indonesia kembali berduka karena kehilangan dua orang terbaiknya, Norman Edwin dan Didiek Syamsu, anggota Mapala UI tewas di terjang badai di Gunung Aconcagua, Argentina.<br />
Ekspedisi Pemanjat Putri Indonesia menjejakkan kakinya di Puncak Tebing Cima Ovest, Tre Cime, Italia.<br />
Ekspedisi Putri Khatulistiwa Tim Panjat Tebing Yogyakarta memanjat dinding utara Bukit Kelam, Sintang, Kalimantan Barat.<br />
<br />
1996<br />
Clara Sumarwati membuat kontroversi dalam pendakiannya di Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya pada tanggal 26 September 1996. Banyak pihak di Indonesia yang meragukan bahwa kedua kakinya telah menjejak puncak tertinggi di dunia itu. Tetapi berdasarkan data dari Adventure Stats.com pada bulan Januari 2002 nama Clara Sumarwati telah tercatat sebagai pendaki Everest ke 836.<br />
<br />
1997<br />
<br />
Pratu Asmujiono menyusul Clara menjejakkan kakinya di Puncak Everest pada tanggal 26 April. Menurut catatan Adventure Stats.com, ia merupakan orang yang ke 851. Asmujiono berangkat bersama tim Ekpedisi Everest Indonesia yang merupakan gabungan anggota Kopassus dan pendaki sipil lainnya.<br />
<br />
(GS,Bahan: katalog LPDN, berbagai sumber).<br />
Sumber : <a href="http://www.cartenzadventure.com/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-indonesia.html" onmousedown="UntrustedLink.bootstrap($(this), "fc5e7", event);" rel="nofollow" target="_blank">http://www.cartenzadventure.com/sejarah-pendakian-gunung-dan-panjat-tebing-di-indonesia.html</a></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-2081786459173405442010-12-24T08:56:00.001-08:002010-12-24T08:56:51.694-08:00SEJARAH DAYAK<div align="justify">Dayak merupakan sebutan bagi penduduk asli pulau Kalimantan. Pulau kalimantan terbagi berdasarkan wilayah Administratif yang mengatur wilayahnya masing-masing terdiri dari: Kalimantan Timur ibu kotanya Samarinda, Kalimantan Selatan dengan ibu kotanya Banjarmasin, Kalimantan Tengah ibu kotanya Palangka Raya, dan Kalimantan Barat ibu kotanya Pontianak.<br />
<br />
Etnis Dayak Kalimantan menurut seorang antropologi J.U. Lontaan, 1975 dalam Bukunya Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, terdiri dari 6 suku besar dan 405 sub suku kecil, yang menyebar di seluruh Kalimantan. Kuatnya arus urbanisasi yang membawa pengaruh dari luar,seperti melayu menyebabkan mereka menyingkir semakin jauh ke pedalaman dan perbukitan di seluruh daerah Kalimantan.<br />
<br />
Mereka menyebut dirinya dengan kelompok yang berasal dari suatu daerah berdasarkan nama sungai, nama pahlawan, nama alam dan sebagainya. Misalnya suku Iban asal katanya dari ivan (dalam bahasa kayan, ivan = pengembara) demikian juga menurut sumber yang lainnya bahwa mereka menyebut dirinya dengan nama suku Batang Lupar, karena berasal dari sungai Batang Lupar, daerah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak, Malaysia. Suku Mualang, diambil dari nama seorang tokoh yang disegani (Manok Sabung/algojo) di Tampun Juah dan nama tersebut diabadikan menjadi sebuah nama anak sungai Ketungau di daerah Kabupaten Sintang (karena suatu peristiwa) dan kemudian dijadikan nama suku Dayak Mualang. Dayak Bukit (Kanayatn/Ahe) berasal dari Bukit/gunung Bawang. Demikian juga asal usul Dayak Kayan, Kantuk, Tamambaloh, Kenyah, Benuag, Ngaju dan lain-lain, yang mempunyai latar belakang sejarah sendiri-sendiri.<br />
<br />
Namun ada juga suku Dayak yang tidak mengetahui lagi asal usul nama sukunya. Nama "Dayak" atau "Daya" adalah nama eksonim (nama yang bukan diberikan oleh mayarakat itu sendiri) dan bukan nama endonim (nama yang diberikan oleh masyarakat itu sendiri). Kata Dayak berasal dari kata Daya” yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat khususnya, (walaupun kini banyak masyarakat Dayak yang telah bermukim di kota kabupaten dan propinsi) yang mempunyai kemiripan adat istiadat dan budaya dan masih memegang teguh tradisinya.<br />
<br />
Kalimantan Tengah mempunyai problem etnisitas yang sangat berbeda di banding Kalimantan Barat. Mayoritas ethnis yang mendiami Kalimantan Tengah adalah ethnis Dayak, yang terbesar suku Dayak Ngaju, Ot Danum, Maanyan, Dusun, dsb. Sedangkan agama yang mereka anut sangat variatif. Dayak yang beragama Islam di Kalimantan Tengah, tetap mempertahankan ethnisnya Dayak, demikian juga bagi Dayak yang masuk agama Kristen. Agama asli suku Dayak di Kalimantan Tengah adalah Kaharingan, yang merupakan agama asli yang lahir dari budaya setempat sebelum bangsa Indonesia mengenal agama pertama yakni Hindu. Karena Hindu telah meyebar luas di dunia terutama Indonesia dan lebih dikenal luas, jika dibandingkan dengan agama suku Dayak, maka Agama Kaharingan dikategorikan ke cabang agama Hindu.<br />
<br />
Propinsi Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses alkurturasi cultural atau perpindahan suatu culture religius bagi masyarakat setempat. Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan dua suku terbesar di Kalimantan Barat yaitu Dayak,Melayu dan Tiongkok. Pada mulanya Bangsa Dayak mendiami pesisir Kalimantan Barat, hidup dengan tradisi dan budayanya masing-masing, kemudian datanglah pedagang dari gujarab beragama Islam (Arab Melayu) dengan tujuan jual-beli barang-barang dari dan kepada masyarakat Dayak, kemudian karena seringnya mereka berinteraksi, bolak-balik mengambil dan mengantar barang-barang dagangan dari dan ke Selat Malaka (merupakan sentral dagang di masa lalu), menyebabkan mereka berkeinginan menetap di daerah baru yang mempunyai potensi dagang yang besar bagi keuntungan mereka.<br />
<br />
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Dayak ketika bersentuhan dengan pendatang yang membawa pengetahuan baru yang asing ke daerahnya. Karena sering terjadinya proses transaksi jual beli barang kebutuhan, dan interaksi cultural, menyebabkan pesisir Kalimantan Barat menjadi ramai, di kunjungi masyarakat lokal (Dayak) dan pedagang Arab Melayu dari Selat Malaka. Di masa itu system religi masyarakat Dayak mulai terpengaruh dan dipengaruhi oleh para pedagang Melayu yang telah mengenal pengetahuan, pendidikan dan agama Islam dari luar Kalimantan. Karena hubungan yang harmonis terjalin baik, maka masyarakat lokal atau Dayak, ada yang menaruh simpati kepada pedagang Gujarat tersebut yang lambat laun terpengaruh, maka agama Islam diterima dan dikenal pada tahun 1550 M di Kerajaan Tanjung Pura pada penerintahan Giri Kusuma yang merupakan kerajan melayu dan lambat laun mulai menyebar di Kalimantan Barat.<br />
<br />
masyarakat Dayak masih memegang teguh kepercayaan dinamismenya, mereka percaya setiap tempat-tempat tertentu ada penguasanya, yang mereka sebut: Jubata, Petara, Ala Taala, Penompa dan lain-lain, untuk sebutan Tuhan yang tertinggi, kemudian mereka masih mempunyai penguasa lain dibawah kekuasaan Tuhan tertingginya: misalnya: Puyang Gana ( Dayak mualang) adalah penguasa tanah , Raja Juata (penguasa Air), Kama”Baba (penguasa Darat),Jobata,Apet Kuyan'gh(Dayak Mali) dan lain-lain. Bagi mereka yang masih memegang teguh kepercayaan dinamisme nya dan budaya aslinya nya, mereka memisahkan diri masuk semakin jauh kepedalaman.<br />
adapun segelintir masyarakat Dayak yang telah masuk agama Islam oleh karena perkawinan lebih banyak meniru gaya hidup pendatang yang dianggap telah mempunyai peradaban maju karena banyak berhubungan dengan dunia luar. (Dan sesuai perkembangannya maka masuklah para misionaris dan misi kristiani/nasrani ke pedalaman). Pada umumnya masyarakat Dayak yang pindah agama Islam di Kalimantan Barat dianggap oleh suku dayak sama dengan suku melayu. Suku Dayak yang masih asli (memegang teguh kepercayaan nenek moyang) di masa lalu, hingga mereka berusaha menguatkan perbedaan, suku dayak yang masuk Islam(karena Perkawinan dengan suku Melayu) memperlihatkan diri sebagai suku melayu.banyak yang lupa akan identitas sebagai suku dayak mulai dari agama barunya dan aturan keterikatan dengan adat istiadatnya. Setelah penduduk pendatang di pesisir berasimilasi dengan suku Dayak yang pindah(lewat perkawinan dengan suku melayu) ke Agama Islam,agama islam lebih identik dengan suku melayu dan agama kristiani atau kepercayaan dinamisme lebih identik dengan suku Dayak.sejalan terjadinya urbanisasi ke kalimantan, menyebabkan pesisir Kalimantan Barat menjadi ramai, karena semakin banyak di kunjungi pendatang baik local maupun nusantara lainnya.<br />
<br />
Untuk mengatur daerah tersebut maka tokoh orang melayu yang di percayakan masyarakat setempat diangkat menjadi pemimpin atau diberi gelar Penembahan (istilah yang dibawa pendatang untuk menyebut raja kecil ) penembahan ini hidup mandiri dalam suatu wilayah kekuasaannya berdasarkan komposisi agama yang dianut sekitar pusat pemerintahannya, dan cenderung mempertahankan wilayah tersebut. Namun ada kalanya penembahan tersebut menyatakan tunduk terhadap kerajaan dari daerah asalnya, demi keamanan ataupun perluasan kekuasaan.<br />
<br />
Masyarakat Dayak yang pindah ke agama Islam ataupun yang telah menikah dengan pendatang Melayu disebut dengan Senganan, atau masuk senganan/masuk Laut, dan kini mereka mengklaim dirinya dengan sebutan Melayu. Mereka mengangkat salah satu tokoh yang mereka segani baik dari ethnisnya maupun pendatang yang seagama dan mempunyai karismatik di kalangannya, sebagai pemimpin kampungnya atau pemimpin wilayah yang mereka segani.<br />
<br />
<br />
<br />
Re: Sejarah Dayak<br />
<br />
<br />
<br />
Ada pelbagai pendapat tentang asal-usul orang Dayak, tetapi setakat ini belum ada yang betul-betul memuaskan. Namun, pendapat yang diterima umum menyatakan bahawa orang Dayak ialah salah satu kelompok asli terbesar dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan (Tjilik Riwut 1993: 231). Gagasan tentang penduduk asli ini didasarkan pada teori migrasi penduduk ke Kalimantan. Bertolak dari pendapat itu adalah dipercayai bahawa nenek moyang orang Dayak berasal dari China Selatan, sebagaimana yang dinyatakan oleh Mikhail Coomans (1987: 3):…semua suku bangsa Daya termasuk pada kelompok yang bermigrasi secara besar-besaran dari daratan Asia. Suku bangsa Daya merupakan keturunan daripada imigran yang berasal dari wilayah yang kini disebut Yunnan di Cina Selatan. Dari tempat itulah kelompok kecil mengembara melalui Indo China ke jazirah Malaysia yang menjadi loncatan untuk memasuki pulau-pulau di Indonesia, selain itu, mungkin ada kelompok yang memilih batu loncatan lain, yakni melalui Hainan, Taiwan dan Filipina. Perpindahan itu tidak begitu sulit, kerana pada zaman glazial (zaman es) permukaan laut sangat turun (surut), sehingga dengan perahu-perahu kecil sekalipun mereka dapat menyeberangi perairan yang memisahkan pulau-pulau itu.<br />
Adalah dipercayai bahawa penduduk Yunnan pada masa itu melakukan perpindahan untuk mencari tempat yang dianggap paling dapat memberikan kebebasan bergerak utnuk mencari nafkah, khususnya untuk berladang dan berburu. Rupanya perpindahan itu tidak hanya sekali terjadi, tetapi berlangsung secara bertahap, seperti dikatakan Coomans (1987:3):<br />
<br />
<br />
Kelompok-kelompok pertama yang masuk wilayah Kalimantan ialah kelompok Negrid dan Weeddid, yang sekarang sudah tidak ada lagi. Kemudian disusul oleh kelompok yang lebih besar, yang disebut Proto Melayu. Perpindahan ini berlangsung lagi selama 1000 tahun, antara 3000-1500 sebelum Masehi. Lebih lanjut disebutkan bahawa, “Sekitar lima ratus tahun sebelum Masehi berlangsung lagi suatu perpindahan besar dari daratan Asia ke pulau-pulau Indonesia. Kelompok-kelompok ini disebut Deutro-Melayu” (Coomans 1987: 4).<br />
<br />
<br />
Mengikut Tjilik Riwut (1993: 231) Orang Proto Melayu (Melayu Tua) pada mulanya mendiami kawasan pantai. Akan tetapi, dengan kedatangan orang Melayu Muda, orang Melayu Proto terdesak ke pedalaman, sama ada kerana kalah perang atau kerana kebudayaan Melayu Tua lebih rendah jika dibandingkan dengan Melayu Muda. Kelompok Melayu Muda khasnya, sudah hidup menetap dalam satu komuniti, (seperti rumah panjang), dan mengenal teknik pertanian lahan kering, iaitu berladang.<br />
<br />
Seorang penulis lain, Ch.F.H.Dumont (dipetik dari Tjilik Riwut 1993: 191) merujuk khusus kepada perpindahan orang Dayak ke pedalaman, seperti berikut:<br />
<br />
Orang-orang Dayak ialah penduduk pulau Kalimantan yang sejati, dahulu mereka ini mendiami pulau Kalimantan, baikpun pantai-pantai baikpun sebelah ke darat. Akan tetapi tatkala orang Melayu dari Sumatera dan Tanah Semenanjung Melaka datang ke situ terdesaklah orang Dayak itu lalu mundur, bertambah lama, bertambah jauh ke sebelah darat pulau Kalimantan.<br />
<br />
Teori tentang migrasi ini sekaligus boleh menjawab persoalan: mengapa suku bangsa Dayak kini mempunyai begitu banyak sifat yang berbeza, sama ada dalam bahasa mahu pun dalam ciri-ciri budaya mereka.<br />
<br />
Dewasa ini suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, iaitu Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan dan Punan. Keenam rumpun ini terbagi lagi kepada lebih kurang 405 sub suku. Meskipun terbagi kepada ratusan sub suku, kelompok suku Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi faktor penentu salah suatu sub suku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak. Ciri-ciri tersebut ialah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit beliong (kapak Dayak) pandangan terhadap alam, mata pencarian (sistem perladangan) dan seni tari.<br />
<br />
Copied by: Willy<br />
Copied from: internet (I forgot the site)<br />
sumber : <a href="http://www.facebook.com/topic.php?uid=91436012215&topic=8322" rel="nofollow" target="_blank">http://www.facebook.com/topic.php?uid=91436012215&topic=9226#/topic.php?uid=91436012215&topic=8322</a></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-86701862976136057412010-12-24T08:55:00.000-08:002010-12-24T08:55:11.364-08:00SEKILAS TENTANG PROKLAMASI<div align="justify">SEKILAS TENTANG PROKLAMASI<br />
<br />
FYI, tulisan berikut dikutip benar-benar persis dari Harian Suara Merdeka, hari Jumat, tanggal 18 Agustus 1995, halaman VII, dalam rangka memperingati 50 tahun kemerdekaan Indonesia.<br />
<br />
PS: Sebuah refleksi sejarah sekaligus hiburan segar, di tengah-2 himpitan krisis dan isu teror tanah air.<br />
<br />
Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari kamar tidur? Coba simak ceritanya. Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.<br />
"Pating greges", keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi.<br />
Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.<br />
"Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!", ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bungk Karno kembali ke kamar tidurnya. Masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai...<br />
**********************<br />
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!<br />
***********************<br />
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar "orang Indonesia asli". Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu.<br />
"Orang Indonesia asli" pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).<br />
***********************<br />
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).<br />
************************<br />
Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat. Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa Presiden Soekarno.<br />
Pada 1956, peristiwa tersebut "hampir secara kebetulan" dirayakan di sebuah hotel Hollywood.<br />
Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi Presiden AS). Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan Marilyn dalam hal protokol. Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan "Mr President" atau "Your Excellency", tetapi dengan "Prince Soekarno!"<br />
*************************<br />
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, "Tahun Vivere Perilocoso" (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!<br />
*************************<br />
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.<br />
Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.<br />
************************<br />
Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas!<br />
"Potongan jasmu bagus sekali!" komentar Bung Karno pertama kali tentang jas double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjikoroaminoto, yang menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.<br />
*************************<br />
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur...<br />
***************************<br />
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.<br />
Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?<br />
****************************<br />
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama "Abdullah, co-pilot".<br />
Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui perjuangan Hatta.<br />
Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa "Abdullah" itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya. "You are a liar !" ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru<br />
****************************<br />
Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.<br />
***************************<br />
Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli Indonesia. Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah negara di Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.<br />
****************************<br />
Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk mengenang co-proklamator Indonesia. Sampai detik ini, tidak ada "Jalan Soekarno-Hatta" di ibu kota Jakarta. Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan dengan memakai nama mereka.<br />
****************************<br />
Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar lisan yang diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986 Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.<br />
****************************<br />
Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya "lebih dari dua" proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta, Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat din hari itu ikut menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya. Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik.<br />
"Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau", gerutu Bung Hatta karena usulnya ditolak.<br />
****************************<br />
Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI. Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda.<br />
Sebuah ujung revolver, dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang tentara Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru. Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang mandi sebuah pancuran air terjun.<br />
****************************<br />
Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu kota, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi (1948-1949).<br />
****************************<br />
Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada kenyatannya tidak prnah menduduki jabatan resmi di kabinet RI.<br />
Beliau tidak pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!<br />
****************************<br />
Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942, Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang.<br />
Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri wayang Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak Sekutu.<br />
Paa 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang dengan pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya menyusul peristiwa G30S/PKI.<br />
*****************************<br />
Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden pertama RI, bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret, melainkan memanggil tukang sate !!!<br />
Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).<br />
"Sate ayam lima puluh tusuk!", perintah Presiden Soekarno.<br />
Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor. Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari sebuah negara besar yang baru berusia satu hari.<br />
*****************************<br />
Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah dilupakan oleh Bun Karno.<br />
Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.<br />
******************************<br />
Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia yang memiliki prestasi "luar biasa" dan tidak akan pernah ada yang menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari kemudian, statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-19819460193791311712010-12-24T08:53:00.001-08:002010-12-24T08:53:07.431-08:00ALON-ALONSyair Lagu Alon-alon : <br />
<br />
Alon alon, gilumbang alon<br />
intimmun kattok, dipungka' tiang<br />
bangun bangun, hai dare bangun<br />
ayam bekukkouk, ari na' siang<br />
<br />
buah pidare, berumba' rumbai<br />
berumba' rumbai, siampat igge'<br />
anak dare, turun belimbai<br />
turun belimbai, ampat meade'<br />
<br />
nang tue, bebaju gadong<br />
nang tang ngah, betapeh serong<br />
nang kaccik, besubbang gading<br />
nang bussu, sanggaoul tisendeng<br />
<br />
alon alon, gilumbang alon...<br />
<br />
Interpretasi :<br />
Lagu alon-alon merupakan gambaran tentang suasana subuh / fajar di Sambas, anak-anak Dare (gadis) Sambas yang selalu terbiasa bangun subuh sebelum fajar menyingsing / terbitnya matahari dan lagu ini mengajarkan kepada para gadis belia (dare) di Sambas agar mengerjakan segala sesuatu, janganlah tergesa-gesa, berlakulah dengan alon-alon (pelan-pelan, tidak terburu-buru) dengan penuh perencanaan dan dengan perenungan yang tenan, karena segala tindakan tindakan pada hari ini, selalu dimulai dengan sholat fajar/subuh.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-8825332863085208992010-12-24T08:50:00.003-08:002010-12-24T08:50:46.619-08:00PERSIAPAN FISIK MENDAKI 1Banyak anggapan bahwa mendaki gunung adalah yang hal sepele tanpa persiapan. Memang, mendaki gunung adalah hal sangat menyenangkan, terutama kalo udah ngecamp, hamparan hijaunya gunung, udaranya yang segar, dan airnya bersih,, benar-benar nyaman hmm.....<br />
<br />
Bagi para pemula biasanya yang terbayang dibenak adalah hal-hal yang indah, tapi lupa bahwa untuk sampai ke puncak gunung atau bahkan hanya sampe pos pertama saja mis pos satu gunung gede yang dapat kita temui jika naik dari pos cibodas memerlukan ke semamtaan fisik yang memadai.<br />
<br />
Sering saya temui para pendaki pemula kelelahan baru sampe pos satu, kira-kira satu jam perjalanan dari pos masuk, ditandai perasaan mual, pucat dan sebagainya. Bahkan penulispun pernah mengalaminya pada saat pertama kali bersentuhan dengan kegiatan alam bebas.<br />
<br />
Dari pengalaman penulis persiapan yang pertama yang wajib adalah olah raga, paling mudah adalah joging, bisa juga di gym dengan treadmill, kalo istilah kerennya mungkin cardio.<br />
<br />
Joging yang baik minimal 3 kali sepekan, kalo bisa setiap hari sangat baik. Stop !!!, apakah cukup dengan joging. Lagi pengalaman pribadi penulis yang pertama kali mencoba menginjakkan kaki di puncak gunung di usia diatas tiga puluhan, merasakan sakit pada otot paha depan, dan belakang. Padahal penulis sudah joging setiap hari dengan jarak 2.5 s/d 3 Km .<br />
<br />
Ada yang belum penulis lakukan yaitu latihan beban, latihan beban menurut penulis hal berikutnya yang wajib di lakukan mengingat jarangnya kita berjalan dengan beban dipundak yang beratnya kira-kira 15 s/d 20 Kg. ....Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-35240413782209978932010-12-24T08:50:00.001-08:002010-12-24T08:50:07.923-08:00PERLENGKAPAN DIKSAR 11. SEPATU<br />
- Sepatu Melindungi tapak kaki sampai mata kaki<br />
- Kulit tebal tidak mudah sobek bila kena duri.<br />
- Keras bagian depannya, untuk melindungi ujung jari kaki apabila terbentur batu.<br />
- Bentuk sol bawahnya dapat menggigit ke segala arah dan cukup kaku<br />
- Ada lubang ventilasi bersekat halus.<br />
<br />
2. Kaos kaki<br />
· Menyerap keringat<br />
· Menghindari lecet pada kaki<br />
<br />
3. Celana lapangan<br />
· Kuat, lembut, ringan, praktis<br />
· Tidak menggangu gerakan kaki<br />
· Terbuat dari bahan yang menyerap keringat<br />
· Mudah kering, bila basah tidak menambah berat<br />
<br />
4. Baju Lapangan<br />
· Melindungi tubuh dari kondisi sekitar<br />
· Kuat, ringan, tidak menggangu pergerakan<br />
· Terbuat dari bahan yang menyerap keringat<br />
· Praktis, mudah kering<br />
<br />
5. Topi lapangan<br />
· Melindungi kepala dari kemungkinan cidera akibat duri<br />
· Melindungi kepala dari curahan hujan, terutama kepala bagian belakang<br />
· Kuat dan tidak mudah robek<br />
<br />
6. Sarung tangan<br />
Sebaiknya terbuat dari kulit, tidak kaku dan tidak menghalangi pergerakan<br />
<br />
7. Ikat pinggang<br />
Terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak terlalu besar tapi teguh. Kegunaan ikat pinggang selain menjaga agar celana tidak melorot juga untuk meletakkan alat-alat yang perlu cepat dijangkau , seperti pisau pinggang, tempat air minum dll.<br />
<br />
8. Ransel (carrier)<br />
Ringan, kuat, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan, nyaman dipakai dan praktis.<br />
<br />
9. Peralatan navigasi Kompas, peta, penggaris, busur derajat, pensil dll.<br />
<br />
10. Lampu senter · Water proof dan dilapisi karet · Bola lampu dan batery cadangan<br />
<br />
11. Peluit<br />
<br />
12. Pisau<br />
· Pisau saku serba guna<br />
· Pisau pinggang<br />
· Golok tebas<br />
<br />
13. Perlengkapan tidur :<br />
* 1. Satu set pakaian tidur<br />
* 2. Kaus kaki untuk tidur<br />
* 3. Sleeping bag<br />
* 4. Matras<br />
* 5. Tenda/ ponco/ plastik untuk bivak<br />
<br />
14. Perlengkapan masak dan makan :<br />
* 1. Alat masak lapangan (misting)<br />
* 2. Alat bantu makan lainnya (sendok, piring, dll)<br />
* 3. Alat pembuat api (lilin, spirtus, parafin, dll)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-15047499088722495802010-12-24T08:49:00.001-08:002010-12-24T08:49:21.086-08:00PENGETAHUAN DASAR NAVIGASI 1Navigasi darat adalah ilmu praktis. Kemampuan bernavigasi dapat terasah jika sering berlatih. Pemahaman teori dan konsep hanyalah faktor yang membantu, dan tidak menjamin jika mengetahui teorinya secara lengkap, maka kemampuan navigasinya menjadi tinggi. Bahkan seorang jago navigasi yang tidak pernah berlatih dalam jangka waktu lama, dapat mengurangi kepekaannya dalam menerjemahkan tanda-tanda di peta ke medan sebenarnya, atau menerjemahkan tanda-tanda medan ke dalam peta. Untuk itu, latihan sesering mungkin akan membantu kita untuk dapat mengasah kepekaan, dan pada akhirnya navigasi darat yang telah kita pelajari menjadi bermanfaat untuk kita.<br />
<br />
Pada prinsipnya navigasi adalah cara menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta.<br />
<br />
Beberapa media dasar navigasi darat adalah :<br />
<br />
Peta<br />
<br />
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.<br />
<br />
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :<br />
<br />
* Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta<br />
* Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta<br />
* Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya<br />
* Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.<br />
* Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).<br />
* Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.<br />
<br />
Di Indonesia, peta yang lazim digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, lalu peta dari Jawatan Topologi, yang sering disebut sebagai peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960.<br />
<br />
Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5 m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.<br />
<br />
Koordinat<br />
<br />
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :<br />
<br />
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30″), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60″).<br />
2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).<br />
<br />
Analisa Peta<br />
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.<br />
<br />
1. Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.<br />
2. Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :<br />
* Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan<br />
* Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah<br />
* Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah<br />
* Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.<br />
* Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:<br />
1. Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.<br />
2. Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak<br />
3. Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.<br />
4. Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian<br />
5. Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian<br />
6. Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.<br />
7. Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk<br />
8. Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan<br />
<br />
Kompas<br />
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya, jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis). Secara fisik, kompas terdiri dari :<br />
<br />
* Badan, tempat komponen lainnya berada<br />
* Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.<br />
* Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.<br />
<br />
Jenis kompas yang biasa digunakan dalam navigasi darat ada dua macam yakni kompas bidik (misal kompas prisma) dan kompas orienteering (misal kompas silva, suunto dll). Untuk membidik suatu titik, kompas bidik jika digunakan secara benar lebih akurat dari kompas silva. Namun untuk pergerakan dan kemudahan ploting peta, kompas orienteering lebih handal dan efisien.<br />
<br />
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat<br />
<br />
Cttn: saat ini sudah banyak digunakan GPS [global positioning system] dengan tehnologi satelite untuk mengantikan beberapa fungsi kompas.<br />
<br />
Orientasi Peta<br />
<br />
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:<br />
<br />
1. Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.<br />
2. Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar<br />
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya<br />
4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan<br />
5. Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.<br />
<br />
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.<br />
<br />
Resection<br />
Prinsip resection adalah menentukan posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik ini paling tidak membutuhkan dua tanda medan yang terlihat jelas dalam peta dan dapat dibidik pada medan sebenarnya (untuk latihan resection biasanya dilakukan dimedan terbuka seperti kebun teh misalnya, agar tanda medan yang ekstrim terlihat dengan jelas).<br />
<br />
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti.<br />
Langkah-langkah melakukan resection:<br />
<br />
1. Lakukan orientasi peta<br />
2. Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah<br />
3. Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).<br />
4. Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.<br />
5. Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.<br />
6. Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta.<br />
<br />
Intersection<br />
<br />
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat dilapangan tetapi sukar untuk dicapai atau tidak diketahui posisinya di peta. Syaratnya, sebelum intersection kita sudah harus yakin terlebih dahulu posisi kita dipeta. Biasanya sebelum intersection, kita sudah melakukan resection terlebih dahulu.<br />
<br />
Langkah-langkah melakukan intersection adalah:<br />
<br />
1. Lakukan orientasi peta<br />
2. Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.<br />
3. Bidik obyek yang kita amati<br />
4. Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta<br />
5. Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3<br />
6. Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.<br />
<br />
Azimuth – Back Azimuth<br />
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:<br />
<br />
* Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º<br />
* Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º<br />
<br />
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.<br />
<br />
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:<br />
<br />
1. Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.<br />
2. Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.<br />
3. Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.<br />
4. Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).<br />
5. Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.<br />
<br />
Merencanakan Jalur Lintasan<br />
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.<br />
<br />
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.<br />
<br />
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.<br />
<br />
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.<br />
<br />
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.<br />
<br />
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.<br />
<br />
1. Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.<br />
2. Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya<br />
3. Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.<br />
4. Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.<br />
5. Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.<br />
<br />
Penampang Lintasan<br />
Penampang lintasan adalah penggambaran secara proporsional bentuk jalur lintasan jika dilihat dari samping, dengan menggunakan garis kontur sebagai acuan. Sebagaimana kita ketahui bahwa peta topografi yang dua dimensi, dan sudut pendangnya dari atas, agak sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana bentuk medan lintasan yang sebenarnya, terutama menyangkut ketinggian. Dalam kontur yang kerapatannya sedemikian rupa, bagaimana kira-kira bentuk di medan sebenarnya. Untuk memudahkan kita menggambarkan bentuk medan dari peta topografi yang ada, maka dibuatlah penampang lintasan.<br />
<br />
Beberapa manfaat penampang lintasan :<br />
<br />
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan<br />
2. Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan<br />
3. Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu<br />
4. Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.<br />
<br />
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:<br />
<br />
1. Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus<br />
2. Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.<br />
3. Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.<br />
4. Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.<br />
5. Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.<br />
<br />
Ingatlah hai engkau penjelahan alam :<br />
<br />
1. Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]<br />
2. Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]<br />
3. Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki]<br />
<br />
dan senantiasa ;<br />
<br />
1. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa<br />
2. Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan pegiat dan peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]<br />
3. Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-12154023941842662572010-12-24T08:44:00.001-08:002010-12-24T08:44:49.572-08:0075 CARA SELAMATKAN BUMISebarkan Tip ini kepada tiap orang yang anda jumpai. Memang lidah tak<br />
bertulang, berbicara memang lebih mudah dibanding melakukannya. Padahal<br />
tanpa banyak bicarapun sebenarnya kita semua bisa ikut mengambil bagian<br />
dalam upaya pelestarian lingkungan<br />
<br />
1. Jangan menggunakan listrik untuk penerangan atau peralatan kecuali jika anda benar-benar sedang menggunakannya, jika tidak menggunakannya matikanlah !<br />
2. Menggunakan lampu luorescent (neon) yang hemat energi.<br />
3. Pergunakan penerangan, pembangkit listrik, unit-unit pemanas bertenaga surya.<br />
4. Manfaatkan lebih banyak penerangan cahaya alam.<br />
5. Pergunakan ventilasi yang struktural untuk penyejuk ruangan daripada menggunakan Air Condition (AC)<br />
6. Pergunakan air dingin, bukan air panas.<br />
7. Pastikan peralatan bertenaga listrik tetap efisien dan terawat dengan baik<br />
8. Pengendalian penerangan, alat pendingin udara secara otomatis, misal dengan alat sensor cahaya<br />
9. Pergunakan alat-alat pematul cahaya untuk menggantikan lampu penerangan.<br />
10. Pergunakan film pelapis kaca atau rayban untuk mengurangi panas matahari.<br />
11. Tanamlah tanaman sebanyak mungin di kebun anda untuk mengurangi karbondiosida.<br />
12. Jangan membakar apa saja, bahkan rokok.<br />
13. Lengkapi mobil atau motor anda dengan katalisator.<br />
14. Jika anda menghentikan kendaraan dalam waktu yang tidak lama, jangan matikan mesin kendaraan anda.<br />
15. Kurangi bawaan pada kendaraan anda untuk mengurangi beban, bahkan mengeluarkan sebatang pensil dari kendaraanpun akan membantu.<br />
16. Jangan membuang sesuatu yang dapat di daur ulang, seperti kaleng aluminium dan kertas. Simpan dan berikan pemulung untuk dijual kembali.<br />
17. Meminimalisir penggunaan styrofoam (gabus sintetik) untuk bungkus makanan.<br />
18. Lihat dan periksa kembali jika anda menggunakan aerosol, cat, AC, apakah mengandung khlorofluorokarbon (CFC).<br />
19. Jangan beli barang apapun yang langsung dibuang sesudah dipakai sekali, jika ada barang sejenis yang dapat dibeli sebagai investasi jangka panjang.<br />
20. Belilah produk yang anda sukai sehingga produk tersebut tidak perlu diganti sampai benar-benar rusak dan tidak dapat dipakai kembali.<br />
21. Cobalah untuk tidak memiliki barang yang hanya memiliki nilai estetika saja.<br />
22. Berhati-hati dengan barang plastik yang anda beli karena ada beberapa jenis plastik tidak dapat di daur ulang.<br />
23. Bawalah tas anda sendiri jika hendak berbelanja yang terbuat dari kain atau kanvas untuk mengurangi produk plastik.<br />
24. Katakan pada seseorang jika anda melihatnya membuang sampah secara sembarangan.<br />
25. Jangan sekali-sekali memotong tanaman atau menebang pohon karena tetumbuhan membantu menyelamatkan bumi.<br />
26. Sirami taman anda dengan air hujan, buat sistem tadah hujan. <br />
27. Pergunakan air sehemat mungkin untuk mencuci kendaraan dan menyiram kebun anda.<br />
28. Pisahkan sampah yang dapat di daur ulang dan tidak.<br />
29. Jangan membuang sampah kedalam saluran air, terusan air, sungai dan laut.<br />
30. Jangan gunakan bahan kimia terutama bahan detergen dan bahan pembersih yang mengandung phospat.<br />
31. Pakailah bahan pengganti zat kimia dalam rumah misal jus lemon dicampur dengan garam,cuka dan amoniak.<br />
32. Jangan menggunakan air lebih dari yang anda perlukan.<br />
33. Apabila mungkin, air di daur ulang.<br />
34. Jangan menggunakan air untuk membersihkan halaman jika dapat dibersihkan dengan sapu.<br />
35. Pastikanlah agar keran bekerja dengan baik dan pergunakan pancuran yang mengalir pelan. <br />
36. Periksa pembilas toilet berada dalam keadaan baik untuk menghindarkan pembilasan yang tidak perlu.<br />
37. Simpan air bekas dan mesin cuci pakaian untuk mencuci kendaraan anda.<br />
38. Biasakan meminum air dengan tidak menyisakan air dalam gelas.<br />
39. Jangan melakukan perjalanan, kecuali anda terpaksa melakukannya.<br />
40. Jangan melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, kecuali jika anda memang terpaksa.<br />
41. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan, karbon monoksida dan ongkos parkir.<br />
42. Pergunakan sepeda, jika jarak yang ditempuh relatif dekat.<br />
43. Pergunakan bahan bakar yang bebas timah (unleaded fuel)<br />
44. Pergunakan bahan bakar beroktan rendah.<br />
45. Mengkonversi mesin kendaraan anda untuk memakai gas alam yang dipadatkan.<br />
46. Merawat mesin dengan teratur.<br />
47. Pilih kendaraan yang menggunakan bahan bakar paling efisien.<br />
48. Jika hendak mencetak (nge-print) periksa setting print terlebih dahulu, pergunakan cetak draft untuk menghemat tinta.<br />
49. Pergunakan dibalik kertas yang telah terpakai untuk kebutuhan intern.<br />
50. Jangan pergunakan gambar-gambar yang yang tidak dibutuhkan dalam sebuah<br />
tulisan, karena gambar membutuhkan tinta yang lebih.<br />
51. Pilih jenis dan ukuran huruf yang standart.<br />
52. Jangan mempergunakan pupuk yang mengandung zat kimia atau penyalahgunaan pestisida.<br />
53. Pergunakan bahan kimia untuk tanaman herbisida dan fungisida seefisien mungkin.<br />
54. Mulailah menanam tanaman dengan teknik hidroponik (ditanam tanpa menggunakan tanah dan hanya memberi gizi secukupnya di dalam air.<br />
55. Untuk pedagang keliling, jangan menghidupkan alat-alat yang menimbulkan suara bising, kecuali untuk memberikan demonstrasi kepada konsumen.<br />
56. Menghindarkan musik pengiring ditempat-tempat publik.<br />
57. Jangan mengoperasikan peralatan pada jam-jam puncak istirahat.<br />
58. Hindari memperdengarkan musik bersuara keras, sehingga mengaburkan bunyi pengumuman yang penting.<br />
59. Pastikan bahwa peralatan benar-benar kedap suara dan diservis untuk memperkecil suara bising.<br />
60. Pakailah alat penutup telinga jika bekerja pada mesin yang bersuara bising.<br />
61. Pastkan agar produk yag menimbulkan suara mengeluarkan suara sekecil mungkin atau diisolasi.<br />
62. Gunakanlah alat-alat musik pada tingkat suara yang wajar dan tidak memekakkan telinga.<br />
63. Jangan menempel poster,atribut organisasi atau hal-hal yang berbau promosi di dinding atau tembok di area publik.<br />
64. Hindari pemasangan tanda penunjuk atau rambu lebih dari satu sehingga orang tidak dibingungan dengan rambu itu.<br />
65. Pasanglah reklame atau baliho pada tingkat kewajaran. <br />
66. Jangan bangun pabrik yang menimbulkan pencemaran di daerah pemukiman.<br />
67. Pastikan adanya prasarana yang memadai untuk pembuangan seluruh limbah.<br />
68. Meminimalisir tingkat asap beracun dan limbah cair yang rendah.<br />
69. Cari informasi dari pemerintah mengenai standar pencemaran udara dan air yang dapat diterima.<br />
70. Pergunakan bahan bakar yang paling sedikit menimbulkan pencemaran.<br />
71. Pergunakan teknologi pembersih atau anti pencemaran yang ada untuk menjaga agar prosesing pabrik anda menjadi bersih.<br />
72. Hindarkan pemakaian bahan-bahan beracun, kecuali jika hal tersebut sangat diperlukan sekali.<br />
73. Jangan menanam limbah beracun tanpa nasehat ahli.<br />
74. Jangan membuang limbah beracun di luar pabrik anda.<br />
75. Jangan membakar limbah industri di tempat terbuka.<br />
Apapun yang anda lakukan dan apapun yang anda beli, pikirkan apakah anda merusak lingkungan kita.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8609698336661436208.post-67607180331674734822010-12-24T08:35:00.001-08:002010-12-24T08:35:47.546-08:00SELUK BELUK KOPI<div align="justify">Teman-teman sekalian, saat ini kopi merupakan minuman yang paling digemari. Saat sarapan pagi, saat kerja dan sampai timbul<br />
istilah coffee break di setiap acara resmi seperti seminar, lokakarya,<br />
rapat, dll. Sekalipun demikian mungkin jarang kita mengamati apa<br />
manfaat atau dampak negatif kopi bagi kesehatan. Paling-paling<br />
yang kita tahu setelah minum kopi badan terasa segar dan rasa<br />
kantuk hilang. Sebenarnya, ada nggak sih manfaat dari minum<br />
secangkir kopi ini. Kenapa begitu spesial di mata penikmatnya.<br />
Penasaran ..? Ada baiknya menyimak rangkuman berikut, mudah-<br />
mudahan rasa penasaran anda akan terungkap serta mengerti<br />
mengapa kopi memiliki banyak penggemar.<br />
ok banget..:"1. Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat<br />
kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak<br />
dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal<br />
sebagai trimetilsantin.<br />
2. Kafein membantu anda untuk bisa berpikir lebih cepat. Cobalah<br />
mengkonsumsi kopi 15 menit atau 30 menit sebelum anda<br />
melakukan wawancara pekerjaan atau memberikan presentasi<br />
pada atasan. Hasilnya mungkin akan cukup lumayan, karena<br />
kafein yang terdapat pada kopi terbukti mampu memberikan<br />
’ sinyal’ pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas<br />
mengolah memori pada otak.<br />
3. Kafein mencegah gigi berlubang. Cobalah untuk meminum<br />
secangkir kopi hangat sesaat setelah anda mengkonsumsi cookies,<br />
cake coklat yang lezat, permen rasa buah atau sepotong roti<br />
manis.<br />
4. Kafein mengurangi derita sakit kepala. Penderita migrain dalam<br />
kategori ringan dapat disembuhkan dengan secangkir kopi pekat.<br />
Jadi, sebelum mengkonsumsi obat cobalah dulu sembuhkan sakit<br />
kepala anda dengan minuman berkafein.<br />
5. Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara<br />
melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan<br />
kerongkongan dengan paru.<br />
6. Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan<br />
aktifitas fisik lebih lama, di perkirakan karena kafein membuat<br />
“ bahan bakar” yang dipakai otot lebih lama.<br />
7. Kafein bisa meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa<br />
lebih segar dan energik. Perempuan yang minum dua cangkir<br />
kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terkena<br />
pengeroposan tulang (osteoporosis).<br />
8. Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori,<br />
karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang<br />
dapat mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood dan konsentrasi.<br />
Orang dewasa yang minum kopi sebelum test memori<br />
menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding mereka<br />
yang minum kopi tanpa kafein.<br />
9. Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan<br />
molekul yang dapat merusak sel dna.<br />
10. Kafein juga melindungi jantung dan kanker. (tapi bukan untuk<br />
mereka yang berisiko tinggi penyakit jantung.)<br />
11. Mengurangi risiko mengidap diabetes<br />
12. Parkinson jarang ditemukan pada orang yang minum kopi<br />
secara teratur. Sebuah riset menyimpulkan penyakit ini justru<br />
ditemukan pada pria yang tidak minum kopi tiga kali lebih banyak<br />
daripada pria penikmat kopi.<br />
13. Minum kopi membuat sperma “berenang” lebih cepat dan<br />
mampu meningkatkan kesuburan pria. Hal ini diumumkan para<br />
ilmuwan brasil dalam pertemuan “american society for<br />
reproductive medicine” di san antonio, dimana pembicaraan<br />
utama berkisar pada efek obat-obatan terhadap kesuburan kaum<br />
adam."<br />
dampak negatif..:"sayangnya, kebiasaan minum kopi acap kali<br />
memunculkan efek ""kecanduan"" baik secara psikologis maupun<br />
fisiologis. Ciri umum ketergantungan kopi antara lain rasa letih atau<br />
lelah, tak bersemangat dan mengantuk kalau sehari saja tidak<br />
minum kopi. Yang wajar adalah mengonsumsi kopi sebanyak 85<br />
- 200 mg atau 1 - 3 cangkir kopi. Berikut ini adalah dampak negatif<br />
yang sering ditimbulkan dengan meminum kopi :<br />
1. Minum kopi di atas 250 mg sekaligus dapat menyebabkan<br />
gangguan kesehatan, seperti jantung berdebar, gelisah, insomnia<br />
(sulit tidur), gugup, tremor (tangan bergetar), bahkan mual sampai<br />
muntah-muntah.<br />
2. Minum kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi (tekanan<br />
darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan<br />
darah meningkat tajam. Selain itu, kopi juga bisa meningkatkan<br />
aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin bertambah. Jadi,<br />
jangan heran kalau tak lama sehabis mengkonsumsi kopi kandung<br />
kencing cepat penuh.<br />
3. Minum kopi terlalu banyak bisa pula mengurangi kesuburan<br />
wanita, apalagi kalau dikombinasikan dengan alkohol. Bagi wanita<br />
usia menopause, minum kopi dalam jumlah banyak bisa<br />
menambah risiko kekeroposan tulang (osteoporosis).<br />
4. Pada dosis sedang, kafein menaikkan produksi asam lambung<br />
yang berlangsung lama, sehingga dapat memperbesar risiko<br />
penyakit lambung, tukak lambung, atau tukak usus halus. Jadi<br />
para penderita kelemahan lambung hendaknya menghindari<br />
konsumsi kopi."<br />
yang perlu diketahui..:"berikut ini dijelaskan hal-hal yang anda<br />
perlu ketahui bagi peminat kopi :<br />
1. Dosis<br />
memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang<br />
boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian<br />
mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai<br />
3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada<br />
kebanyakan orang sehat.<br />
2. Sinyal bahaya<br />
ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali<br />
diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi<br />
sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal<br />
bahaya itu antara lain: Gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur<br />
dan gangguan mood (mis: Cepat marah). Seorang peminum kopi<br />
yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami<br />
“ caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut,<br />
namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat<br />
caffeine dosis baru.<br />
3. Dengarkan respon tubuh<br />
setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine.<br />
Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari<br />
tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya<br />
dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita<br />
setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang<br />
malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi.<br />
So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!<br />
4. Kenali kandungan caffeine<br />
setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita<br />
mengetahui kandungan caffeine dalam produk-produk yang<br />
sering kita konsumsi.<br />
Bagi anda yang mengalami dampak negatif dari minuman kopi,<br />
anda bisa menggantikann dengan segelas air jeruk, sayuran hijau,<br />
disertai konsumsi vitamin b6 dan b12. Jenis-jenis makanan dan<br />
minuman ini tidak mengandung seng dan kafein tapi tinggi<br />
mineral, vitamin serta asam folat. Padahal vitamin b6, b12, dan<br />
asam folat sangat berperan dalam menurunkan kadar homosistein<br />
dalam tubuh, sehingga penyakit jantung koroner pun bisa<br />
dihindari."<br />
tips minum kopi yang baik..:"tips minum kopi yang baik :<br />
1. Jangan menambah gula terlalu banyak. Disarankan kalau<br />
kopinya terasa pihat, anda bisa menambahkan krim atau susu.<br />
Rasa pahit yang ditimbulkan kopi sebenarnya tidak lama. ""kopi<br />
yang bagus dalam roasting-nya, rasa pahitnya hanya 15 detik<br />
dalam tenggorokan.<br />
2. Minum kopi dilengkapi dengan kue.<br />
3. Teguklah kopi seperti meminum anggur. Pertama kali adalah<br />
mencium aromanya. Kemudian saat diminum tidak langsung<br />
ditelan, tapi dikulum terlebih dahulu untuk dikecap. Karena caranya<br />
seperti itu, para penikmat kopi tidak pernah merokok<br />
4.bagi yang sensitive dengan kafein, bisa mencoba yang kadar<br />
kafeinnya sudah berkurang (decaf).<br />
Ok, kopi mania, rasanya penjelasan di atas makin memperkuat<br />
keyakinan anda untuk tetap mengkonsumsi kopi kan. Yang<br />
penting harus di ingat, porsinya tetap dalam batas kewajaran.<br />
Karena sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik untuk kesehatan.<br />
Selamat menikmati kopi."</div>Unknownnoreply@blogger.com0